Hari itu, 1 Desember 1948, jarum jam menunjuk ke pukul 06.30 waktu setempat, seorang pria berpakaian necis dan rapi ditemukan terbaring tak bernyawa di dinding laut Pantai Somerton, Adelaide, Australia.
Tak ada kartu dan tanda yang menunjuk ke identitasnya, hanya rokok yang baru separuh diisap di kantongnya, sejumlah benda lain, dan yang paling menonjol, kertas yang dipilin kencang yang berada di saku tersembunyi di celananya. Kertas itu bertuliskan "Taman Shud" -- yang dalam Bahasa Persia berarti "tamat".
Kertas itu ternyata adalah sobekan terakhir dari buku puisi Persia "Rubaiyat". Namun mengapa ia disembunyikan dan apa maksudnya, hingga kini belum terpecahkan.
Kasus Taman Shud atau juga dikenal dengan Misteri Pria Somerton menjadi kasus paling terkemuka di masa itu. Membangkitkan beragam spekulasi tentang identitas pria itu juga penyebab kematiannya.
Kasus tersebut juga membingungkan para detektif, para penyelidik amatir, dan pemecah kode selama 65 tahun. Jadi kasus paling membingungkan! Dan baru-baru ini, petunjuk baru muncul.
Seorang ahli teknik dari Adelaide University, Profesor Derek Abbott yang telah menginvestigasi kasus tersebut selama 20 tahun yakin benar, ia telah menguak misteri itu.
"Selama ini yang kita publikasikan adalah foto otopsi. Dan sulit untuk mencari pembandingnya, meski kita pernah melihat orang itu," kata dia seperti dimuat News.com.au, Selasa (16/7/2013).
Hal tersebut tak disadari Profesor Abbot hingga suatu hari ia melihat di internet dan terpaku pada foto otopsi Marilyn Monroe.
"Jika seseorang hanya memperlihatkan foto itu padaku dan tak menyebut, itu adalah Marilyn Monroe, aku tak bakal menyangka itu dia," tambah dia.
Dari foto otopsi, Profesor Abbot membuat versi artistik dari gambaran pria itu. Dengan memperhitungkan distorsi setelah proses post-mortem, serta dilengkapi deskripsi eksternal seperti warna mata.
"Ada pekerjaan menebak-nebak seperti dalam rekonstruksi wajah, seperti yang terjadi dalam pengungkapan kejahatan saat seseorang merekonstruksi seseorang berdasarkan ciri-cirinya," kata dia. Atau dalam versi singkat, mirip ketika polisi membuat sketsa buronan dari keterangan para saksi.
Kasus "Taman Shud" selama 65 tahun ini telah membangkitkan banyak teori konspirasi bahwa pria itu adalah mata-mata di masa Perang Dingin. Apalagi, uji koroner mengindikasikan ia tewas diracun.
Berulang kali permintaan muncul yang dialamatkan pada Jaksa Agung South Australia, John Rau agar jasad misterius itu diangkat dari kubur dan menjalani uji DNA. Namun permintaan bertubi itu ditepis -- meski saat ini petisi di Change.org terus mengumpulkan dukungan, dengan alasan rasa ingin tahu publik yang besar menjadi pembenaran. (Ein/Yus)
Tak ada kartu dan tanda yang menunjuk ke identitasnya, hanya rokok yang baru separuh diisap di kantongnya, sejumlah benda lain, dan yang paling menonjol, kertas yang dipilin kencang yang berada di saku tersembunyi di celananya. Kertas itu bertuliskan "Taman Shud" -- yang dalam Bahasa Persia berarti "tamat".
Kertas itu ternyata adalah sobekan terakhir dari buku puisi Persia "Rubaiyat". Namun mengapa ia disembunyikan dan apa maksudnya, hingga kini belum terpecahkan.
Kasus Taman Shud atau juga dikenal dengan Misteri Pria Somerton menjadi kasus paling terkemuka di masa itu. Membangkitkan beragam spekulasi tentang identitas pria itu juga penyebab kematiannya.
Kasus tersebut juga membingungkan para detektif, para penyelidik amatir, dan pemecah kode selama 65 tahun. Jadi kasus paling membingungkan! Dan baru-baru ini, petunjuk baru muncul.
Seorang ahli teknik dari Adelaide University, Profesor Derek Abbott yang telah menginvestigasi kasus tersebut selama 20 tahun yakin benar, ia telah menguak misteri itu.
"Selama ini yang kita publikasikan adalah foto otopsi. Dan sulit untuk mencari pembandingnya, meski kita pernah melihat orang itu," kata dia seperti dimuat News.com.au, Selasa (16/7/2013).
Hal tersebut tak disadari Profesor Abbot hingga suatu hari ia melihat di internet dan terpaku pada foto otopsi Marilyn Monroe.
"Jika seseorang hanya memperlihatkan foto itu padaku dan tak menyebut, itu adalah Marilyn Monroe, aku tak bakal menyangka itu dia," tambah dia.
Dari foto otopsi, Profesor Abbot membuat versi artistik dari gambaran pria itu. Dengan memperhitungkan distorsi setelah proses post-mortem, serta dilengkapi deskripsi eksternal seperti warna mata.
"Ada pekerjaan menebak-nebak seperti dalam rekonstruksi wajah, seperti yang terjadi dalam pengungkapan kejahatan saat seseorang merekonstruksi seseorang berdasarkan ciri-cirinya," kata dia. Atau dalam versi singkat, mirip ketika polisi membuat sketsa buronan dari keterangan para saksi.
Kasus "Taman Shud" selama 65 tahun ini telah membangkitkan banyak teori konspirasi bahwa pria itu adalah mata-mata di masa Perang Dingin. Apalagi, uji koroner mengindikasikan ia tewas diracun.
Berulang kali permintaan muncul yang dialamatkan pada Jaksa Agung South Australia, John Rau agar jasad misterius itu diangkat dari kubur dan menjalani uji DNA. Namun permintaan bertubi itu ditepis -- meski saat ini petisi di Change.org terus mengumpulkan dukungan, dengan alasan rasa ingin tahu publik yang besar menjadi pembenaran. (Ein/Yus)