Setidaknya 20 anak tewas, puluhan lainnya harus dirawat di rumah sakit setelah menyantap makanan jatah sekolah di negara bagian Bihar, India. Tragedi keracunan yang terjadi di sebuah SD negeri di Desa Marakh di Distrik Saran itu sebelumnya dilaporkan menewaskan 8 orang.
Aparat keamanan saat ini terus melakukan penyelidikan. Sementara, uang santunan sebesar 200.000 rupee atau Rp 33,7 juta per korban ditawarkan pada keluarga yang berduka.
Â
Skema makan siang di sekolah-sekolah India atau The Mid-Day Meal, menyediakan makanan gratis untuk meningkatkan kehadiran murid. Agar anak-anak semangat masuk sekolah. Namun, standar kebersihannya amatlah memprihatinkan.
Masih terkait musibah itu, 28 anak lain yang menderita sakit dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit di kota tetangga Chhapra, juga ke ibukota negara bagian, Patna.
Total ada 47 anak SD Dharmasati Gandaman yang keracunan setelah menyantap makanan gratis yang dibagikan Jumat lalu.
Ada kekhawatiran jumlah korban jiwa bertambah. Sebab, banyak anak yang berusia di bawah 12 tahun, dalam kondisi kritis.
Keracunan
Ayah salah satu korban, Raja Yadav mengatakan, putranya muntah-muntah sepulang sekolah. Ia cepat-cepat dilarikan ke rumah sakit. Dokter yang merawat para korban mengatakan, "keracunan makanan" menjadi penyebab kematian.
"Kami menduga, keracunan disebabkan kandungan insektisida pada sayuran maupun beras," kata Amarjeet Sinha, pejabat senior bidang pendidikan, seperti dimuat BBC, Rabu (17/7/2013).
Sejumlah penduduk desa mengatakan, kasus keracunan makanan jatah di sekolah bukan kali ini saja terjadi.
Sementara, Kepala Menteri Nitish Kumar langsung mengadakan rapat mendadak, dan memerintahkan tim ahli forensik untuk menelisik langsung ke sekolah tersebut. Bihar adalah salah satu negara bagian paling miskin dan paling padat di India.
Jatah makan dalam The Mid-Day Meal adalah program pemberian makanan di sekolah yang terbesar, yang menjangkau 120 juta siswa di 1,2 juta sekolah di seantero negeri.
Program tersebut kali pertama dilakukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan tak mampu di Kota Chennai pada 1925. (Ein/Mut)
Aparat keamanan saat ini terus melakukan penyelidikan. Sementara, uang santunan sebesar 200.000 rupee atau Rp 33,7 juta per korban ditawarkan pada keluarga yang berduka.
Â
Skema makan siang di sekolah-sekolah India atau The Mid-Day Meal, menyediakan makanan gratis untuk meningkatkan kehadiran murid. Agar anak-anak semangat masuk sekolah. Namun, standar kebersihannya amatlah memprihatinkan.
Masih terkait musibah itu, 28 anak lain yang menderita sakit dilarikan ke rumah sakit-rumah sakit di kota tetangga Chhapra, juga ke ibukota negara bagian, Patna.
Total ada 47 anak SD Dharmasati Gandaman yang keracunan setelah menyantap makanan gratis yang dibagikan Jumat lalu.
Ada kekhawatiran jumlah korban jiwa bertambah. Sebab, banyak anak yang berusia di bawah 12 tahun, dalam kondisi kritis.
Keracunan
Ayah salah satu korban, Raja Yadav mengatakan, putranya muntah-muntah sepulang sekolah. Ia cepat-cepat dilarikan ke rumah sakit. Dokter yang merawat para korban mengatakan, "keracunan makanan" menjadi penyebab kematian.
"Kami menduga, keracunan disebabkan kandungan insektisida pada sayuran maupun beras," kata Amarjeet Sinha, pejabat senior bidang pendidikan, seperti dimuat BBC, Rabu (17/7/2013).
Sejumlah penduduk desa mengatakan, kasus keracunan makanan jatah di sekolah bukan kali ini saja terjadi.
Sementara, Kepala Menteri Nitish Kumar langsung mengadakan rapat mendadak, dan memerintahkan tim ahli forensik untuk menelisik langsung ke sekolah tersebut. Bihar adalah salah satu negara bagian paling miskin dan paling padat di India.
Jatah makan dalam The Mid-Day Meal adalah program pemberian makanan di sekolah yang terbesar, yang menjangkau 120 juta siswa di 1,2 juta sekolah di seantero negeri.
Program tersebut kali pertama dilakukan untuk anak-anak dari keluarga miskin dan tak mampu di Kota Chennai pada 1925. (Ein/Mut)