Sukses

Pajang Foto Bomber Boston, Majalah Rolling Stone Dikecam

Pemuatan wajah bomber Boston Dzhokhar Tsarnaev di sampul majalah Rolling Stone dinilai murahan.

Tersangka kedua bomber Boston, Dzhokhar Tsarnaev muncul di sampul halaman majalah musik Rolling Stone. Hal ini menuai kecaman keras dari masyarakat Amerika Serikat.

Ribuan orang menulis pesan di jejaring sosial Rolling Stone. Ada yang menyebut sampul tersebut menjijikkan. Ada juga yang menyebut sampul murahan. Betapa tidak, warga AS sangat geram dengan ulah Dzhokhar dan kakaknya, Tamerlan Tsarnaev, yang telah mengebom perhelatan akbar lari maraton di Boston.

Akibat perbuatan mereka pada 15 April 2013 lalu, 3 orang tewas, termasuk seorang bocah berusia 8 tahun. Sedangkan 260 orang lainnya luka-luka, banyak di antaranya kehilangan organ tubuh.

Lebih dari 5.400 orang berkomentar di jejaring sosial majalah itu 12 jam sejak sampul tersebut diterbitkan. Di Twitter, foto tersangka disebut-sebut mirip dengan sampul lama Rolling Stone yang menampilkan penyanyi Jim Morrison dari The Doors.

"Sungguh keterlaluan, berusaha membuat [Tsarnaev] seperti bintang rock. Mengerikan," kata seorang pembaca bernama Steve Simon, menulis di halaman Facebook Rolling Stone, seperti dimuat BBC, Kamis (18/7/2013).

Penjual koran pun geram. Dua pengecer besar di New England dekat Boston, mengatakan mereka akan menolak memasarkan majalah itu.

Penyanyi Pink juga tak suka dengan sampul majalah terkemuka itu. Pelantun Raise Your Glass itu mempublikasikan tweet dari penyiar radio Ted Stryker, "Sungguh pilihan yang mengerikan, tak berkelas, dan bodoh oleh Rolling Stone. Tidak cerdas atau modern. Sangat mengecewakan."

Band punk Boston Dropkick Murphys, yang baru-baru ini menyumbangkan US$ 300 ribu atau sekitar Rp 3 miliar untuk korban pengeboman juga mengutarakan kemarahan mereka.

"Rolling Stone, Anda seharusnya merasa malu," kata Murphys lewat akun Twitter mereka. "Bagaimana jika Anda menampilkan salah satu korban bom di sampul ini dan bukan jahanam ini!"

Meski demikian, pihak Rolling Stone membantah bersalah atas pemuatan foto Dzhokhar. Para editor majalah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa artikel mereka memenuhi kaidah jurnalistik dan merupakan cermin dari komitmen majalah itu terhadap peliputan yang serius dan bijaksana.

"Sampul kami itu merupakan tradisi dan komitmen jurnalisme Rolling Stone yang serius akan isu politik dan budaya penting pada zaman sekarang," demikian pernyataan manajemen Rolling Stone.

Dijelaskan juga, banyak pembaca mereka berusia sama dengan tersangka, dan redaksi merasa mengeksplorasi isu tersebut adalah hal penting.

Dzhokhar baru saja menjalani sidang pekan lalu. Remaja berusia 19 tahun itu berdalih tidak bersalah atas semua dakwaan terkait pengeboman. Ia menghadapi 30 dakwaan menggunakan senjata sebagai pemusnah massal. Jaksa penuntut umum bisa mengajukan tuntutan hukuman mati untuk 17 dakwaan di antaranya. (Riz/Ein)

Video Terkini