Sukses

Srilanka Mencekam

Presiden Chandrika Kumaratunga dituding hanya mengejar kekuasaan untuk diri dan partainya. Kamis ini, Jepang memulai pemilu. Sedangkan di Washington D.C., AS, Presiden Bush menandatangani UU Antiaborsi.

Liputan6.com, Kolombo: Sehari setelah Presiden Srilanka Chandrika Kumaratunga memberlakukan keadaan darurat selama 10 hari, situasi politik dan keamanan di Srilanka mencekam. Kamis (6/11) ini, anggota kelompok oposisi negeri itu menuding Kumaratunga hanya mengejar kekuasaan untuk diri dan partainya.

Seperti diketahui, status darurat diberlakukan menyusul terancamnya perdamaian dengan pemberontak Macan Tamil akibat pemecatan tiga menteri [baca: Status Darurat Diberlakukan di Srilanka]. Selain memecat tiga menteri pemerintahan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe, Kumaratunga juga membekukan parlemen selama sepekan. Dia juga memerintahkan aparat keamanan menjaga obyek vital di ibu kota Srilanka, Kolombo.

Di ibu kota Republika Bashkortostan, Ufa, dua orang dilaporkan tewas dan lima luka-luka akibat bom mobil meledak. Bom tersebut diletakkan di dalam mobil yang diparkir di tepi jalan dan diledakkan dengan remote kontrol. Polisi menduga pelaku ledakan adalah kelompok penjahat yang memperebutkan daerah kekuasaan.

Kamis ini pemilihan umum Jepang telah dimulai. Berdasarkan hasil survei dua harian besar di Jepang, Partai Demokrat Liberal (LDP) bakal meraih kemenangan. LDP diperkirakan akan meraih sedikitnya 241 dari 480 kursi di majelis rendah Jepang dalam pemilu tersebut. LDP adalah partai pimpinan Perdana Menteri Junichiro Koizumi. Dua bulan silam, Koizumi terpilih sebagai ketua partai itu [baca: Koizumi Mempertahankan Dua Menteri Lama].

Sementara itu, di Washington D.C., Amerika Serikat, Presiden AS George Walker Bush menandatangani Undang-undang Antiaborsi. Para pengamat memperkirakan, kebijakan itu akan menjadi salah satu keuntungan politik yang dapat diraih Bush pada Pemilu 2004.

Sedangkan dari Seoul, Korea Selatan, diberitakan puluhan ribu buruh turun ke jalan. Mereka menentang kebijakan pemerintah tentang perburuhan. Aksi ini tak berjalan mulus. Bentrokan antara para pengunjuk rasa dan polisi huru-hara terjadi.(AWD/Kinanti Pinta)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini