Jepang meluncurkan kapal perang terbarunya, yang terbesar sejak Perang Dunia II. Bahtera itu akan digunakan sebagai anti-kapal selam dalam pertempuran, sekaligus untuk misi pengawasan wilayah perbatasan.
Kapal perang itu punya dek sepanjang hampir 250 meter, dan bisa mengangkut lebih dari 9 helikopter.
Pengungkapan kapal tersebut dilakukan bertepatan dengan situasi penuh ketegangan dengan China, terkait sengketa sebuah kepulauan karang tak perpenghuni -- Jepang menyebutnya sebagai Senkaku, sementara oleh China disebut Kepulauan Diaoyu. Selain dua negara itu, klaim atas kepulauan kaya minyak dan ikan itu juga diajukan Taiwan.
Seperti dimuat BBC, Selasa 6 Agustus 2013, kapal jenis flat-top destroyer yang diberi nama Izumo tersebut dilaporkan membuat pihak China heran, karena kemiripannya dengan kapal induk tradisional.
"Kami mengkhawatirkan ekspansi Jepang yang konstan atas peralatan militernya," kata salah satu juru bicara Kementerian Pertahanan China seperti dimuat Daily Mail. "Jepang harus belajar dari sejarah, mematuhi kebijakan pertahanannya sendiri dan mematuhi janjinya untuk mengambil jalan pembangunan yang damai."
Secara resmi diumumkan, Izumo akan digunakan untuk kepentingan pertahanan nasional, serta meningkatkan kemampuan Jepang untuk mengangkut personel dan perlengkapan menghadapi bencana alam besar, seperti gempa dan tsunami dahsyat pada 2011 lalu.
Secara teknis Izumo adalah kapal perusak, namun beberapa ahli percaya kapal baru Jepang berpotensi dapat digunakan untuk meluncurkan jet tempur atau pesawat lain yang memiliki kemampuan untuk lepas landas secara vertikal.
Ini adalah kebangkitan pertahanan Jepang -- meski negara tersebut diakui sebagai kekuatan angkatan laut terbaik, terlengkap, dan paling terlatih di Pasifik.
Sejak akhir Perang Dunia II Jepang belum berusaha untuk membangun kapal induk sendiri karena pembatasan konstitusional yang membatasi kekuatan militer untuk peran defensif.
Di sisi lain, China juga sedang memperkuat pertahanannya dan memodernisasi peralatan militernya. China baru-baru mulai mengoperasikan kapal induk bekas yang diperbaharui dari Rusia. Juga dilaporkan sedang membangun sejumlah armada di dalam negeri.
Filipina juga sedang meningkatkan pertahanan lautnya dengan membeli kapal bekas milik pasukan penjaga pantai Amerika Serikat, US Coast Guard. Presiden Benigno Aquino III pada Selasa lalu menyambut kedatangan kapal tersebut di Subic Bay.
Kapal itu akan digunakan untuk mengintensifkan patroli di zona ekonomi eksklusif di Laut China Selatan -- ketika ketegangan soal batas wilayah juga terjadi di sana. (Ein/Yus)
Kapal perang itu punya dek sepanjang hampir 250 meter, dan bisa mengangkut lebih dari 9 helikopter.
Pengungkapan kapal tersebut dilakukan bertepatan dengan situasi penuh ketegangan dengan China, terkait sengketa sebuah kepulauan karang tak perpenghuni -- Jepang menyebutnya sebagai Senkaku, sementara oleh China disebut Kepulauan Diaoyu. Selain dua negara itu, klaim atas kepulauan kaya minyak dan ikan itu juga diajukan Taiwan.
Seperti dimuat BBC, Selasa 6 Agustus 2013, kapal jenis flat-top destroyer yang diberi nama Izumo tersebut dilaporkan membuat pihak China heran, karena kemiripannya dengan kapal induk tradisional.
"Kami mengkhawatirkan ekspansi Jepang yang konstan atas peralatan militernya," kata salah satu juru bicara Kementerian Pertahanan China seperti dimuat Daily Mail. "Jepang harus belajar dari sejarah, mematuhi kebijakan pertahanannya sendiri dan mematuhi janjinya untuk mengambil jalan pembangunan yang damai."
Secara resmi diumumkan, Izumo akan digunakan untuk kepentingan pertahanan nasional, serta meningkatkan kemampuan Jepang untuk mengangkut personel dan perlengkapan menghadapi bencana alam besar, seperti gempa dan tsunami dahsyat pada 2011 lalu.
Secara teknis Izumo adalah kapal perusak, namun beberapa ahli percaya kapal baru Jepang berpotensi dapat digunakan untuk meluncurkan jet tempur atau pesawat lain yang memiliki kemampuan untuk lepas landas secara vertikal.
Ini adalah kebangkitan pertahanan Jepang -- meski negara tersebut diakui sebagai kekuatan angkatan laut terbaik, terlengkap, dan paling terlatih di Pasifik.
Sejak akhir Perang Dunia II Jepang belum berusaha untuk membangun kapal induk sendiri karena pembatasan konstitusional yang membatasi kekuatan militer untuk peran defensif.
Di sisi lain, China juga sedang memperkuat pertahanannya dan memodernisasi peralatan militernya. China baru-baru mulai mengoperasikan kapal induk bekas yang diperbaharui dari Rusia. Juga dilaporkan sedang membangun sejumlah armada di dalam negeri.
Filipina juga sedang meningkatkan pertahanan lautnya dengan membeli kapal bekas milik pasukan penjaga pantai Amerika Serikat, US Coast Guard. Presiden Benigno Aquino III pada Selasa lalu menyambut kedatangan kapal tersebut di Subic Bay.
Kapal itu akan digunakan untuk mengintensifkan patroli di zona ekonomi eksklusif di Laut China Selatan -- ketika ketegangan soal batas wilayah juga terjadi di sana. (Ein/Yus)