Nakoula Basseley Nakoula, pria yang diduga otak di balik film "Innocence of Muslims" yang menggemparkan telah dibebaskan dengan pengawasan dari penjara federal.
Demikian diungkap Departemen Kehakiman Amerika Serikat seperti dimuat CNN, 6 Agustus 2013. Catatan Biro Penjara menunjukkan, pria 56 tahun tersebut kini berada di rumah singgah yang dirahasiakan di Southern California.
Secara teknis, ia masih menjadi tahanan federal, namun pembebasan tentatif yang dikenakan atas dirinya berarti ia bisa meninggalkan penjara selama beberapa jam sehari. Sebelumnya, Nakoula ditahan di balik jeruji lembaga pemasyarakatan di Anthony, Texas. Nakoula akan dibebaskan secara resmi bulan depan, demikian menurut catatan pihak penjara.
Nakoula ditahan sejak September 2012 atas pelanggaran masa percobaan terkait dengan penipuan perbankan pada 2010.
Nama Nakoula menjadi perhatian dunia, bukan sebagai penipu, melainkan gara-gara trailer film kontroversial "Innocence of Muslims" yang diposting ke YouTube, diangkat September tahun lalu oleh sebuah media Mesir.
Sejumlah orang tewas menyusul demo besar-besaran yang meluas ke seluruh dunia gara-gara film tersebut, termasuk Dubes AS, Chris Stevens dalam serangan di Benghazi, Libya. Tiga staf berkewarganegaraan AS juga meninggal dunia.
Namun, Nakoula tak kapok. Juga tak menyesal. Ia bahkan sesumbar akan memproduksi lebih banyak film dan buku tentang Islam.
"Alasan pertamaku menulis buku ini adalah untuk mengatakan dunia, kita tak akan melupakan para pahlawan (korban). Yang kedua, untuk mengatakan pada semua orang, aku tak takut," kata dia dalam wawancara eksklusifnya usai bebas kepada The Daily Caller.
Pada September 2012, film Nakoula yang memfitnah Nabi Muhammad, junjungan umat Islam sebagai penipu dan paedofil, memicu demo berdarah di sejumlah negara muslim. Setelah video klip yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab dan disiarkan di jaringan televisi di Timur Tengah, massa di Mesir mengepung Kedutaan Besar AS di Kairo, mengganti bendera AS dengan spanduk Islami.
Protes terus terjadi meski cuplikan yang beredar di YouTube menunjukkan "Innocence of Muslims" nyatanya adalah film murahan, amatir, lagi konyol. Bahkan hanya butuh dua minggu untuk merampungkannya di sebuah studio berlatar kain hijau. (Ein/Yus)
Demikian diungkap Departemen Kehakiman Amerika Serikat seperti dimuat CNN, 6 Agustus 2013. Catatan Biro Penjara menunjukkan, pria 56 tahun tersebut kini berada di rumah singgah yang dirahasiakan di Southern California.
Secara teknis, ia masih menjadi tahanan federal, namun pembebasan tentatif yang dikenakan atas dirinya berarti ia bisa meninggalkan penjara selama beberapa jam sehari. Sebelumnya, Nakoula ditahan di balik jeruji lembaga pemasyarakatan di Anthony, Texas. Nakoula akan dibebaskan secara resmi bulan depan, demikian menurut catatan pihak penjara.
Nakoula ditahan sejak September 2012 atas pelanggaran masa percobaan terkait dengan penipuan perbankan pada 2010.
Nama Nakoula menjadi perhatian dunia, bukan sebagai penipu, melainkan gara-gara trailer film kontroversial "Innocence of Muslims" yang diposting ke YouTube, diangkat September tahun lalu oleh sebuah media Mesir.
Sejumlah orang tewas menyusul demo besar-besaran yang meluas ke seluruh dunia gara-gara film tersebut, termasuk Dubes AS, Chris Stevens dalam serangan di Benghazi, Libya. Tiga staf berkewarganegaraan AS juga meninggal dunia.
Namun, Nakoula tak kapok. Juga tak menyesal. Ia bahkan sesumbar akan memproduksi lebih banyak film dan buku tentang Islam.
"Alasan pertamaku menulis buku ini adalah untuk mengatakan dunia, kita tak akan melupakan para pahlawan (korban). Yang kedua, untuk mengatakan pada semua orang, aku tak takut," kata dia dalam wawancara eksklusifnya usai bebas kepada The Daily Caller.
Pada September 2012, film Nakoula yang memfitnah Nabi Muhammad, junjungan umat Islam sebagai penipu dan paedofil, memicu demo berdarah di sejumlah negara muslim. Setelah video klip yang diterjemahkan dalam Bahasa Arab dan disiarkan di jaringan televisi di Timur Tengah, massa di Mesir mengepung Kedutaan Besar AS di Kairo, mengganti bendera AS dengan spanduk Islami.
Protes terus terjadi meski cuplikan yang beredar di YouTube menunjukkan "Innocence of Muslims" nyatanya adalah film murahan, amatir, lagi konyol. Bahkan hanya butuh dua minggu untuk merampungkannya di sebuah studio berlatar kain hijau. (Ein/Yus)