Sukses

Mesir Berdarah, Sudah 278 Orang Tewas

Militer Mesir disebut-sebut melakukan operasi pembersihan terhadap demonstran pro-Morsi yang merupakan anggota Ikhwanul Muslimin.

Penggulingan Mohammed Morsi dari kursi presiden tak membuat kondisi Mesir berubah. Bentrokan dan kerusuhan terus terjadi. Sekitar 278 orang tewas.

Konflik terakhir terjadi di Rabaa al-Adawiya, markas kelompok pendukung Morsi yang berasal dari Partai Ikhwanul Muslimin, Rabu 14 Agustus kemarin. Militer Mesir disebut-sebut melakukan operasi pembersihan atau pembantaian terhadap demonstran pro-Morsi.

"Polisi dan tentara menghancurkan rumah kami. Mereka menembakkan peluru dan gas air mata. Tak hanya kepada orang dewasa tapi juga anak-anak," kata salah satu korban yang merupakan guru SMP, Saleh Abdulaziz, seperti dimuat Al-Jazeera, Kamis (15/8/2013).

Dalam operasi pembersihan, militer Mesir disebut-sebut mengerahkan buldozer dan helikopter tempur untuk memukul pergi kelompok Ikhwanul Muslimin.

Kekerasan juga terjadi di alun-alun Nahda. Tembakan dan gas air mata menghujani kawasan kelompok pro-Morsi itu. Meski demikian, demonstran pendukung Morsi tak akan menyerah.

"Meski sudah pergi dari markasnya, mereka (kelompok pro-Morsi) tak akan berhenti melancarkan demonstrasi," lapor koresponden Al-Jazeera, Jane Ferguson di lokasi kerusuhaan.

Akibat operasi militer ini, sekitar 278 orang tewas. Diduga sekitar 200-an orang di antaranya adalah pendukung Morsi dan 43 lainnya adalah anggota militer Mesir.

"Lebih dari 1.400 orang terluka," demikian pengumuman Kementerian Kesehatan Mesir.

Aliansi anti militer menyatakan pasukan pemerintah telah menggunakan senjata perang untuk membasmi para pendukung Morsi.

Namun dalam laporan Al-Arabiya, tak disebutkan kekerasan tersebut sebagai aksi pembantaian militer terhadap Ikhwanul Muslimin. Pemerintah menyatakan pihaknya hanya menggunakan gas air mata.

"Aksi ini terpaksa kita lakukan. Karena tidak ada pilihan lain," cetus Perdana Menteri Hazem al-Beblawi.

Dia pun berdalih keputusan untuk memukul mundur demonstran pro-Morsi diambil setelah melakukan mediasi.

"Langkah ini kita ambil karena kekerasan semakin menyebar. Ini demi membuat kondisi negara stabil menjelang pemilu tahun depan," jelas Hazem.

Pemimpin Ikhwanul Muslimin Ditangkap

Tak hanya memicu korban tewas, beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin ditangkap saat operasi pembersihan militer yang dipimpin petinggi Kementerian Dalam Negeri Mesir Jenderal Abdel Fattah Othman.

"Kami telah menangkap beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin. Tapi nama-namanya belum bisa diumumkan," kata Othman.

Selain menangkap para petinggi partai Morsi itu, militer juga menangkap sekitar 200 orang di alun-alun Nahda. Dari tangan para demonstran, militer menyita sejumlah senjata api, termasuk senapan mesin. (Riz/Sss)