Pasca-insiden berdarah dalam aksi pukul mundur yang dilakukan militer dan polisi Mesir terhadap para pendukung presiden terguling Mohamed Morsi pada 14 Agustus, kondisi Negeri Piramida itu mencekam. Pemerintah setempat pun telah memberlakukan status darurat dan jam malam.
"Situasi cukup mencekam, jam malam baru diberlakukan pada jam 21.00 yang awalnya jam 18.00 sampai jam 6 pagi waktu setempat," ungkap Nanang S Johan, WNI yang tinggal di Nasr City, Mesir melalui telewicara dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis (15/8/2013).
Meski dalam status darurat, warga Mesir tetap diperbolehkan melakukan aktivitas keluar rumah. Namun tentunya harus lebih waspada dari sebelumnya.
"Aktivitas bisa keluar, tapi harus menjauhi tempat rawan seperti kantor pemerintahan, televisi atau tempat berkumpulnya massa," tutur Nanang.
"Juga harus waspada karena banyak preman atau narapidana yang berniat jahat. Karena mereka bisa mempergunakan kesempatan saat ini untuk berbuat jahat," tambahnya.
Keberadaan WNI di Mesir tentunya sudah menjadi perhatian KBRI setempat. Mereka pun telah mendapatkan imbauan dari pihak konsuler.
"Pihak konsuler di antaranya telah mengimbau ada 7 poin. Diminta menaati kebijakan pemerintah Mesir dalam kondisi situasi darurat dan jam malam. Kedua, untuk membawa selalu tanda pengenal, menjauhi tempat-tempat perkumpulan massa," urai Nanang.
Lalu, lanjut Nanang, WNI diharap untuk tenang dan selalu waspada. Juga tidak ikut campur masalah politik dalam negeri Mesir, baik dalam Twitter atau pun Facebook dan sebagainya di jejaring sosial.
"Dianjurkan untuk saling monitor sesama WNI. Sehingga jika terjadi apa-apa bisa segera dilaporkan. Yang ketujuh, diharap untuk kompak dan selalu koordinasi dengan KBRI," pungkas Nanang. (Tnt/Sss)
"Situasi cukup mencekam, jam malam baru diberlakukan pada jam 21.00 yang awalnya jam 18.00 sampai jam 6 pagi waktu setempat," ungkap Nanang S Johan, WNI yang tinggal di Nasr City, Mesir melalui telewicara dalam tayangan Liputan 6 SCTV, Kamis (15/8/2013).
Meski dalam status darurat, warga Mesir tetap diperbolehkan melakukan aktivitas keluar rumah. Namun tentunya harus lebih waspada dari sebelumnya.
"Aktivitas bisa keluar, tapi harus menjauhi tempat rawan seperti kantor pemerintahan, televisi atau tempat berkumpulnya massa," tutur Nanang.
"Juga harus waspada karena banyak preman atau narapidana yang berniat jahat. Karena mereka bisa mempergunakan kesempatan saat ini untuk berbuat jahat," tambahnya.
Keberadaan WNI di Mesir tentunya sudah menjadi perhatian KBRI setempat. Mereka pun telah mendapatkan imbauan dari pihak konsuler.
"Pihak konsuler di antaranya telah mengimbau ada 7 poin. Diminta menaati kebijakan pemerintah Mesir dalam kondisi situasi darurat dan jam malam. Kedua, untuk membawa selalu tanda pengenal, menjauhi tempat-tempat perkumpulan massa," urai Nanang.
Lalu, lanjut Nanang, WNI diharap untuk tenang dan selalu waspada. Juga tidak ikut campur masalah politik dalam negeri Mesir, baik dalam Twitter atau pun Facebook dan sebagainya di jejaring sosial.
"Dianjurkan untuk saling monitor sesama WNI. Sehingga jika terjadi apa-apa bisa segera dilaporkan. Yang ketujuh, diharap untuk kompak dan selalu koordinasi dengan KBRI," pungkas Nanang. (Tnt/Sss)