Sukses

Mesir Berdarah, Warga Australia Diwanti-wanti Pemerintahnya

Mereka diminta untuk menahan godaan menonton demonstrasi publik itu.

Sehubungan dengan kondisi Mesir berdarah, warga Australia di negeri piramida itu pun diwanti-wanti oleh pemerintahnya.

Mereka diimbau untuk menjauhi lokasi kerumunan massa pendukung mantan presiden terguling Mohammed Morsi. Mereka juga diminta untuk menahan godaan menonton demonstrasi itu.

Seperti dimuat banyak media, terlebih karena gejolak di Mesir sedang tinggi dan jumlah korban tewas pun terus bertambah.

Juru bicara Menteri Luar Negeri Bob Carr mengatakan, 320 warga Australia terdaftar berada di Kairo akan dihubungi jika peringatan perjalanan untuk Mesir meningkat, seperti dimuat News..com.au, yang dilansir Minggu (18/8/2013).

"Kami telah melakukannya (menghubungi warga Australia yang tinggal di Kairo dan kita akan melakukannya lagi jika kita ada nasihat tambahan untuk perjalanan wisata ," kata juru bicara itu.

Ada 961warga Australia terdaftar berada di Mesir. Tapi diyakini jumlah sebenarnya mencapai 3 ribu orang.

Saran resmi bagi mereka yang sudah telanjur berada di negara yang dilanda perselisihan tertinggi kedua itu, agar mempertimbangkan kembali kebutuhan mereka untuk melakukan perjalanan.

"Bahaya terbesar bagi warga Australia mengunjungi Mesir adalah menahan godaan untuk tak pergi dan menonton (demonstrasi jalanan). Itu tentu saja hal yang sangat berbahaya untuk dilakukan (dan) kekhawatiran terbesar kami," ujar Bob.

Sementara itu, untuk wisata ke Ibukota Lebanon, Beirut, telah dinyatakan berbahaya dengan tingkat tertinggi. Para pejabat pun memperingatkan warga Australia untuk segera meninggalkan kota itu.

Turis yang berencana untuk bepergian ke Beirut sedang diperingatkan untuk mengubah rencana perjalanan mereka setelah pemboman yang telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan melukai 260 lainnya.

"Departemen (Luar Negeri dan Perdagangan) menganggap itu tidak aman bagi warga Australia, jadi kami mendesak mereka untuk pergi. Kami tidak mengevakuasi mereka, tapi kami memberitahu mereka bahwa mereka harus keluar dari Beirut untuk sementara waktu," tukas Bob. (Tnt)