Pengadilan Tinggi Malaysia membebaskan dua anggota polisi dari kasus pembunuhan model cantik asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Sebuah kasus yang menggegerkan negeri jiran karena membawa-bawa nama penasihat politik senior sekaligus rekan Perdana Menteri Najib Razak.
Korban, Altantuya Shaariibuu, menemui nasib tragis. Ia ditembak mati, lalu tubuhnya diledakkan pada tahun 2006 lalu.
Dua polisi yang dibebaskan tersebut sebelumnya divonis mati pada tahun 2009. Seperti dimuat BBC, Jumat (25/8/2013), Kejaksaan Agung Malaysia akan mengajukan kasasi atas putusan tersebut.
Dua polisi tersebut, Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar, telah bebas dari bui dan dipulangkan. Demikian ujar pengacaranya.
"Mereka kini manusia bebas," kata pengacara dua terdakwa, Hazman Ahmad.
Pengadilan Tinggi mendasarkan putusan bebas tersebut pada alasan, ada bukti-bukti yang diabaikan dalam persidangan di pengadilan tingkat pertama.
Termasuk, apakah dua polisi tersebut punya akses ke bagan peledak, apakah mereka punya niat untuk membunuh korban, dan apakah mereka ada di lokasi pembunuhan. Intinya, motif keduanya membunuh korban dianggap tak kuat.
"Konspirasi Politik"
Pembebasan dua polisi tersebut bisa jadi akan membangkitkan kembali konspirasi politik dalam kasus pembunuhan tersebut.
Sebab, mantan rekan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak sebelumnya didakwa terkait pembunuhan si model seksi, namun dakwaan itu digugurkan. Abdul Razak -- analis politik dan pertahanan rekan sang perdana menteri itu, hanya mengaku, ia berselingkuh dengan korban.
Abdul Razak mengaku, Altantuya kerap mengancam akan membeberkan hubungan gelap mereka dan menuntut sejumlah uang. Ia juga mengaku meminta bantuan 2 petugas polisi yang bekerja di satuan khusus yang mengamankan pejabat penting negeri jiran -- Azilah Hadri dan Sirul Azhar Umar, para terdakwa.
Dua petugas mengaku menjemput sang model dari rumah Abdul Razak. Namun membantah tuduhan membunuh dengan menyalahkan satu sama lain.
Isu tersebut dipanas-panasi pihak oposisi yang berulang kali mencoba menghubung-hubungkan PM Najib dalam kasus. Namun, pada tahun 2007 PM Najib menyangkalnya. Ia bahkan menegaskan belum pernah bertemu korban.
Terkait putusan terakhir, kantor perdana menteri mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pembebasan itu "urusan pengadilan."
"Peradilan Malaysia adalah kuat dan mandiri, dan penuntut telah menyatakan niat mereka untuk mengajukan banding ke pengadilan tertinggi Malaysia," ujar pernyataan itu seperti dimuat New Zealand Herald.
Misteri
Altantuya Shaariibuu diketahui hilang pada 19 Oktober 2006. Sepupunya, melapor ke polisi dan meminta bantuan pihak Kedubes Mongolia di Bangkok.
Polisi Malaysia lalu menemukan fragmen tulang, kemudian diverifikasi sebagai milik korban di lahan hutan dekat Bendungan Subang di Puncak Alam, Shah Alam. Penyelidikan mengungkap, korban ditembak dua kali sebelum bahan peledak C-4Â untuk menghilangkan jejaknya.
Setelah dua terdakwa bebas, pertanyaannya, jadi siapa pembunuh model cantik itu?
"Mengagetkan sekaligus horor! Kasus Altantuya: awalnya motif yang diputuskan tak ada. Sekarang bahkan (tak ada) pembunuhnya!" kata Rafizi Ramli, politisi dari partai oposisi Malaysia di Twitter. (Ein)
Pembunuhan Sadis Model Seksi Mongolia, 2 Polisi Malaysia Bebas
Altantuya Shaariibuu adalah kekasih gelap analis politik terkemuka, Abdul Razak, rekan PM Malaysia.
Advertisement