Sukses

Pilot Inggris yang Tewas Mengenaskan Diduga Cabuli Anak di Kenya

Pilot maskapai British Airways, Simon Wood (54) yang ditemukan tewas tertabrak kereta bulan lalu ternyata sedang menghadapi tuduhan seriuss.

Pilot maskapai British Airways, Simon Wood (54) yang ditemukan tewas tertabrak kereta bulan lalu ternyata sedang menghadapi tuduhan serius: melakukan pelecehan terhadap anak-anak.

Tak hanya di Inggris, pria asal Hertfordshire itu juga diduga mencabuli anak di Kenya, Afrika. Wood seharusnya menjalani persidangan di Pengadilan  Southwark Crown Jumat lalu.

Meski terdakwa telah meninggal dunia, sebuah firma hukum yang mewakili 12 anak di Kenya kemungkinan akan mengajukan gugatan pada pihak maskapai tempat pilot itu bekerja atas perlakuan "mengejutkan dan mengerikan" yang dilakukan Simon Wood.

Sementara, seperti dimuat BBC, Senin (2/9/2013), British Airways mengaku baru mengetahui tuduhan yang dialamatkan pada salah satu pilotnya Juli lalu, setelah menerima surat kaleng, tanpa nama pengirim.

British Airways menghubungi Scotland Yard setelah tim investigasi yang dibentuk maskapai menemukan informasi terkait di Kenya.

"Wood, yang meninggal 18 Agustus, telah menghadapi satu tuduhan serangan tidak senonoh dari seorang gadis di bawah usia 16 tahun, dua tuduhan membuat foto-foto tidak senonoh seorang anak, dan satu tuduhan memiliki foto tak senonoh anak," demikian ujar pihak Scotland Yard.

Wood juga diketahui ambil bagian dalam acara amal yang digelar maskapai di sebuah panti asuhan di Kenya tahun 2002.

Kala itu, di masa Paskah, Wood menjadi 1 dar1 20 kru British Airways yang menjadi relawan untuk menghabiskan masa liburan bersama anak-anak Kenya, menghujani para bocah di panti asuhan dengan hadiah, obat, dan sumbangan.

Martyn Day, dari firma hukum Leigh Day, yang mewakili para bocah, mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan. "Kami sedang menyelidiki bagaimana Wood diizinkan untuk memiliki akses terhadap anak-anak di Kenya dan sejauh mana dugaan terhadap Wood di Kenya terkait dengan aksinya di Inggris," kata dia. (Ein)

Video Terkini