Misteri penemuan mumi oleh seorang bocah berusia 10 tahun, Alexander Kettler, di loteng rumah neneknya di Diepholz, Jerman Timur, pada Agustus lalu mulai terkuak. Penemuan yang sempat membuat heboh masyarakat dan polisi setempat pun akhirnya mulai diteliti.
Dilansir dari News.com.au, Rabu, (3/9/2013), tim dari polisi Jerman, jaksa dan ahli forensik pun melakukan penelitian terhadap penemuan tersebut. Mereka mencoba memecahkan misteri mumi manusia dalam sarkofagus --peti mati Mesir kuno-- berhias tulisan hiroglif dan dikemas dalam kotak kayu di sudut loteng rumah seorang warga di Jerman timur.
Menurut hasil CT scan yang dilakukan tim penyidik yang diterbitkan surat kabar Kreiszeitung, tengkorak manusia yang belum diketahui jenis kelaminnya itu masih terawat. Terdapat panah mencuat dari rongga mata kirinya, dan skeleton besar dengan bagian lengan disilangkan di atas dada.
Selain itu, ditemukan juga death mask atau topeng ekspresi kematian di dalam peti mumi. Dari hasil CT scan, juga diketahui bahwa ada lapisan logam yang menutupi tulang mumi manusia tersebut.
Peneltian itu pun menguak suatu keanehan. Mumi yang seharusnya berasal dari abad ke-20 itu terbalut perban --yang belum dibuka karena takut merusak tulang mumi-- yang ditenun dengan mesin. Aneh, bagaimana mungkin di abad itu ada perban yang ditenun dengan mesin. Hal itu diungkapkan oleh Kettler, dokter gigi yang menghadiri CT scan.
Mumi Palsu?
Sementara menurut ahli patologi Andreas Nerlich dari Rumah Sakit Bogenhausen, Munich kepada situs berita Spiegel online, tengkorak dan tulang memang asli namun ia meragukan muminya.
"Tulang dan tengkoraknya nyata, tapi muminya palsu. Dibuat dari satu atau beberapa badan manusia," ungkap Andreas.
"Apa yang kita miliki adalah pertanyaan atas pertanyaan. Sejak Alexander menemukan mumi sekitar sebulan yang lalu," sambung Kettler.
Sejauh ini, polisi dan jaksa telah melakukan pencatatan terhadap kasus misteri penemuan mumi di kota Diepholz, negara bagian Lower Saxony. Mereka sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang asal mumi itu sebelum mengarah pada kecurangan teknologi di zaman modern.
"Kami akan menunggu sampai kita tahu berapa usia tulang-tulang itu. Jika mereka sudah berusia lama, beberapa ratus tahun, maka itu memang mumi dan kami tidak akan menyelidiki," ujar juru bicara polisi Frank Bavendiek kepada kantor berita Jerman DPA. (Tnt/Mut)
Dilansir dari News.com.au, Rabu, (3/9/2013), tim dari polisi Jerman, jaksa dan ahli forensik pun melakukan penelitian terhadap penemuan tersebut. Mereka mencoba memecahkan misteri mumi manusia dalam sarkofagus --peti mati Mesir kuno-- berhias tulisan hiroglif dan dikemas dalam kotak kayu di sudut loteng rumah seorang warga di Jerman timur.
Menurut hasil CT scan yang dilakukan tim penyidik yang diterbitkan surat kabar Kreiszeitung, tengkorak manusia yang belum diketahui jenis kelaminnya itu masih terawat. Terdapat panah mencuat dari rongga mata kirinya, dan skeleton besar dengan bagian lengan disilangkan di atas dada.
Selain itu, ditemukan juga death mask atau topeng ekspresi kematian di dalam peti mumi. Dari hasil CT scan, juga diketahui bahwa ada lapisan logam yang menutupi tulang mumi manusia tersebut.
Peneltian itu pun menguak suatu keanehan. Mumi yang seharusnya berasal dari abad ke-20 itu terbalut perban --yang belum dibuka karena takut merusak tulang mumi-- yang ditenun dengan mesin. Aneh, bagaimana mungkin di abad itu ada perban yang ditenun dengan mesin. Hal itu diungkapkan oleh Kettler, dokter gigi yang menghadiri CT scan.
Mumi Palsu?
Sementara menurut ahli patologi Andreas Nerlich dari Rumah Sakit Bogenhausen, Munich kepada situs berita Spiegel online, tengkorak dan tulang memang asli namun ia meragukan muminya.
"Tulang dan tengkoraknya nyata, tapi muminya palsu. Dibuat dari satu atau beberapa badan manusia," ungkap Andreas.
"Apa yang kita miliki adalah pertanyaan atas pertanyaan. Sejak Alexander menemukan mumi sekitar sebulan yang lalu," sambung Kettler.
Sejauh ini, polisi dan jaksa telah melakukan pencatatan terhadap kasus misteri penemuan mumi di kota Diepholz, negara bagian Lower Saxony. Mereka sedang menunggu informasi lebih lanjut tentang asal mumi itu sebelum mengarah pada kecurangan teknologi di zaman modern.
"Kami akan menunggu sampai kita tahu berapa usia tulang-tulang itu. Jika mereka sudah berusia lama, beberapa ratus tahun, maka itu memang mumi dan kami tidak akan menyelidiki," ujar juru bicara polisi Frank Bavendiek kepada kantor berita Jerman DPA. (Tnt/Mut)