Sukses

Pelaku Penembakan Fort Hood Dipaksa Cukur Jenggot

Mayor Nidal Hasan, yang divonis mati pekan lalu dalam kasus penembakan di Fort Hood pada November 2009, ganti penampilan. Jadi klimis.

Mayor Nidal Hasan, yang divonis mati pekan lalu dalam kasus penembakan di barak militer Fort Hood, Kansas, Amerika Serikat, pada November 2009, ganti penampilan. Terpidana yang sebelumnya berjenggot tebal, jadi klimis.

Perubahan penampilan pria 42 tahun itu tidak dilakukan sukarela. Seperti dimuat BBC, Kamis (5/9/2013), juru bicara Angkatan Darat AS, Letnan Kolonel S Justin Platt mengaku, pihaknya yang memaksa Nidal Hasan cukur jenggot. "Sesuai dengan protokol militer, narapidana Hasan telah dicukur," kata dia.

Namun, ia tak menyebut secara detail kapan hal tersebut dilakukan. Dan bagaimana caranya. Nidal terikat kursi roda setelah ditembak oleh polisi yang berusaha melumpuhkannya. Nidal Hasan, eks psikiater Angkatan Darat mulai memanjangkan jenggotnya setahun setelah aksi penembakan yang menewaskan 13 orang dan melukai 30 lainnya.

Nidal Hasan mengatakan, ia memanjangkan jenggot terkait agamanya, Islam, bukan simbol ketidakpatuhan. Namun, Kolonel Gregory Gross, hakim yang memimpin Hasan pengadilan militer memerintahkan Hasan untuk cukur bersih atau dicukur paksa sebelum persidangan .

Nidal Hasan kini berstatus narapidana di Barak Penahanan AS di Fort Leavenworth, Kansas, tempat mantan anggota militer yang menanti eksekusi mati. Jalan menuju eksekusinya masih panjang. Belum ada seorang prajurit pun yang dihukum mati dalam lebih dari tiga dekade.

Pengacara Menggugat

Aksi cukur paksa tersebut menuai reaksi dari para pembela Nidal. Apalagi dewan militer sebelumnya tak melarang jenggot tersebut.  "Ini adalah tindakan balas dendam," kata pengacara Nidal, John Galligan seperti dimuat ABC News.

Galligan mengatakan ia akan berkonsultasi dengan pengacara lain dan kemudian kemungkinan mengajukan gugatan ke pengadilan federal. (Ein/Ism)


Video Terkini