Sukses

Demi Selamatkan Anjing Liar, Mark Buat Lebih dari 3.500 Lukisan

Mark Barone, pelukis asal Kentucky, Amerika Serikat itu mengabadikan potret anjing yang tinggal di tempat penampungan.

Ingin menyelamatkan anjing liar, tapi tak tahu caranya? Ikutilah jalan yang dipilih Mark Barone. Pelukis asal Kentucky, Amerika Serikat itu mengabadikan potret anjing yang tinggal di tempat penampungan. Itu dilakukannya untuk 'menyelamatkan' anjing yang dibunuh secara paksa atau eutanasia karena tak kunjung diadopsi.

Itu semua bermula saat anjing Mark yang bernama Santina meninggal 3 tahun lalu. Anjing itu sudah menemaninya selama 21 tahun hingga Mark begitu kehilangan. Hingga temannya bernama Marina Dervan menyarankannya untuk mengadopsi anjing.

"(Ternyata) Mark tidak tertarik mengadopsi anjing. Kupikir dia hanya tidak siap. Tapi aku tidak menyerah. Aku mencari-cari anjing untuknya lewat online. Malah saat penelusuran itu, aku mendapatkan sesuatu yang lain, yaitu data statistik tentang hewan-hewan yang terbunuh di tempat penampungan hewan kami," ujar Marina pada majalah bisnis, Fast Company seperti dimuat Daily Mail pada 4 September 2013.

Akhirnya, Marina memberitahu kekhawatirannya akan hewan-hewan itu pada Mark.

"Tadinya Mark tidak ingin melihatnya. Tapi 2 hari kemudian, dia berkata padaku, Aku punya visi yang jelas untuk memecahkan masalah ini."

Angka statistik itu menggugah Mark untuk membangun kesadaran masyarakat akan penderitaan hewan yang tak punya tempat tinggal di Amerika Serikat. Dan, dari situlah ia ingin melukis dalam proyek yang diberi nama 'An Act of Dog'.

Mark membuat potret anjing-anjing itu dari foto yang diunggah oleh pihak penampungan hewan ke website mereka. Targetnya adalah membuat 5.500 lukisan. Kira-kira itulah jumlah hewan yang dimatikan secara paksa oleh pihak penampungan hewan Amerika Serikat.

Menurut ABC News, berbagai penampungan anjing mengirimkan foto anjing yang 'ditidurkan' kepada Mark untuk diabadikan.

Tujuannya untuk membantu penyebaran masalah kematian anjing yang dibunuh di tempat penampungan hewan di seluruh Amerika Serikat.

"Ada solusi tanpa harus membunuh, yaitu bangun terus tempat penampungan dan digunakan dengan baik. Kami berusaha untuk meningkatkan awareness atau kesadaran masyarakat," ujar Marina.

Mark melukis sekitar 10 potret anjing per hari. Dan, dalam dua tahun, ia sudah menyelesaikan lebih dari 3.500 lukisan untuk proyeknya.

Ukuran lukisannya selalu sama: 12x12 inci atau 30,48x30,48 cm. Namun, ada sebuah lukisan yang sangat istimewa: 8x8 kaki atau 2,4x2,4 meter.

"Ukuran lukisan (istimewa) itu hanya setengah ukuran Kapel Sistine," ujar Mark.

Kapel itu terletak di Istana Apostolik, kediaman resmi Paus di Vatikan. Tempat itu terkenal karena arsitektur dan dekorasinya merupakan lukisan dinding hasil karya seniman zaman Renaissance, seperti Michaelangelo, Sandro Botticelli, Pietro Perugino, Pinturicchio, Domenico Ghirlandaio, dan lain-lain.

"Kapel Sistine itu luasnya 11.000 meter persegi. Lukisan (istimewa) itu hanya sekitar 5.500 meter persegi. Jika lukisan berukuran 10 kaki atau 3 meter dijajarkan, maka akan terlihat seperti dua lapangan sepak bola," lanjutnya.

Mark mengunggah video tentang proyek penyelamatan anjing itu ke situs miliknya dan Marina. Keduanya berharap proyek 'An Act of Dog' ini bisa menarik dermawan. Bahkan bisa membuat pemerintah kota untuk mendukung pekerjaan raksasa ini secara berkala agar bisa menambahkan dana untuk membangun tempat penampungan tanpa pembunuhan.

Langkah yang ditempuh Mark dan Marina juga pernah dilakukan oleh seorang pecinta anjing dari Manchester, Inggris bernama Sean Le Vegan. Ia ingin menyentuh kepedulian masyarakat tentang betapa memilukannya kehidupan anjing liar dengan tinggal di tempat penampungan selama 35 hari.

Mengapa 35 hari? Relawan di Manchester and Cheshire Dogs Home itu punya alasan. Sebab, itu adalah waktu rata-rata anjing dapat bertahan di tempat penampungan. Lebih ekstremnya lagi, Sean tinggal di kandang anjing dan hidup seperti anjing di sana. (Ein/Mut)


Video Terkini