Fisikawan saat ini masih mengembangkan 'jubah gaib' yang terinspirasi dari cerita fiksi Harry Potter. Namun, alam ternyata telah menyediakannya. Meski dalam bentuk lain.
Para ilmuwan mengatakan, sebuah substansi alami yang ditemukan pada kulit manusia dapat menghasilkan alternatif untuk menangkis gigitan nyamuk. Mereka mengatakan, bahan kimia tersebut bisa membuat manusia "tak terlihat" oleh serangga penghisap darah itu.
Telah lama diketahui bahwa beberapa orang lebih mengundang nyamuk daripada yang lain. Dan, pada pertemuan American Chemical Society, para ilmuwan mengungkap sekelompok senyawa alami yang dapat memblokir kemampuan nyamuk untuk mencium target potensial: salah satunya 1 - methylpiperzine.
Meski terbentuk secara alami, senyawa kimia itu bisa dihasilkan dalam jumlah besar di laboratorium. Sebagai pembuktian, para ahli pun melakukan percobaan. Tangan yang mengandung senyawa kimia tersebut dimasukkan dalam kotak berisi banyak nyamuk. Hasilnya, tak ada yang tertarik untuk menggigitnya, hewan-hewan itu mengabaikannya.
Para ilmuwan mengatakan, hasil penelitian mereka bisa membantu mencegah penyebaran penyakit mematikan. Nyamuk adalah salah satu makhluk pembawa penyakit paling mematikan. Salah satunya malaria, yangpada tahun 2010 membunuh sekitar 660 ribu manusia di dunia. Demikian menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO). Belum lagi demam berdarah dan penyakit lainnya.
Lebih Efektif
Ulrich Bernier dari Depatemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang mempresentasikan temuan tersebut mengatakan, timnya saat itu tengah mengeksplorasi alternatif lain untuk zat penolak nyamuk Deet (N,N-diethyl-m-toluamide) -- yang dianggap sudah kehilangan efektivitasnya.
"Zat penolak nyamuk menjadi andalan untuk mencegah gigitan hewan tersebut. Namun, kami mengeksplorasi pendekatan berbeda, dengan senyawa yang merusak daya penciuman nyamuk. Jika nyamuk tak bisa merasakan keberadaan 'makan malamnya', mereka tak akan mendengung, mendarat, lalu menggigit," kata Bernier, seperti dimuat BBC, 9 September 2013.
Senyawa ini bisa ditambahkan pada kosmetik atau lotion. "Dengan senyawa ini, jika Anda meletakkan tangan di kandang nyamuk, hampir semua tak menyadari keberadaannya. Kami menyebutnya anosmia atau hyposmia, ketidakmampuan mengenali bau atau mengurangi kemampuannya."
Mengomentari temuan itu, James Logan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, sangat menarik untuk mengetahui zat kimia apa yang sejatinya ampuh menolak nyamuk. Apalagi sumbernya alami.
"Jika penolak nyamuk baru dapat dikembangkan lebih efektif, lebih tahan lama, dan terjangkau, itu akan sangat bermanfaat untuk wisatawan dan orang-orang yang tinggal di negara-negara endemik penyakit," kata Dr Logan. Namun, dia menambahkan, bakal makan waktu bertahun- tahun sebelum produk baru itu bisa dipasarkan. (Ein/Ism)
Para ilmuwan mengatakan, sebuah substansi alami yang ditemukan pada kulit manusia dapat menghasilkan alternatif untuk menangkis gigitan nyamuk. Mereka mengatakan, bahan kimia tersebut bisa membuat manusia "tak terlihat" oleh serangga penghisap darah itu.
Telah lama diketahui bahwa beberapa orang lebih mengundang nyamuk daripada yang lain. Dan, pada pertemuan American Chemical Society, para ilmuwan mengungkap sekelompok senyawa alami yang dapat memblokir kemampuan nyamuk untuk mencium target potensial: salah satunya 1 - methylpiperzine.
Meski terbentuk secara alami, senyawa kimia itu bisa dihasilkan dalam jumlah besar di laboratorium. Sebagai pembuktian, para ahli pun melakukan percobaan. Tangan yang mengandung senyawa kimia tersebut dimasukkan dalam kotak berisi banyak nyamuk. Hasilnya, tak ada yang tertarik untuk menggigitnya, hewan-hewan itu mengabaikannya.
Para ilmuwan mengatakan, hasil penelitian mereka bisa membantu mencegah penyebaran penyakit mematikan. Nyamuk adalah salah satu makhluk pembawa penyakit paling mematikan. Salah satunya malaria, yangpada tahun 2010 membunuh sekitar 660 ribu manusia di dunia. Demikian menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO). Belum lagi demam berdarah dan penyakit lainnya.
Lebih Efektif
Ulrich Bernier dari Depatemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang mempresentasikan temuan tersebut mengatakan, timnya saat itu tengah mengeksplorasi alternatif lain untuk zat penolak nyamuk Deet (N,N-diethyl-m-toluamide) -- yang dianggap sudah kehilangan efektivitasnya.
"Zat penolak nyamuk menjadi andalan untuk mencegah gigitan hewan tersebut. Namun, kami mengeksplorasi pendekatan berbeda, dengan senyawa yang merusak daya penciuman nyamuk. Jika nyamuk tak bisa merasakan keberadaan 'makan malamnya', mereka tak akan mendengung, mendarat, lalu menggigit," kata Bernier, seperti dimuat BBC, 9 September 2013.
Senyawa ini bisa ditambahkan pada kosmetik atau lotion. "Dengan senyawa ini, jika Anda meletakkan tangan di kandang nyamuk, hampir semua tak menyadari keberadaannya. Kami menyebutnya anosmia atau hyposmia, ketidakmampuan mengenali bau atau mengurangi kemampuannya."
Mengomentari temuan itu, James Logan dari London School of Hygiene and Tropical Medicine mengatakan, sangat menarik untuk mengetahui zat kimia apa yang sejatinya ampuh menolak nyamuk. Apalagi sumbernya alami.
"Jika penolak nyamuk baru dapat dikembangkan lebih efektif, lebih tahan lama, dan terjangkau, itu akan sangat bermanfaat untuk wisatawan dan orang-orang yang tinggal di negara-negara endemik penyakit," kata Dr Logan. Namun, dia menambahkan, bakal makan waktu bertahun- tahun sebelum produk baru itu bisa dipasarkan. (Ein/Ism)