Sukses

Korut Aktifkan Reaktor Nuklir? Rusia: Itu Bisa Jadi Bencana

Dua kolom uap mengepul dari sebuah gedung di fasilitas nuklir Yongbyon. Menimbulkan tanda tanya besar.

Lagi-lagi, Korea Utara membuat dunia ketar-ketir. Gambar satelit dari fasilitas nuklir  Yongbyon menimbulkan tanda tanya besar, apakah negeri itu telah menyalakan kembali (restart) reaktor pemroduksi plutonium -- yang menurut ahli Barat adalah komponen utama pengembangan senjata nuklir.

Para ahli dari AS meneliti gambar satelit yang diambil 31 Agustus 2013 lalu. Mereka melihat dua kolom uap mengepul dari sebuah gedung, yang diyakini menyimpan turbin uap dan generator listrik reaktor.

Keberadaan uap mengindikasikan reaktor sedang atau segera dioperasikan, demikian tulis Nick Hansen dan Jeffrey Lewis, dalam postingan di blog 38 North--bagian dari program Institut AS-Korea di Johns Hopkins School of Advanced International Studies.

Kerja membuka kembali reaktor dipantau berlangsung sepanjang musim semi dan musim panas.

"Tanpa kemampuan nuklir, atau setidaknya persepsi ancaman memiliki kemampuan nuklir, Korut punya sejumlah alat tawar," kata Jasper Kim, pendiri Asia-Pacific Global Research Group, seperti dimuat CNN, Jumat (13/9/2013).

Pada April tahun ini, Korut sudah menyatakan akan "menyesuaikan kembali dan me-restart semua fasilitas nuklir" di Yongbyon, yang meliputi pabrik pengayaan uranium dan reaktor," demikian dikabarkan kantor berita Korut KCNA. "Pekerjaan ini akan dilakukan tanpa penundaan."

Kini, para analis menilai, Korut telah memenuhi janjinya. Diperkirakan Korut butuh waktu 2-3 tahun untuk memproduksi plutonium.

"Masih ada waktu untuk menegosiasikan penutupan reaktor sebelum Korut bisa menggunakan sejumlah plutonium baru itu untuk senjata nuklir," kata David Albright dan Robert Avagyan, dari Science and International Security. "Jika penghentian dilakukan dalam waktu 6 bulan mendatang, reaktor itu hanya sempat memproduksi sangat sedikit plutonium.

Rusia: Ini Berbahaya

Tingkah terbaru Korut membuat Rusia bereaksi. Rusia memperingatkan, fasilitas yang menua di "negara bak mimpi buruk" bisa mengakibatkan bencana.

Kantor berita Interfax, seperti dikutip ABC News melaporkan, seorang sumber diplomatik mengatakan Rusia belum mendapat informasi pasti apakah benar reaktor nuklir Korut sedang dinyalakan kembali. Namun, mereka sudah memperingatkan konsekuensinya.

"Kekhawatiran utama kami terkait bencana dahsyat  buatan manusia yang bisa jadi konsekuensinya. Reaktor itu berada di negara yang bagai mimpi buruk. Desainnya juga lawas, dari tahun 1950-an," kata dia.

"Untuk Semenanjung Korea, ini bisa membawa konsekuensi mengerikan, jika bukan bencana dahsyat yang dipicu ulah manusia."

Sementara, Badan Tenaga Atom Internasional menyatakan pihaknya mengikuti laporan perkembangan soal reaktor Korut, namun, belum mengetahui pasti terkait situasi di Yongbyon.

"Karena kami tidak punya inspektur di sana, kami belum bisa memastikan apapun," kata Yukiya Amano, kepala badan. (Ein)