Liputan6.com, Johanesburg: Mengadopsi anak kian mudah saja saat ini. Sebuah organisasi di Afrika Selatan, Door of Hope, memanfaatkan internet untuk menawarkan bayi-bayi yang tak berorang tua. Sebetulnya, program ini sudah berjalan sejak satu tahun terakhir, diprakarsai seorang penginjil wanita dari Gereja Baptis bernama Cherry Allen.
Menariknya, Allen menolak cara yang ia lakukan disebut adopsi melalui internet. Sebab, kata dia, setiap orang tua yang menginginkan anak harus diteliti dengan seksama. Menurut Allen, pengunaan internet hanya untuk menjangkau orang tua asuh lebih luas. Soalnya, Allen menargetkan seluruh anak yang ada bisa memiliki orang tua.
Di Johanesburg, diperkirakan 30 anak yang rata-rata berkulit hitam dibuang orang tua mereka. Bahkan, banyak anak-anak tersebut ditemukan dalam keadaan tewas. Nah, dengan adanya program ini, ratusan anak malang tersebut terdaftar dengan jelas dan rapi, termasuk ciri-ciri fisik dan nonfisik.
Sejak program ini dibuka, anak-anak yang diasuh telah mendapatkan orang tua di sebelas negara, seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Swedia, dan Norwegia. Orang asing yang berada di Afrika Selatan, termasuk penduduk Afsel, banyak pula yang mengadopsi anak-anak tersebut.(RSB/Rka)
Menariknya, Allen menolak cara yang ia lakukan disebut adopsi melalui internet. Sebab, kata dia, setiap orang tua yang menginginkan anak harus diteliti dengan seksama. Menurut Allen, pengunaan internet hanya untuk menjangkau orang tua asuh lebih luas. Soalnya, Allen menargetkan seluruh anak yang ada bisa memiliki orang tua.
Di Johanesburg, diperkirakan 30 anak yang rata-rata berkulit hitam dibuang orang tua mereka. Bahkan, banyak anak-anak tersebut ditemukan dalam keadaan tewas. Nah, dengan adanya program ini, ratusan anak malang tersebut terdaftar dengan jelas dan rapi, termasuk ciri-ciri fisik dan nonfisik.
Sejak program ini dibuka, anak-anak yang diasuh telah mendapatkan orang tua di sebelas negara, seperti Jepang, Jerman, Amerika Serikat, Swedia, dan Norwegia. Orang asing yang berada di Afrika Selatan, termasuk penduduk Afsel, banyak pula yang mengadopsi anak-anak tersebut.(RSB/Rka)