Amerika Serikat nyaris hancur lebur oleh ledakan bom atom yang daya ledaknya 260 kali lebih dahsyat dari yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II. Ledakan maha dahsyat itu nyaris terjadi pada 24 Januari 1961, saat negeri Paman Sam itu terlibat Perang Dingin dengan Uni Soviet.
Memang pada tahun-tahun itu terjadi perlombaan senjata nuklir oleh AS dan Uni Soviet. Dan dokumen rahasia yang diungkap The Guardian baru-baru ini menunjukkan detail insiden pada 1961 itu.
Dokumen itu berupa laporan yang ditulis oleh Parker Jones, seorang insinyur senior di Sandia National Laboratories yang bertanggung jawab atas mekanisme keselamatan senjata nuklir. Laporan yang ditulis 8 tahun setelah insiden itu berjudul "Goldsboro Revisited or: How I Learned to Mistrust the H-Bomb".
Dalam laporan itu disebutkan insiden mengerikan ini terjadi saat pesawat pembom B-52 yang mengangkut 2 bom hidrogen Mark 39 mengalami kerusakan saat di udara. Karena pesawat rusak, 2 Mask 39 itu dijatuhkan dari langit Goldsboro, North Carolina.
Beruntung, AS masih selamat karena terjadi kerusakan pada saklar pemicu bom tersebut. Jika tidak, maka jutaan rakyat AS akan menjadi korban pada 3 hari setelah pelantikan Presiden John F Kennedy itu. Berdasarkan dokumen tersebut, jika meledak bom itu bisa meluluh-lantakkan Washington, Baltimore, Philadelphia, dan bahkan New York.
Dalam laporan itu dituliskan bahwa salah satu bom itu jatuh di Faro, North Carolina, dan yang lain di padang rumput. Jones menemukan 3 di antara 4 mekanisme keamanan didesain untuk mencegah terjadinya ledakan jika terjadi masalah.
Seperti dituliskan Daily Mail, Sabtu (21/9/2013), Jones menyimpulkan bahwa teknologi-dinamo dan tegangan rendah pada saklar pemicu bom telah menghindarkan AS dari bencana besar. "Bom MK 39 Mod 2 tidak punya keamanan yang memadai di B-52," tulis Jones. (Eks)
Memang pada tahun-tahun itu terjadi perlombaan senjata nuklir oleh AS dan Uni Soviet. Dan dokumen rahasia yang diungkap The Guardian baru-baru ini menunjukkan detail insiden pada 1961 itu.
Dokumen itu berupa laporan yang ditulis oleh Parker Jones, seorang insinyur senior di Sandia National Laboratories yang bertanggung jawab atas mekanisme keselamatan senjata nuklir. Laporan yang ditulis 8 tahun setelah insiden itu berjudul "Goldsboro Revisited or: How I Learned to Mistrust the H-Bomb".
Dalam laporan itu disebutkan insiden mengerikan ini terjadi saat pesawat pembom B-52 yang mengangkut 2 bom hidrogen Mark 39 mengalami kerusakan saat di udara. Karena pesawat rusak, 2 Mask 39 itu dijatuhkan dari langit Goldsboro, North Carolina.
Beruntung, AS masih selamat karena terjadi kerusakan pada saklar pemicu bom tersebut. Jika tidak, maka jutaan rakyat AS akan menjadi korban pada 3 hari setelah pelantikan Presiden John F Kennedy itu. Berdasarkan dokumen tersebut, jika meledak bom itu bisa meluluh-lantakkan Washington, Baltimore, Philadelphia, dan bahkan New York.
Dalam laporan itu dituliskan bahwa salah satu bom itu jatuh di Faro, North Carolina, dan yang lain di padang rumput. Jones menemukan 3 di antara 4 mekanisme keamanan didesain untuk mencegah terjadinya ledakan jika terjadi masalah.
Seperti dituliskan Daily Mail, Sabtu (21/9/2013), Jones menyimpulkan bahwa teknologi-dinamo dan tegangan rendah pada saklar pemicu bom telah menghindarkan AS dari bencana besar. "Bom MK 39 Mod 2 tidak punya keamanan yang memadai di B-52," tulis Jones. (Eks)