Tahukah Anda ada narkoba pemakan daging, yang membuat kulit Anda seperti reptil buaya? Si pengonsumsinya akan kehilangan kulit dan dagingnya sedikit demi sedikit, bermula dari kulitnya yang akan membentuk seperti lepuhan kering berwarna hijau seperti luka borok.
Kasus itu banyak ditemukan di Rusia, karena narkoba tersebut diracik di negara pimpinan Vladimir Putin, dan kini sudah merambah AS. Dan ini merupakan yang pertama kali terjadi di negeri pimpinan Barack Obama.
Dalam tulisan yang dimuat News.com.au dan dilansir Liputan6.com, Jumat, (27/9/2013), obat terlarang yang dikenal dengan nama Krokodil itu sangat populer di Rusia. Obat tersebut memiliki efek yang sama dengan menggunakan heroin tetapi harganya tiga kali lebih murah.
Krokodil merupakan campuran kodein dengan hidrokarbon, zat seperti bensin, minyak atau alkohol. Campuran tersebut kemudian disaring dan direbus sebelum disuntikkan ke pembuluh darah.
Munculnya kasus pengguna Krokodil yang berujung pada kerusakan kulit, disampaikan oleh Poison Control Centre Banner. Mereka mengatakan dua kasus pertama terkait pengaruh Krokodil terjadi di Arizona, AS.
"Sejauh yang saya tahu, ini adalah kasus pertama di Amerika Serikat yang dilaporkan. Jadi kita sangat ketakutan," ujar Dr Frank LoVecchio, wakil direktur medis di Poison Control Centre Banner.
"Mereka mengekstrak [obat] dan meyakini bahwa sebagian besar minyak dan bensin hilang, tapi sebenarnya masih ada sisa-sisanya. Coba bayangkan, hanya menyuntikkan sedikit ke dalam pembuluh darah, bisa menyebabkan banyak kerusakan," sambung Frank.
Penggunaan terus-menerus dari Krokodil bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, membuat kulit menjadi hijau dan bersisik dan menyebabkan gangren.
Gangren adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh mengalami nekrosis atau mati. Kondisi itu terjadi setelah seseorang mengalami luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah. Penyebab utama gangren adalah berkurangnya suplai darah ke jaringan yang terjangkit gangren, sehingga mengakibatkan kematian sel. Diabetes dan merokok jangka panjang turut menambah risiko gangren.
Sejauh ini, Rusia memiliki 2,5 juta orang yang telah terdaftar untuk mencari pengobatan dari kecanduan. Dan rentang hidup untuk para pengguna itu hanya dua sampai tiga tahun. (Tnt/Ein)
Kasus itu banyak ditemukan di Rusia, karena narkoba tersebut diracik di negara pimpinan Vladimir Putin, dan kini sudah merambah AS. Dan ini merupakan yang pertama kali terjadi di negeri pimpinan Barack Obama.
Dalam tulisan yang dimuat News.com.au dan dilansir Liputan6.com, Jumat, (27/9/2013), obat terlarang yang dikenal dengan nama Krokodil itu sangat populer di Rusia. Obat tersebut memiliki efek yang sama dengan menggunakan heroin tetapi harganya tiga kali lebih murah.
Krokodil merupakan campuran kodein dengan hidrokarbon, zat seperti bensin, minyak atau alkohol. Campuran tersebut kemudian disaring dan direbus sebelum disuntikkan ke pembuluh darah.
Munculnya kasus pengguna Krokodil yang berujung pada kerusakan kulit, disampaikan oleh Poison Control Centre Banner. Mereka mengatakan dua kasus pertama terkait pengaruh Krokodil terjadi di Arizona, AS.
"Sejauh yang saya tahu, ini adalah kasus pertama di Amerika Serikat yang dilaporkan. Jadi kita sangat ketakutan," ujar Dr Frank LoVecchio, wakil direktur medis di Poison Control Centre Banner.
"Mereka mengekstrak [obat] dan meyakini bahwa sebagian besar minyak dan bensin hilang, tapi sebenarnya masih ada sisa-sisanya. Coba bayangkan, hanya menyuntikkan sedikit ke dalam pembuluh darah, bisa menyebabkan banyak kerusakan," sambung Frank.
Penggunaan terus-menerus dari Krokodil bisa menyebabkan pembuluh darah pecah, membuat kulit menjadi hijau dan bersisik dan menyebabkan gangren.
Gangren adalah kondisi serius yang muncul ketika banyak jaringan tubuh mengalami nekrosis atau mati. Kondisi itu terjadi setelah seseorang mengalami luka, infeksi, atau masalah kesehatan kronis yang memengaruhi sirkulasi darah. Penyebab utama gangren adalah berkurangnya suplai darah ke jaringan yang terjangkit gangren, sehingga mengakibatkan kematian sel. Diabetes dan merokok jangka panjang turut menambah risiko gangren.
Sejauh ini, Rusia memiliki 2,5 juta orang yang telah terdaftar untuk mencari pengobatan dari kecanduan. Dan rentang hidup untuk para pengguna itu hanya dua sampai tiga tahun. (Tnt/Ein)