Rockwood House, mansion mewah dengan cita rasa seni kelas tinggi itu, pernah jadi tempat tinggal mantan Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto. Bangunan megah yang terletak di Witley, Inggris tersebut dibeli Bhutto dan suaminya Asif Ali Zardari pada tahun 1995 --selama periode kedua kekuasaannya.
Namun kaitan 'Surrey Mansion' dengan Bhutto tinggal kisah lama. Bangunan tersebut kini beralih fungsi menjadi ajang untuk pesta seks.
Mereka yang berminat ikut serta harus mengeluarkan uang sebesar 450 poundsterling atau Rp 8,3 juta per pasangan, untuk menikmati 'penjara', tenis tanpa busana, atau jalan-jalan 'nakal' di antara pepohonan di hutan di dekatnya, dari hari Jumat sampai Minggu. Atau 'hanya' 150 poundsterling per pasangan yang ingin datang hanya di hari Sabtu.
Pihak penyelenggara, Little Liaisons mulai menggelar 'festival mini penuh dosa' itu selama 2 hari selama akhir pekan di rumah besar berdinding bata bulan lalu. Awalnya, lokasinya sengaja dirahasiakan, tetamu baru diberitahu seminggu sebelum hari-H.
Para peserta dibekali password rahasia untuk masuk. Saat berada di dalamnya, mereka bebas mengumbar syahwat.
Rumah di mana Bhutto pernah mengundang sejumlah pemimpin dunia, saat ini diiklankan sebagai tempat yang menyediakan 'kamar bermain', DJ, minuman yang tak berhenti mengalir, lengkap dengan foto dan video kenang-kenangan.
Rumah yang dulu memiliki ornamen bercita rasa tinggi, meja makan kristal Lalique yang berharga lebih dari Rp 2 miliar, lampu gantung kristal, dan perabot berwarna keemasan, kini berubah sama sekali.
Kamar yang berjumlah 20 dipasangi lampu neon, alat-alat perangsang, tak ketinggalan dentuman musik. Gudang tua yang ada di sana juga disulap jadi ajang mesum.
Tuduhan Korupsi
Bhutto dan suaminya Asif Zardari --yang mengundurkan diri sebagai presiden Pakistan awal bulan ini, membeli bangunan itu pada tahun 1995. Mansion megah itu dituding rezim kala itu sebagai tempat menyembunyikan uang yang diduga hasil korupsi.
Mereka lalu menjualnya tahun 2004, 3 tahun sebelum Bhutto tewas dibunuh, seharga sekitar 4 juta poundsterling atau Rp 74 miliar.
Kini, rumah disewa untuk menggelar 12 event mesum selama setahun, kembali dijual dengan harga penawaran di bawah 9 juta poundsterling di agen real estate Sotheby's.
Si penyewa yang tak mau disebut namanya bersikukuh, "Ini bukan tempat hura-hura, tapi rumah tinggal. Aku hanya menggelar acara privat untuk sejumlah orang berpikiran terbuka."
"Mayoritas acara yang digelar di sini adalah acara musik bahkan amal," dalihnya.
Tapi, ia toh akhirnya mengaku. "Memang ada acara yang melibatkan unsur seksualitas, namun aku tak melihat itu sebagai hal yang memalukan."
Ia juga mengklaim acara dewasa yang digelar dengan memungut bayaran tidak mengganggu warga sekitar. Bahkan menguntungkan bagi pengusaha taksi lokal.
Kematian Bhutto
Benazir Bhutto yang karismatik tewas pada pada 27 Desember 2007 lalu, saat ia berkampanye di Kota Rawalpindi. Detik-detik sebelum tewas, ia melambaikan tangan dari atas jendela atap mobilnya --seminggu setelah ia kembali ke Pakistan dari lokasi pengasingan di Inggris. Pelakunya lalu meledakkan diri.
Agustus 2013 lalu, mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf didakwa atas 3 tuduhan terkait pembunuhan Bhutto. Ia didakwa pasal pembunuhan, konspirasi kriminal pembunuhan, dan memfasilitasi pembunuhan.
Pihak Musharraf membantah tuduhan itu. Tuduhan itu sangat tidak berdasar. Kami akan berjuang mengikuti proses hukum ini," kata pengacara Musharraf, Syeda Afshan Adil, seperti dimuat BBC, Selasa (20/8/2013). (Ein/Mut)
Namun kaitan 'Surrey Mansion' dengan Bhutto tinggal kisah lama. Bangunan tersebut kini beralih fungsi menjadi ajang untuk pesta seks.
Mereka yang berminat ikut serta harus mengeluarkan uang sebesar 450 poundsterling atau Rp 8,3 juta per pasangan, untuk menikmati 'penjara', tenis tanpa busana, atau jalan-jalan 'nakal' di antara pepohonan di hutan di dekatnya, dari hari Jumat sampai Minggu. Atau 'hanya' 150 poundsterling per pasangan yang ingin datang hanya di hari Sabtu.
Pihak penyelenggara, Little Liaisons mulai menggelar 'festival mini penuh dosa' itu selama 2 hari selama akhir pekan di rumah besar berdinding bata bulan lalu. Awalnya, lokasinya sengaja dirahasiakan, tetamu baru diberitahu seminggu sebelum hari-H.
Para peserta dibekali password rahasia untuk masuk. Saat berada di dalamnya, mereka bebas mengumbar syahwat.
Rumah di mana Bhutto pernah mengundang sejumlah pemimpin dunia, saat ini diiklankan sebagai tempat yang menyediakan 'kamar bermain', DJ, minuman yang tak berhenti mengalir, lengkap dengan foto dan video kenang-kenangan.
Rumah yang dulu memiliki ornamen bercita rasa tinggi, meja makan kristal Lalique yang berharga lebih dari Rp 2 miliar, lampu gantung kristal, dan perabot berwarna keemasan, kini berubah sama sekali.
Kamar yang berjumlah 20 dipasangi lampu neon, alat-alat perangsang, tak ketinggalan dentuman musik. Gudang tua yang ada di sana juga disulap jadi ajang mesum.
Tuduhan Korupsi
Bhutto dan suaminya Asif Zardari --yang mengundurkan diri sebagai presiden Pakistan awal bulan ini, membeli bangunan itu pada tahun 1995. Mansion megah itu dituding rezim kala itu sebagai tempat menyembunyikan uang yang diduga hasil korupsi.
Mereka lalu menjualnya tahun 2004, 3 tahun sebelum Bhutto tewas dibunuh, seharga sekitar 4 juta poundsterling atau Rp 74 miliar.
Kini, rumah disewa untuk menggelar 12 event mesum selama setahun, kembali dijual dengan harga penawaran di bawah 9 juta poundsterling di agen real estate Sotheby's.
Si penyewa yang tak mau disebut namanya bersikukuh, "Ini bukan tempat hura-hura, tapi rumah tinggal. Aku hanya menggelar acara privat untuk sejumlah orang berpikiran terbuka."
"Mayoritas acara yang digelar di sini adalah acara musik bahkan amal," dalihnya.
Tapi, ia toh akhirnya mengaku. "Memang ada acara yang melibatkan unsur seksualitas, namun aku tak melihat itu sebagai hal yang memalukan."
Ia juga mengklaim acara dewasa yang digelar dengan memungut bayaran tidak mengganggu warga sekitar. Bahkan menguntungkan bagi pengusaha taksi lokal.
Kematian Bhutto
Benazir Bhutto yang karismatik tewas pada pada 27 Desember 2007 lalu, saat ia berkampanye di Kota Rawalpindi. Detik-detik sebelum tewas, ia melambaikan tangan dari atas jendela atap mobilnya --seminggu setelah ia kembali ke Pakistan dari lokasi pengasingan di Inggris. Pelakunya lalu meledakkan diri.
Agustus 2013 lalu, mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf didakwa atas 3 tuduhan terkait pembunuhan Bhutto. Ia didakwa pasal pembunuhan, konspirasi kriminal pembunuhan, dan memfasilitasi pembunuhan.
Pihak Musharraf membantah tuduhan itu. Tuduhan itu sangat tidak berdasar. Kami akan berjuang mengikuti proses hukum ini," kata pengacara Musharraf, Syeda Afshan Adil, seperti dimuat BBC, Selasa (20/8/2013). (Ein/Mut)