Perdana Menteri Australia yang baru, Tony Abbott akan berkunjung ke Indonesia. Di tengah ketegangan antara Indonesia-Australia atas kebijakan untuk para pencari suaka.
Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa menentang keras kebijakan Abbott untuk mengirim kapal dengan TKI ilegal kembali ke Indonesia, yang dinilai melanggar kedaulatan negara. Namun, Abbott yang terpilih awal bulan ini, membela kebijakannya.
Pekan lalu, setidaknya 31 pencari suaka tenggelam ketika kapal mereka tenggelam di lepas pantai Jawa.
Seperti dilansir CNN yang dimuat Liputan6.com, Senin (30/9/2013), Abbott diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden SBY dalam kunjungannya selama 2 hari terhitung hari ini. Ini merupakan perjalanan ke luar negeri pertamanya, sejak menjadi perdana menteri.
Menjelang tur, Abbott pun menyatakan bahwa dirinya ingin fokus pada isu-isu penting lainnya, termasuk perdagangan.
"Harapan saya, kunjungan ini menetapkan sebuah konvensi bagi semua calon perdana menteri untuk membuat Jakarta sebagai pelabuhan pertama mereka untuk ke luar negeri, " ujar Abbott.
Kendati demikian, perahu yang terkena bencana pekan lalu di luar Jawa, diperkirakan menjadi fokus utama Abbot pada kunjungannya kali ini.
Dalam insiden tenggelamnya para imigran tersebut, beberapa korban selamat menyatakan menuduh angkatan laut Australia gagal merespons kecelakaan itu. Namun sebaliknya, pihak Canberra justru mengatakan telah menyediakan semua bantuan yang layak untuk kapal yang tenggelam.
Salah satu janji kampanye Abbott, adalah kebijakan yang lebih keras dalam menghadapi pencari suaka. Ia juga menunjuk komandan militer untuk memimpin operasi mengatasi para imigran yang datang dengan perahu dan penyelundupan manusia.
Bisa jadi kebijakan tersebut mempengaruhi hubungan bilateral dengan Indonesia. Sebab, mayoritas perahu para pencari suaka melewati perairan nusantara.
Ratusan migran telah meninggal saat berusaha untuk mencapai pantai Australia dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari mereka menuju Pulau Christmas, sebuah wilayah terpencil Australia di Samudera Hindia. (Tnt)
Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa menentang keras kebijakan Abbott untuk mengirim kapal dengan TKI ilegal kembali ke Indonesia, yang dinilai melanggar kedaulatan negara. Namun, Abbott yang terpilih awal bulan ini, membela kebijakannya.
Pekan lalu, setidaknya 31 pencari suaka tenggelam ketika kapal mereka tenggelam di lepas pantai Jawa.
Seperti dilansir CNN yang dimuat Liputan6.com, Senin (30/9/2013), Abbott diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden SBY dalam kunjungannya selama 2 hari terhitung hari ini. Ini merupakan perjalanan ke luar negeri pertamanya, sejak menjadi perdana menteri.
Menjelang tur, Abbott pun menyatakan bahwa dirinya ingin fokus pada isu-isu penting lainnya, termasuk perdagangan.
"Harapan saya, kunjungan ini menetapkan sebuah konvensi bagi semua calon perdana menteri untuk membuat Jakarta sebagai pelabuhan pertama mereka untuk ke luar negeri, " ujar Abbott.
Kendati demikian, perahu yang terkena bencana pekan lalu di luar Jawa, diperkirakan menjadi fokus utama Abbot pada kunjungannya kali ini.
Dalam insiden tenggelamnya para imigran tersebut, beberapa korban selamat menyatakan menuduh angkatan laut Australia gagal merespons kecelakaan itu. Namun sebaliknya, pihak Canberra justru mengatakan telah menyediakan semua bantuan yang layak untuk kapal yang tenggelam.
Salah satu janji kampanye Abbott, adalah kebijakan yang lebih keras dalam menghadapi pencari suaka. Ia juga menunjuk komandan militer untuk memimpin operasi mengatasi para imigran yang datang dengan perahu dan penyelundupan manusia.
Bisa jadi kebijakan tersebut mempengaruhi hubungan bilateral dengan Indonesia. Sebab, mayoritas perahu para pencari suaka melewati perairan nusantara.
Ratusan migran telah meninggal saat berusaha untuk mencapai pantai Australia dalam beberapa tahun terakhir. Banyak dari mereka menuju Pulau Christmas, sebuah wilayah terpencil Australia di Samudera Hindia. (Tnt)