Bumi seakan pamer kemampuan 'sulap'-nya, ketika planet manusia tiba-tiba memunculkan sebuah pulau, yang entah dari mana asal muasalnya. Sebagai efek samping yang luar biasa dari gempa mematikan dengan kekuatan 7,8 skala Richter yang mengguncang Pakistan Selasa 24 September 2013-- yang merenggut lebih dari 500 nyawa.
Lepas dari rasa terkejut, warga kota pesisir Gwadar yang penasaran pun segera menghampiri pulau itu, menemukan permukaannya yang berlumpur, dilapisi pasir dan bebatuan. Juga ikan-ikan yang menggelepar mati. Sayup-sayup, di antara riak ombak, terdengar suara desisan gas yang keluar dari retakan.
Dan kini, muncul serangkaian gambar satelit yang mengungkap struktur aneh pulau tersebut dari angkasa, beberapa hari setelah ia muncul. Seperti dimuat Daily Mail, 2 Oktober 2013, satelit Earth Observing-1 dan Landsat 8 menguak bahwa pulau itu berpola lingkaran dan relatif rata. Permukaannya dipenuhi celah dan retakan, mirip pie lumpur mengering, yang dihasilkan anak-anak kecil saat main masak-masakan.
Seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, juga ada satelit Pleiades mirip Prancis yang memetakan dimensi bukit lumpur tersebut, yakni panjang 175,7 meter, lebar 160 meter. Sementara, foto udara dari National Institute of Oceanography Pakistan menyebut, ketinggian pulau berwarna abu-abu itu 15-20 meter di atas permukaan air.
"Dasar laut di daerah tersebut secara umum rata, namun gradien (kecuraman) di daerah ini berubah secara tiba-tiba," kata ahli geologi kelautan dari National Institute of Oceanography Pakistan, Asif Inam. Ketinggian air di perairan sekitarnya berkisar antara 15-20 meter.
"Pulau itu benar-benar hanya tumpukan besar lumpur yang terdorong dari dasar laut," kata geolog dari Badan Survei Geologi AS, Bill Barnhart, yang mempelajari fenomena gempa di Pakistan dan Iran.
Ini adalah fenomena geologi. "Hanya butuh gas bertekanan tinggi -- metana, karbon dioksida, atau yang lain, juga cairan yang terkubur dalam," tambah Bill Barnhart. "Saat permukaan diusik gelombang seismik (seperti gempa bumi), gas dan cairan mengapung ringan lalu lekas-lekas menyeruak ke permukaan, membawa serta batuan dan lumpur."
Secara terpisah, Richard Luckett, astronom British Geological Survey mengatakan, gunung lumpur (mud volcanoes) biasa ditemui di wilayah itu, baik daratan juga laut.
"Ada zona subduksi di wilayah ini di mana lempeng Arab bertemu dengan lempeng Eurasia, bergerak sekitar 2 cm pertahun, menumbuk dan terdorong ke bawahnya," kata Luckett.
Saat lempeng di sepanjang garis patahan bergerak, ia akan menciptakan panas. Ledakan gas besar yang keluar melalui retakan kerak bumi, akan mengangkat dasar laut ke permukaan. "Tumbukan lempeng yang sama bertanggung jawab atas gempa yang terjadi di Pakistan baru-baru ini," tambah dia.
Mirip yang terjadi sekitar 60 sampai 70 tahun lalu. Sebuah pulau muncul setelah lindu. Kala itu, para tetua menamai pulau yang muncul setelah lindu sebagai Zalzala Koh atau bukit gempa -- yang kemudian menghilang.
Sebagian penduduk setempat yakin, gempa Selasa lalu memunculkan kembali Zalzala Koh yang lenyap kala itu. (Ein)
Baca juga: Menguak Misteri Pulau yang Muncul Setelah Gempa Pakistan
Lepas dari rasa terkejut, warga kota pesisir Gwadar yang penasaran pun segera menghampiri pulau itu, menemukan permukaannya yang berlumpur, dilapisi pasir dan bebatuan. Juga ikan-ikan yang menggelepar mati. Sayup-sayup, di antara riak ombak, terdengar suara desisan gas yang keluar dari retakan.
Dan kini, muncul serangkaian gambar satelit yang mengungkap struktur aneh pulau tersebut dari angkasa, beberapa hari setelah ia muncul. Seperti dimuat Daily Mail, 2 Oktober 2013, satelit Earth Observing-1 dan Landsat 8 menguak bahwa pulau itu berpola lingkaran dan relatif rata. Permukaannya dipenuhi celah dan retakan, mirip pie lumpur mengering, yang dihasilkan anak-anak kecil saat main masak-masakan.
Seperti Liputan6.com kutip dari situs sains SPACE.com, juga ada satelit Pleiades mirip Prancis yang memetakan dimensi bukit lumpur tersebut, yakni panjang 175,7 meter, lebar 160 meter. Sementara, foto udara dari National Institute of Oceanography Pakistan menyebut, ketinggian pulau berwarna abu-abu itu 15-20 meter di atas permukaan air.
"Dasar laut di daerah tersebut secara umum rata, namun gradien (kecuraman) di daerah ini berubah secara tiba-tiba," kata ahli geologi kelautan dari National Institute of Oceanography Pakistan, Asif Inam. Ketinggian air di perairan sekitarnya berkisar antara 15-20 meter.
"Pulau itu benar-benar hanya tumpukan besar lumpur yang terdorong dari dasar laut," kata geolog dari Badan Survei Geologi AS, Bill Barnhart, yang mempelajari fenomena gempa di Pakistan dan Iran.
Ini adalah fenomena geologi. "Hanya butuh gas bertekanan tinggi -- metana, karbon dioksida, atau yang lain, juga cairan yang terkubur dalam," tambah Bill Barnhart. "Saat permukaan diusik gelombang seismik (seperti gempa bumi), gas dan cairan mengapung ringan lalu lekas-lekas menyeruak ke permukaan, membawa serta batuan dan lumpur."
Secara terpisah, Richard Luckett, astronom British Geological Survey mengatakan, gunung lumpur (mud volcanoes) biasa ditemui di wilayah itu, baik daratan juga laut.
"Ada zona subduksi di wilayah ini di mana lempeng Arab bertemu dengan lempeng Eurasia, bergerak sekitar 2 cm pertahun, menumbuk dan terdorong ke bawahnya," kata Luckett.
Saat lempeng di sepanjang garis patahan bergerak, ia akan menciptakan panas. Ledakan gas besar yang keluar melalui retakan kerak bumi, akan mengangkat dasar laut ke permukaan. "Tumbukan lempeng yang sama bertanggung jawab atas gempa yang terjadi di Pakistan baru-baru ini," tambah dia.
Mirip yang terjadi sekitar 60 sampai 70 tahun lalu. Sebuah pulau muncul setelah lindu. Kala itu, para tetua menamai pulau yang muncul setelah lindu sebagai Zalzala Koh atau bukit gempa -- yang kemudian menghilang.
Sebagian penduduk setempat yakin, gempa Selasa lalu memunculkan kembali Zalzala Koh yang lenyap kala itu. (Ein)
Baca juga: Menguak Misteri Pulau yang Muncul Setelah Gempa Pakistan