Topan besar akan menerjang India. Kekuatan Topan Phailin telah terbentuk di hampir seluruh Teluk Benggala dan diperkirakan menuju pesisir timur India. Kuatnya topan tersebut, membuat pejabat setempat meminta puluhan ribu warganya agar segera mengevekuasi diri ke tempat yang lebih aman.
Seperti dimuat News.com.au yang dilansir Liputan6.com, Sabtu (12/10/2013), Angkatan udara setempat juga telah mengirimkan tim untuk membantu badan bencana lokal mengevakuasi orang-orang keluar dari jalur Topan Phailin. Diperkirakan topan tersebut mendarat awal Sabtu malam, disertai dengan gelombang badai hingga setinggi 3 meter.
Badai itu "badai siklon yang sangat besar dengan kecepatan angin maksimum 210-220 kilometer per jam", ujar Departemen Meteorologi India (IMD) saat mengeluarkan peringatan tertinggi pada Jumat, 11 September waktu setempat.
"Badai ini memiliki potensi kerusakan yang tinggi, mengingat kecepatan angin yang dibawa," ujar Laxman Singh Rathore, Direktur Uum IMD dalam konferensi persnya.
Menurut IMD, saat ini Topan Phailin berada sekitar 400 kilometer di lepas pantai. Topan tersebut telah menjadi kuat secara dramatis dalam beberapa hari terakhir. Sangat dikhawatirkan, karena masih ada wilayah di India yang rupahnya terbuat dari gubuk dengan atap jerami.
"Topan ini bergerak sekitar 15 kilometer per jam, dan ukuran sekitar 400-500 kilometer," kata pihak IMD .
"Kami telah mengerahkan seluruh tenaga mitigasi bencana kami untuk melakukan inisiatif pra-badai (sebelum terjadi badai)," ujar Pradipta Mohapatra, komisaris bantuan khusus untuk Orissa.
Siklon biasanya terbentuk di Teluk Benggala saat ini pada akhir musim hujan beruap, ketika suhu laut berada pada tingkat tertinggi.
"Kehancuran diharapkan tak separah dari tahun 1999," kata Mahesh Palawat, kepala meteorologi di peramal Skymet swasta terbesar India.
"Kali ini kami memiliki Kantor Meteorologi India, menunjukkan dengan tepat area kontak cukup akurat dan orang-orang mengambil langkah-langkah," ucap Mahesh.
Yang terakhir, badai besar untuk melanda India bulan Januari lalu. Ketika Topan Thane menghantam negara bagian India selatan Tamil Nadu, menewaskan 42 orang.
Topan Super
Laxman dari IMD juga mengatakan, puncak topan akan menjadi topan super, bentuk topan yang paling kuat.
Menurut gambar dari satelit, terlihat massa awan berkumpul dan berputar di Teluk Benggala. Namun menurut peramal cuaca, zona bahaya berada di jarak sekitar 150 kilometer dari kumpulan massa awan itu. Dengan perkiraan tersebut, pesisir Orissa dan tetangga di negara bagian Andhra Pradesh diperkriakan juga akan terkena dampak Topan Phailin.
Di Orissa, ibu kota negara bagian Bhubaneswar, hujan mulai turun dan pohon terombang-ambing akibat terpaan angin yang sangat kuat. Banyak orang membeli makanan dalam jumlah besar. Khawatir kejadian serupa pasca-badai tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 8000 jiwa terulang.
"Aku merasa takut dan tegang. Anakku diperkirakan akan tiba hari Minggu. Sekarang aku pikir dia tidak akan berhasil tiba di rumah," kata Manjushree Das, seorang ibu rumah tangga.
Pihak berwenang di pelabuhan utama di pantai timur di Paradip mengatakan, semua operasi di pelabuhan telah dihentikan, sementara nelayan setempat diperintahkan untuk kembali ke pantai dan mencari perlindungan.
Puluhan ribu orang juga telah dievakuasi dari rumah mereka, terutama di daerah diperkirakan akan terkena dampak paling parah di sekitar kota Gopalpur yang merupakan jalur Topan Phailin.
Kuatnya Topan Phailin juga membuat Chief Minister Orissa, Naveen Patnaik meminta bantuan Kementerian Pertahanan.
"Meskipun pemerintah negara bagian telah siap, dampak dari badai siklon sangat besar dan memerlukan dukungan dari kekuatan pertahanan," ujar Naveen.
Sejauh ini, angkatan udara setempat yang pernah membantu evakuasi saat banjir besar di Himalaya pada bulan Juni mengatakan, 2 tim darurat telah dikirim ke Bhubaneswar. Sementara pesawat angkut dan helikopter dalam keadaan siaga.
"Tentara dan angkatan laut telah diperintahkan untuk bersiap membantu Angkatan Nasional Penanggulangan Bencana," ujar kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataannya.
Sebelumnya, badai besar terjadi di India pada 1999. Pasokan listrik putus, jaringan kereta api dan kawasan hutan hancur akibat topan besar bergerak dengan kecepatan 300 kilometer per jam, dan menyebabkan gelombang badai hingga ketinggian 6 meter.
Sebuah laporan pemerintah pada bencana diterbitkan pada tahun 2009 menyebutkan, korban tewas berjumlanh 8.243 jiwa, sementara 445 ribu ternak mati.
"Kami berjuang melawan alam. Kami lebih siap kali ini, kami belajar banyak dari tahun 1999," kata Menteri negara urusan Penanggulangan Bencana, Surya Narayan Patra.
"Prioritas pertama adalah untuk menyelamatkan kehidupan manusia, menjamin makanan dan listrik," kata Patra. (Tnt)
Seperti dimuat News.com.au yang dilansir Liputan6.com, Sabtu (12/10/2013), Angkatan udara setempat juga telah mengirimkan tim untuk membantu badan bencana lokal mengevakuasi orang-orang keluar dari jalur Topan Phailin. Diperkirakan topan tersebut mendarat awal Sabtu malam, disertai dengan gelombang badai hingga setinggi 3 meter.
Badai itu "badai siklon yang sangat besar dengan kecepatan angin maksimum 210-220 kilometer per jam", ujar Departemen Meteorologi India (IMD) saat mengeluarkan peringatan tertinggi pada Jumat, 11 September waktu setempat.
"Badai ini memiliki potensi kerusakan yang tinggi, mengingat kecepatan angin yang dibawa," ujar Laxman Singh Rathore, Direktur Uum IMD dalam konferensi persnya.
Menurut IMD, saat ini Topan Phailin berada sekitar 400 kilometer di lepas pantai. Topan tersebut telah menjadi kuat secara dramatis dalam beberapa hari terakhir. Sangat dikhawatirkan, karena masih ada wilayah di India yang rupahnya terbuat dari gubuk dengan atap jerami.
"Topan ini bergerak sekitar 15 kilometer per jam, dan ukuran sekitar 400-500 kilometer," kata pihak IMD .
"Kami telah mengerahkan seluruh tenaga mitigasi bencana kami untuk melakukan inisiatif pra-badai (sebelum terjadi badai)," ujar Pradipta Mohapatra, komisaris bantuan khusus untuk Orissa.
Siklon biasanya terbentuk di Teluk Benggala saat ini pada akhir musim hujan beruap, ketika suhu laut berada pada tingkat tertinggi.
"Kehancuran diharapkan tak separah dari tahun 1999," kata Mahesh Palawat, kepala meteorologi di peramal Skymet swasta terbesar India.
"Kali ini kami memiliki Kantor Meteorologi India, menunjukkan dengan tepat area kontak cukup akurat dan orang-orang mengambil langkah-langkah," ucap Mahesh.
Yang terakhir, badai besar untuk melanda India bulan Januari lalu. Ketika Topan Thane menghantam negara bagian India selatan Tamil Nadu, menewaskan 42 orang.
Topan Super
Laxman dari IMD juga mengatakan, puncak topan akan menjadi topan super, bentuk topan yang paling kuat.
Menurut gambar dari satelit, terlihat massa awan berkumpul dan berputar di Teluk Benggala. Namun menurut peramal cuaca, zona bahaya berada di jarak sekitar 150 kilometer dari kumpulan massa awan itu. Dengan perkiraan tersebut, pesisir Orissa dan tetangga di negara bagian Andhra Pradesh diperkriakan juga akan terkena dampak Topan Phailin.
Di Orissa, ibu kota negara bagian Bhubaneswar, hujan mulai turun dan pohon terombang-ambing akibat terpaan angin yang sangat kuat. Banyak orang membeli makanan dalam jumlah besar. Khawatir kejadian serupa pasca-badai tahun 1999 yang menewaskan lebih dari 8000 jiwa terulang.
"Aku merasa takut dan tegang. Anakku diperkirakan akan tiba hari Minggu. Sekarang aku pikir dia tidak akan berhasil tiba di rumah," kata Manjushree Das, seorang ibu rumah tangga.
Pihak berwenang di pelabuhan utama di pantai timur di Paradip mengatakan, semua operasi di pelabuhan telah dihentikan, sementara nelayan setempat diperintahkan untuk kembali ke pantai dan mencari perlindungan.
Puluhan ribu orang juga telah dievakuasi dari rumah mereka, terutama di daerah diperkirakan akan terkena dampak paling parah di sekitar kota Gopalpur yang merupakan jalur Topan Phailin.
Kuatnya Topan Phailin juga membuat Chief Minister Orissa, Naveen Patnaik meminta bantuan Kementerian Pertahanan.
"Meskipun pemerintah negara bagian telah siap, dampak dari badai siklon sangat besar dan memerlukan dukungan dari kekuatan pertahanan," ujar Naveen.
Sejauh ini, angkatan udara setempat yang pernah membantu evakuasi saat banjir besar di Himalaya pada bulan Juni mengatakan, 2 tim darurat telah dikirim ke Bhubaneswar. Sementara pesawat angkut dan helikopter dalam keadaan siaga.
"Tentara dan angkatan laut telah diperintahkan untuk bersiap membantu Angkatan Nasional Penanggulangan Bencana," ujar kementerian pertahanan dalam sebuah pernyataannya.
Sebelumnya, badai besar terjadi di India pada 1999. Pasokan listrik putus, jaringan kereta api dan kawasan hutan hancur akibat topan besar bergerak dengan kecepatan 300 kilometer per jam, dan menyebabkan gelombang badai hingga ketinggian 6 meter.
Sebuah laporan pemerintah pada bencana diterbitkan pada tahun 2009 menyebutkan, korban tewas berjumlanh 8.243 jiwa, sementara 445 ribu ternak mati.
"Kami berjuang melawan alam. Kami lebih siap kali ini, kami belajar banyak dari tahun 1999," kata Menteri negara urusan Penanggulangan Bencana, Surya Narayan Patra.
"Prioritas pertama adalah untuk menyelamatkan kehidupan manusia, menjamin makanan dan listrik," kata Patra. (Tnt)