Sukses

Tak Mau Bayar, Pria AS Berondong Tembakan di Kasino

Niat menghibur diri di sebuah kasino di Las Vegas, seorang pengunjung malah meregang nyawa.

Niat menghibur diri di sebuah kasino di Las Vegas, Amerika Serikat, seorang pengunjung malah meregang nyawa. Polisi mengatakan, pria yang tewas itu merupakan orang Samaria --penduduk wilayah Palestina bagian utara.

"Seorang Samaria dan 2 penjaga keamanan terluka pada Senin, 21 Oktober saat fajar, dalam penembakan di sebuah klub malam di Las Vegas Strip di Bally Hotel and Casino, Las Vegas," ujar polisi seperti dimuat USA Today yang dilansir Liputan6.com, Selasa (22/10/2013).

Letnan Polisi Jay Roberts mengatakan, tersangka telah diamankan polisi dan korban dibawa ke University Medical Center.

Polisi mengidentifikasi pria bersenjata itu sebagai Benjamin Frazier. Pria bersenjata berusia 41 tahun dari Las Vegas, yang memiliki catatan kriminal terkait tindak kekerasan. Dia juga dirawat karena cedera kepala, setelah pelanggan dan penjaga keamanan klub melumpuhkannya.

Penembakan itu terjadi pada Senin, 21 Oktober sekitar pukul 05.45 di Klub Drai setelah jam buka klub berakhir. Polisi merekam di TKP masih ada beberapa baris mesin slot judi di luar klub, perjudian juga terus terjadi di tempat lain di kasino itu.

Menurut keterangan saksi mata kepada polisi, Benjamin awalnya meminta penjaga agar memperbolehkannya keluar dari kerumunan klub sebelum membayar biaya kelebihan waktu. Dia memutuskan untuk membayarnya, tetapi setelah keluar, ia menuntut pengembalian dana karena masuk klub itu hanya sebentar.

Dia kemudian mengeluarkan pistol dan mengarahkannya ke manajer keamanan dan mulai memberondong tembakan ke arah beberapa orang yang berusaha untuk melumpuhkannya. Manajer itu terkena tembakan di lengan dan penjaga lainnya terluka. Sementara orang ketiga yang hendak meninggalkan klub untuk membantu justru meninggal dunia.

"Orang Samaria yang baik hati tewas ketika mencoba untuk membantu," ungkap Sersan John.

Setelah mendapati perawatan, Benjamin si penembak akan dikirim ke Pusat Penahanan Distrik Clark.

Letnan Jay Roberts mengatakan, penembak itu diduga menembakkan 3 atau 4 peluru. Namun tidak jelas apakah klub tersebut yang menolak untuk membiarkan penembak masuk ke dalam klub adalah salah satu korban. Pihaknya juga tak mengungkapkan korban cedera lainnya.

Pada musim dingin lalu, lokasi tersebut juga menjadi tempat penembakan dramatis disertai ledakan. Pihak berwenang mengatakan, adu mulut diduga menjadi pemicu yang menewaskan 3 orang pada Februari 2012. Pelakunya yang berhasil diringkus, menghadapi sidang pada 2 Desember 2013 dan diperkirakan akan menerima hukuman mati.

Di waktu yang sama, penembakan juga terjadi di sekolah. Kali ini terjadi di sebuah sekolah menengah di Sparks, Nevada. Seorang guru tewas. Murid yang melakukan penembakan juga tewas. Sementara 2 murid lainnya terluka. (Tnt/Mut)