Sebuah surat kabar China menampilkan halaman muka yang tak biasa dan belum pernah ada sebelumnya: permohonan agar jurnalisnya yang ditahan polisi segera dibebaskan.
New Express, nama surat kabar yang berbasis di Guangzhou tersebut, meminta wartawannya, Chen Yongzhou, yang ditahan pekan lalu, dikeluarkan dari sel.
Pihak surat kabar tersebut mengatakan, penahanan Chen terkait dengan karya jurnalistiknya tentang sebuah perusahaan peralatan konstruksi pelat merah di Hunan.
Sementara, kepolisian Hunan telah mengonfirmasi bahwa wartawan tersebut ditahan karena "merusak reputasi bisnis''.
Awal tahun ini, Chen menulis sejumlah berita tentang Zoomlion, yang sebagian sahamnya dimiliki pemerintah provinsi Hunan.
Zoomlion mengeluarkan pernyataan bahwa pemberitaan itu membuat harga sahamnya anjlok. Dalam pernyataan di bursa saham Hong Kong, perusahaan tersebut menyebut, tuduhan dalam artikel tersebut, 'palsu, tak berdasar, dan menyesatkan'.
Akhirnya, New Express menanggapi penangkapan wartawannya itu. Caranya, menerbitkan artikel dengan judul besar-besar terpampang di halaman muka. Yang dibaca: 'Tolong Bebaskan Dia'.
Pihak surat kabar mengaku, selama ini mereka diam karena khawatir Chen, yang ditahan 19 Oktober 2013 lalu, diperlakukan dengan tidak semestinya selama dalam tahanan.
"Kami selalu berpikir, jika mengetengahkan laporan yang bertanggung jawab, tak bakal ada masalah. Dan kalaupun ada persoalan, kami bisa menerbitkan koreksi dan minta maaf. Dan jika akibatnya serius dan kami kalah di pengadilan, kami akan membayar denda atau ditutup jika memang harus demikian," demikian editorial New Express, seperti dimuat BBC, Rabu (23/10/2013).
"Namun, faktanya, kami terlalu naif. Chen Yongzhou menghabiskan waktu 3 hari 3 malam di tahanan, tanpa didampingi pengacara."
Seperti semua surat kabar China, New Express berada di bawah kontrol ketat pemerintah. Namun, menurut wartawan BBC, koran itu punya reputasi untuk karya-karya jurnalisme investigatif.
"Kami koran kecil, namun kami punya tulang punggung, tak peduli seberapa miskinnya kami." (Ein/Yus)
New Express, nama surat kabar yang berbasis di Guangzhou tersebut, meminta wartawannya, Chen Yongzhou, yang ditahan pekan lalu, dikeluarkan dari sel.
Pihak surat kabar tersebut mengatakan, penahanan Chen terkait dengan karya jurnalistiknya tentang sebuah perusahaan peralatan konstruksi pelat merah di Hunan.
Sementara, kepolisian Hunan telah mengonfirmasi bahwa wartawan tersebut ditahan karena "merusak reputasi bisnis''.
Awal tahun ini, Chen menulis sejumlah berita tentang Zoomlion, yang sebagian sahamnya dimiliki pemerintah provinsi Hunan.
Zoomlion mengeluarkan pernyataan bahwa pemberitaan itu membuat harga sahamnya anjlok. Dalam pernyataan di bursa saham Hong Kong, perusahaan tersebut menyebut, tuduhan dalam artikel tersebut, 'palsu, tak berdasar, dan menyesatkan'.
Akhirnya, New Express menanggapi penangkapan wartawannya itu. Caranya, menerbitkan artikel dengan judul besar-besar terpampang di halaman muka. Yang dibaca: 'Tolong Bebaskan Dia'.
Pihak surat kabar mengaku, selama ini mereka diam karena khawatir Chen, yang ditahan 19 Oktober 2013 lalu, diperlakukan dengan tidak semestinya selama dalam tahanan.
"Kami selalu berpikir, jika mengetengahkan laporan yang bertanggung jawab, tak bakal ada masalah. Dan kalaupun ada persoalan, kami bisa menerbitkan koreksi dan minta maaf. Dan jika akibatnya serius dan kami kalah di pengadilan, kami akan membayar denda atau ditutup jika memang harus demikian," demikian editorial New Express, seperti dimuat BBC, Rabu (23/10/2013).
"Namun, faktanya, kami terlalu naif. Chen Yongzhou menghabiskan waktu 3 hari 3 malam di tahanan, tanpa didampingi pengacara."
Seperti semua surat kabar China, New Express berada di bawah kontrol ketat pemerintah. Namun, menurut wartawan BBC, koran itu punya reputasi untuk karya-karya jurnalisme investigatif.
"Kami koran kecil, namun kami punya tulang punggung, tak peduli seberapa miskinnya kami." (Ein/Yus)