Sukses

Alhambra, Peninggalan Islam di Spanyol

Alhambra berasal dari bahasa Arab yang berarti Istana Merah. Bila ditimpa cahaya bintang di malam hari, Alhambra berwarna merah keperakan. Namun bila bermandikan cahaya matahari menjadi merah keemasan.

Liputan6.com, Granada: Islam di awal perkembangannya merambah hingga ke Afrika dan Eropa, termasuk sebagian besar Semenanjung Iberia yang kini dikenal sebagai wilayah Portugal dan Spanyol pada awal Abad VIII. Anda yang ingin menyaksikan sisa-sisa kejayaan Islam di Spanyol bisa mengunjungi sekumpulan bangunan megah bernama Alhambra di pinggir kota Granada, Spanyol. Hitung-hitung wisata ziarah bernuansa ibadah.

Alhambra berasal dari bahasa Arab yang berarti Istana Merah. Kumpulan bangunan megah itu disebut demikian karena nuansa warna yang ditimbulkan tembok-temboknya yang mengitari Bukit La Sabica. Bila ditimpa cahaya bintang di malam hari, Alhambra berwarna merah keperakan. Namun bila bermandikan cahaya matahari menjadi merah keemasan.

Alhambra terdiri dari benteng, istana, sekaligus sebuah kota kecil. Mulai dibangun pada Abad XIII oleh Mohammed ibn Yusuf ben Nasr yang dikenal sebagai Alhamar, pendiri Dinasti Nasrid, kesultanan Islam terakhir yang memerintah di Semenanjung Iberia hingga menjelang Abad XIV. Sesuai dengan budaya dan kesenian Islam, arsitektur Alhambra tak menunjukkan satu pun representasi makhluk hidup. Yang ada cuma corak-corak geometris dengan pola yang dikagumi banyak pakar matematika.

Sejak awal menjadi benteng dan istana, Alhambra berubah fungsi menjadi gedung pengadilan Kristen pada 1492 sejak Kerajaan Katolik yang dipimpin Raja Ferdinand V dan Ratu Isabella menguasai kawasan ini. Pada 1870, Alhambra dinyatakan sebagai Monumen Nasional Spanyol. Hingga hari ini, Alhambra menjadi lokasi wisata bagi pecinta seni dan sejarah.(SID/Nlg)