Liputan6.com, Miaoli: Ada kejadian menarik di Taiwan. Lebih dari 1,2 juta orang bergandengan tangan di sepanjang wilayah Taiwan, Sabtu (28/2) siang waktu setempat. Aksi yang dinamai human chain atau rantai manusia ini diprakarsai Presiden Taiwan Chen Sui-bian bersama partainya--Partai Demokratik Progresif--menjelang pemilihan presiden Taiwan, 20 Maret mendatang.
Aksi kolosal itu dimulai tepat pukul 14.28 waktu setempat. Ini sekaligus memperingati penyerbuan tentara nasional Cina ke Taiwan, 28 Februari 1947. Setelah hitungan mundur mencapai nol, mereka serentak mengangkat tangan dan meneriakkan yel-yel prokemerdekaan Taiwan.
Presiden Chen Sui-bian yang didampingi mantan Presiden Taiwan, Lee Teng-hui, tampak larut dalam suasana gembira bersama rakyatnya. Aksi berpegangan tangan di seluruh negeri ini juga untuk menunjukkan kepada Cina bahwa mereka tak gentar meski Negeri Tirai Bambu itu telah mengarahkan 495 rudal ke Taiwan.
Boleh dikatakan, rantai manusia tersebut terinspirasi dari aksi serupa yang digelar negara-negara Baltik, yaitu Latvia, Estonia, dan Lituania pada 1989. Saat itu lebih dari dua juta orang berpartisipasi dalam unjuk rasa melepaskan diri dari kekuasaan Uni Soviet--sekarang Rusia.(ANS/Idr)
Aksi kolosal itu dimulai tepat pukul 14.28 waktu setempat. Ini sekaligus memperingati penyerbuan tentara nasional Cina ke Taiwan, 28 Februari 1947. Setelah hitungan mundur mencapai nol, mereka serentak mengangkat tangan dan meneriakkan yel-yel prokemerdekaan Taiwan.
Presiden Chen Sui-bian yang didampingi mantan Presiden Taiwan, Lee Teng-hui, tampak larut dalam suasana gembira bersama rakyatnya. Aksi berpegangan tangan di seluruh negeri ini juga untuk menunjukkan kepada Cina bahwa mereka tak gentar meski Negeri Tirai Bambu itu telah mengarahkan 495 rudal ke Taiwan.
Boleh dikatakan, rantai manusia tersebut terinspirasi dari aksi serupa yang digelar negara-negara Baltik, yaitu Latvia, Estonia, dan Lituania pada 1989. Saat itu lebih dari dua juta orang berpartisipasi dalam unjuk rasa melepaskan diri dari kekuasaan Uni Soviet--sekarang Rusia.(ANS/Idr)