Ribuan warga Suriah yang terkepung di kawasan Muadhamiya, pinggiran Damaskus akhirnya diizinkan meninggalkan wilayah tersebut, setelah blokade dilonggarkan pasukan pemerintah.
Seperti dimuat BBC, Rabu (30/10/2013), para warga dalam kondisi menyedihkan, kelaparan, dan pakaian seadanya, berduyun-duyun meninggalkan Muadhamiya yang terkepung sejak Maret 2013 lalu
"Banyak warga dibawa dengan tandu sementara sebagian dari mereka menangis," kata jurnalis BBC, Lyse Doucet, yang berada di lokasi.
Dia menjelaskan, pasokan makanan, air dan obat-obatan di Muadhamiya sangat sedikit dan penduduk sebelumnya telah meminta aparat berwenang agar diperbolehkan keluar karena tak tahan kelaparan berat, mengingat bahan makanan sudah habis.
"Kami tidak pernah melihat sepotong roti pun selama 9 bulan," kata seorang warga perempuan. "Kami terpaksa memakan daun dan rumput."
Seorang bocah perempuan dan adiknya akhirnya bisa menggenggam roti yang disalurkan oleh Masyarakat Sabit Merah Arab Suriah. Kakak beradik itu bilang, "Kami semua sakit."
Militer Suriah sebelumnya mengatakan kawasan-kawasan yang dikuasai pemberontak di Damaskus mempunyai 2 pilihan, menyerahkan diri atau kelaparan.
Menteri Sosial Kinda Al Shamamat, yang menangani evakuasi warga, menuduh pemberontak menyusup ke Muadhamiya. Namun pemberontak menuding pasukan pemerintah berusaha membuat penduduk kelaparan agar tunduk pada pemerintah.
Meskipun penduduk sipil melarikan diri, pasukan pemberontak tetap mendiami kawasan di pinggiran ibukota Damaskus itu.
Setidaknya 3 kawasan pinggiran ibukota, Yarmouk, Ghouta Timur dan Muadhamiya dikepung oleh pasukan pemerintah dalam beberapa bulan terakhir.
Seruan Makan Daging Anjing
Awal bulan ini, para ulama mengeluarkan fatwa bagi penduduk yang tinggal di daerah yang terkepung di luar Damaskus untuk mengonsumsi daging anjing, kucing, dan keledai guna mengatasi kelaparan. Mereka juga menyerukan bantuan dunia karena kondisi parah di pinggiran ibukota.
"Banyak orang-orang di luar sana tidur nyenyak dengan perut kenyang. Sementara kami di sini harus menahan lapar, tak jauh dari ibukota Damaskus. Apakah Anda lupa, punya saudara di sini?" kata seorang ulama yang disiarkan Kantor Media Damaskus Selatan, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Baca Juga
"Kami memperbolehkan makan daging kucing, anjing, dan keledai karena hewan lain mati terkena bom," imbuh dia dalam sebuah tayangan video.
Menurut ulama yang tak disebutkan namanya itu, aturan ini dikeluarkan karena kondisi darurat sebagai teriakan warga Suriah kepada dunia. Bahwa mereka membutuhkan pertolongan.
"Hal ini diputuskan untuk memberitahu betapa mengerikannya situasi keamanan di tempat kami," ujarnya, yang juga dimuat BBC. (Riz)
Advertisement