Penyadapan yang dilakukan Amerika Serikat, lewat Badan Keamanan Nasional (NSA) yang bocor gara-gara Edward Snowden, mendapat reaksi serius dari sejumlah negara, termasuk China yang juga diduga menjadi salah satu target spionase.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying menyatakan, pihaknya meminta AS untuk menjelaskan kabar adanya penyadapan yang diduga dilakukan Badan Keamanan Nasional AS (NSA) terhadap Tiongkok.
"Kami telah menyiapkan perwakilan untuk AS dan kami meminta AS mengutus perwakilannya. Untuk mengklarifikasi dan menjelaskan isu (penyadapan) ini," kata Hua Chunying, seperti dimuat Xinhua, Jumat (1/11/2013).
Dia menjelaskan, China meminta pihak asing yang berada di negaranya untuk patuh pada peraturan internasional sebagaimana yang tertuang dalam Konvensi Internasional.
"Pihak asing harus patuh pada Konvensi Wina tentang Etika Hubungan Diplomatik dan tidak melakukan kegiatan yang tidak semestinya, serta melanggar keamanan nasional dan kepentingan China," ujar Hua.
Sebelumnya AS dilaporkan memiliki 80 tempat pengumpulan data intelijen, termasuk di China, tepatnya di Kedutaaan Besar dan Konsulat AS di Beijing, Shanghai dan Chengdu.
Menurut Hua, China dan AS seharusnya saling menjaga stabilitas hubungan antar-kedua negara. Sebab baik atau tidaknya hubungan 2 negara itu akan memengaruhi kawasan Asia Pasifik.
"China dan AS harus bersama-sama membangun hubungan baik, saling menghormati," ujar Hua.
Sebelumnya, sejumlah negara termasuk kepala negara disebut-disebut menjadi target penyadapan AS, berdasarkan bocoran Edward Snowden, yakni Meksiko, Brasil, Prancis, Jerman, Spanyol, bahkan Indonesia.
Sementara, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah memanggil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty soal kabar penyadapan, Jumat pagi tadi. (Riz/Ein)
Giliran China Minta Penjelasan AS Soal Penyadapan
Juru bicara Kemlu China Hua Chunying menyatakan, pihaknya meminta AS untuk menjelaskan kabar dugaan penyadapan.
Advertisement