Liputan6.com, Baghdad: Konstitusi Sementara Irak yang tertunda pengesahannya akan ditandatangani hari ini, Senin (8/3). Hal ini bisa dilakukan setelah politisi Syiah bersedia menandatangani undang-undang dasar itu tanpa perubahan [baca: Penandatanganan Konstitusi Irak Ditunda].
Lima anggota Dewan Pemerintahan Sementara yang berasal dari Faksi Syiah bertemu dengan Ayatullah Ali al Husseini al Sistani di kediamannya di Kota Najaf, kemarin. Mereka membicarakan cara memecahkan permasalahan sengketa mengenai Konstitusi Sementara [baca: Kelompok Syiah Membahas Konstitusi Sementara Irak].
Kelima anggota dewan pemerintahan itu beberapa waktu lalu menolak menandatangani rancangan Undang-Undang Dasar Sementara karena Al Sistani keberatan dengan rancangan Konstitusi. Penolakan tersebut membuat marah anggota Dewan Pemerintahan lain dan menyebut langkah itu sebagai upaya kaum Syiah mendapatkan lebih banyak kekuasaan di Irak.
Sementara itu, Markas Besar Pasukan Amerika Serikat di Baghdad tadi malam diguncang tembakan mortir. Selang beberapa detik setelah terdengar 10 tembakan peluru mortir, sirene tanda bahaya langsung berbunyi. Saat itu pula pasukan pendudukan AS di Irak dinyatakan dalam status waspada. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Gerilyawan memang menjadikan zona hijau sebagai target serangan. Padahal, wilayah di Tepi Barat Sungai Tigris ini merupakan daerah yang dijaga ketat pasukan pendudukan dengan menjadikannya sebagai pangkalan utama mereka. Lokasi ini merupakan salah satu kompleks istana mantan Presiden Saddam Hussein. Dalam beberapa bulan terakhir, pangkalan militer AS kerap kali menjadi sasaran tembakan mortir dan roket [baca: Markas AS di Baghdad Dibom, 18 Tewas].
Menanggapi serangan roket, militer AS langsung melancarkan sebuah ledakan besar yang mengguncang Baghdad. Namun, ledakan besar itu hanya dimaksudkan sebagai pengendali keamanan. Meskipun hanya satu kali terdengar, suara ledakan lebih dahsyat daripada suara sepuluh tembakan roket yang menghantam Markas Pasukan AS, beberapa jam sebelumnya.
Angkatan Darat AS di Irak menjelaskan, merekalah yang melancarkan ledakan besar tersebut. Ledakan ini menjadi pengendali keamanan sekaligus peringatan kepada para gerilyawan. Pasukan pendudukan AS berada dalam keadaan siaga tinggi untuk menghadapi kemungkinan upaya gerilyawan menggagalkan penandatanganan Konstitusi Sementara Irak.(ULF/Dew)
Lima anggota Dewan Pemerintahan Sementara yang berasal dari Faksi Syiah bertemu dengan Ayatullah Ali al Husseini al Sistani di kediamannya di Kota Najaf, kemarin. Mereka membicarakan cara memecahkan permasalahan sengketa mengenai Konstitusi Sementara [baca: Kelompok Syiah Membahas Konstitusi Sementara Irak].
Kelima anggota dewan pemerintahan itu beberapa waktu lalu menolak menandatangani rancangan Undang-Undang Dasar Sementara karena Al Sistani keberatan dengan rancangan Konstitusi. Penolakan tersebut membuat marah anggota Dewan Pemerintahan lain dan menyebut langkah itu sebagai upaya kaum Syiah mendapatkan lebih banyak kekuasaan di Irak.
Sementara itu, Markas Besar Pasukan Amerika Serikat di Baghdad tadi malam diguncang tembakan mortir. Selang beberapa detik setelah terdengar 10 tembakan peluru mortir, sirene tanda bahaya langsung berbunyi. Saat itu pula pasukan pendudukan AS di Irak dinyatakan dalam status waspada. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Gerilyawan memang menjadikan zona hijau sebagai target serangan. Padahal, wilayah di Tepi Barat Sungai Tigris ini merupakan daerah yang dijaga ketat pasukan pendudukan dengan menjadikannya sebagai pangkalan utama mereka. Lokasi ini merupakan salah satu kompleks istana mantan Presiden Saddam Hussein. Dalam beberapa bulan terakhir, pangkalan militer AS kerap kali menjadi sasaran tembakan mortir dan roket [baca: Markas AS di Baghdad Dibom, 18 Tewas].
Menanggapi serangan roket, militer AS langsung melancarkan sebuah ledakan besar yang mengguncang Baghdad. Namun, ledakan besar itu hanya dimaksudkan sebagai pengendali keamanan. Meskipun hanya satu kali terdengar, suara ledakan lebih dahsyat daripada suara sepuluh tembakan roket yang menghantam Markas Pasukan AS, beberapa jam sebelumnya.
Angkatan Darat AS di Irak menjelaskan, merekalah yang melancarkan ledakan besar tersebut. Ledakan ini menjadi pengendali keamanan sekaligus peringatan kepada para gerilyawan. Pasukan pendudukan AS berada dalam keadaan siaga tinggi untuk menghadapi kemungkinan upaya gerilyawan menggagalkan penandatanganan Konstitusi Sementara Irak.(ULF/Dew)