Sukses

Garuda Dikirim Jemput WNI Rentan di Arab Saudi

Presiden Yudhoyono telah memberikan 2 instruksi pada Kemenlu terkait nasib WNI overstayer di Arab Saudi.

Pemerintah terus memantau proses deportasi warga negara Indonesia (WNI) overstay di Arab Saudi. Tak lantas membiarkan mereka begitu saja.

"Jangan sampai dalam proses pemulangan terjadi ekses-ekses ancaman pada WNI," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di sela-sela acara Bali Democracy Forum di Nusa Dua, Bali, Kamis (7/11/2013). Juga agar pelaksanaan berjalan tertib dan baik."

Menlu menambahkan, KJRI di Jeddah telah menangani 7.800 WNI. "Dipindah dengan bus-bus yang disewa KJRI. Berjalan relatif tertib meski tentu saja ada dinamika," kata Marty.

Kini, para WNI sudah berada di rumah imigrasi. "Kami terus memberikan perhatian khusus pada anak-anak dan perempuan, dan kelompok rentan," kata Menlu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tambah dia, juga sudah memberikan instruksi. "Untuk memastikan kondisi WNI tetap baik dan siapkan daya angkut untuk pulangkan WNI."

Meski proses deportasi adalah komitmen Arab, namun pemerintah tetap siap memulangkan para WNI.

"Dalam 1-2 hari kami akan mengirimkan pesawat Garuda untuk menjemput mereka yang rentan seperti anak-anak dan perempuan," kata Menlu.

Penjemputan akan dilakukan dengan menggunakan dana dari Kementerian Luar Negeri. "Tentu saja dengan pengawasan lembaga seperti BPK," kata Menlu.

Sejak Minggu 3 November 2013 amnesti yang diberikan pemerintah Arab Saudi bagi para pekerja asing berakhir. Namun tak semua WNI di sana bisa mendapatkannya.

Akibatnya, kondisi tersebut sempat memicu para WNI overstayer geram dan turun ke jalan untuk menyuarakan nasib mereka, sambil menyeret koper ke KBRI, mereka minta dipulangkan. (Ein/Sss)