Liputan6.com, Madagaskar Utara: Hingga Kamis (11/3), lebih dari 80 ribu orang terisolasi dari dunia luar sejak Badai Siklon Gafilo menghantam Madagaskar utara. Angin tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan. Beberapa jembatan roboh, pohon-pohon rubuh, jalan-jalan hancur, serta banyak penduduk kehilangan tempat tinggal [baca: Topan Gafilo Menewaskan 10 Orang di Madagaskar].
Angin siklon berkecepatan 235 kilometer per jam ini telah menewaskan sekitar 43 orang serta melukai banyak warga. Menurut para pekerja kemanusiaan, sekitar 80 persen dari 266 ribu penduduk Madagaskar terkena dampak angin siklon. Palang Merah Prancis tiba yang tiba di sana Selasa silam langsung memberikan bantuan kemanusiaan seperti tenda-tenda, obat-obatan, serta material untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur.
Sebagian besar warga Madagaskar adalah petani dan nelayan. Namun, siklon telah merusak sumber nafkah mereka. Butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan keadaan. Padahal Madagaskar baru saja pulih dari Badai Siklon Geralda yang menimpa negeri itu pada 1994.(YYT/Dew)
Angin siklon berkecepatan 235 kilometer per jam ini telah menewaskan sekitar 43 orang serta melukai banyak warga. Menurut para pekerja kemanusiaan, sekitar 80 persen dari 266 ribu penduduk Madagaskar terkena dampak angin siklon. Palang Merah Prancis tiba yang tiba di sana Selasa silam langsung memberikan bantuan kemanusiaan seperti tenda-tenda, obat-obatan, serta material untuk membangun kembali rumah mereka yang hancur.
Sebagian besar warga Madagaskar adalah petani dan nelayan. Namun, siklon telah merusak sumber nafkah mereka. Butuh waktu yang cukup lama untuk memulihkan keadaan. Padahal Madagaskar baru saja pulih dari Badai Siklon Geralda yang menimpa negeri itu pada 1994.(YYT/Dew)