Sukses

Palestina: Israel Satu-satunya Dalang Pembunuhan Yasser Arafat

Ketua Komite Penyelidik Kematian Yasser Arafat, Tawfik Terawi menyebut Israel sebagai satu-satunya pihak yang menjadi dalang pembunuhan.

Penyebab kematian pemimpin Palestina Yasser Arafat masih misterius. Catatan medis menyebut Arafat meninggal pada 2004 karena sakit stroke dan kelainan darah. Namun ilmuwan Swiss yang memeriksa jasad Arafat mendapat bukti, adanya 'aktivitas tinggi yang tak terduga' dari polonium, yang 'secara moderat' mendukung teori bahwa Arafat tewas dibunuh.

Atas hasil pengujian yang dilakukan tim forensik Swiss ini, Ketua Komite Penyelidik Kematian Yasser Arafat, Tawfik Terawi menyebut Israel sebagai satu-satunya pihak yang menjadi dalang pembunuhan Arafat.

"Kami menetapkan bahwa Israel adalah satu-satunya dalang pembunuhan Yasser Arafat. Dan kami akan mencari tahu informasi secara rinci untuk membuktikan hal ini," ujar Tawfik, seperti dimuat BBC, Jumat (8/11/2013).

Tak dijelaskan detail mengapa Palestina menyimpulkan bahwa Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kematian Arafat. Saat ditanya mengapa bisa menuding Negara Zionis itu, Tawfik menyatakan pihaknya sudah melakukan wawancara ke berbagai pihak terkait, namun tak bisa mengungkapkannya ke publik.

Janda Arafat, Suha, mengatakan, hasil pemeriksaan tim Swiss telah berhasil mengungkap sebuah kejahatan nyata dan pembunuhan politik. "Ini mengonfirmasi semua keraguan kami. Secara ilmiah terbukti bahwa ia meninggal tidak karena sebab alami. Dan kami punya bukti nyata bahwa ia dibunuh."

Sebelumnya para ilmuwan dari Vaudois University Hospital Centre (CHUV) di Lausanne, di Swiss melakukan pemeriksaan rinci terkait rekam medis Arafat, juga sampel yang diambil dari jasadnya, dan sejumlah benda miliknya yang dibawa dari sebuah rumah sakit di Paris di mana ia meninggal dunia.

Material biologis lain yang ikut diperiksa termasuk tulang Arafat dan sampel tanah di sekitar jasadnya. Dari semua itu, para ilmuwan menyimpulkan hasil penelitian, "Cukup mendukung proposisi bahwa kematiannya adalah akibat dari keracunan Polonium - 210."

Meski demikian, para ilmuwan tersebut tidak bisa memastikan penyebab kematian Arafat. Sebab, ada jeda waktu lama antara penelitian dengan saat kematian Arafat, terbatasnya sampel, dan kesulitan dalam pelacakan sejumlah spesimen.

Benarkah Diracun?

Ahli deteksi dan pengukuran radiasi dari University of Surrey, Inggris Prof Paddy Regan menyebut, para ahli Swiss telah mengeluarkan "pernyataan yang kuat" soal sebab musabab kematian Arafat.

"Mereka mengungkap, hipotesis bahwa Arafat diracun dengan Polonium-210 adalah valid, data yang ada tidak membantahnya. Namun, mereka belum bisa menyatakan secara pasti bahwa ia tewas dibunuh," kata Prof Regan, yang tidak terlibat dalam penelitian.

Regan mengatakan, serangkaian asumsi telah dibuat untuk memastikan jumlah Polonium-210 dalam tubuh Arafat saat ia wafat.

Menanggapi temuan ilmuwan Swiss tersebut, Yigal Palmor dari Kementerian Luar Negeri Israel menolak hasil temuan tim Swiss. "Itu lebih cenderung ke opera sabun daripada sains," ujarnya.

Apalagi, dia menambahkan, investigasi dilakukan oleh 'pihak berkepentingan' dalam hal ini janda Arafat dan Otoritas Palestina.

"Bagaimana bisa penyebab kematian ditentukan tanpa opini dokter atau hasil uji medis yang dilakukan pada pasien?" tambah Palmor. "Israel sama sekali tak khawatir". (Riz/Yus)