Unicorn adalah mahluk legenda berbentuk kuda dengan tanduk di dahinya. Darah hewan itu konon bisa jadi obat yang mujarab dan mampu membuat seseorang hidup abadi. [Lihat: Korut Klaim Temukan Sarang Hewan Mitos Unicorn].
Sementara, keberadaan unicorn belum terbukti secara ilmiah, 'kembarannya' yang bertanduk 2 baru-baru ini tertangkap kamera di Vietnam.
Kamera yang ditempatkan di wilayah hutan yang terpencil menangkap gambar salah satu mamalia terlangka di muka Bumi. Sebuah hal yang membuat para pecinta lingkungan girang bukan main.
Populasi saola paling-paling tinggal ratusan, atau mungkin hanya puluhan. Saking langkanya dan sulit ditangkap, hewan itu dijuluki 'unicorn Asia'. Apalagi kedua hewan itu sama-sama punya tanduk, meski jumlahnya tak sama.
"Itu adalah foto satwa liar terpenting yang diambil di Asia, bahkan mungkin di dunia, setidaknya dalam satu dekade terakhir," kata William Robichaud, koordinator aola Working Group of the International Union for Conservation of Nature's Species Survival Commission, dalam rilis yang dikeluarkan World Wildlife Fund.
"Ini adalah momentum bersejarah bagi usaha Vietnam untuk menjaga keragaman hayatinya," kata Dang Dinh Nguyen dari Quang Nam Forest Protection Department, seperti dikabarkan CNN, 13 November 2013.
Foto saola itu diambil September 2013 lalu. Direktur WWF Vietnam, Van Ngoc Thinh menyebut temuan tersebut sangatlah berharga.
"Saat kali pertama melihat foto tersebut, kami tak langsung percaya apa yang kami lihat," kata dia, menambahkan bahwa saola bak 'cawan suci' bagi konservasi di wilayah Asia Tenggara.
Saola adalah kerabat sapi, tapi bentuknya mirip kijang. Ia kali pertama dijumpai pada 1992 di hutan yang ada di perbatasan Vietnam dan Laos. Tim survei WWF menemukan kerangkanya di rumah seorang pemburu.
Di Vietnam, saola terakhir kali dijumpai di alam liar adalah pada tahun 1998. Sementara di Laos pada 1999.
Pemerhati lingkungan berpendapat, foto saola terbaru adalah bukti bahwa usaha menyelamatkan hewan unik tersebut berhasil.
"Sebelumnya saola terjerat perangkap kawat yang dipasang pemburu untuk menangkap hewan lain seperti kijang dan tupai," kata Van. "Sejak 2011, penjaga hutan berpatroli...kami menyingkirkan lebih dari 30 ribu perangkap di habitat saola yang terancam. Juga menghancurkan 600 kamp pemburu liar." (Ein/Riz)
Sementara, keberadaan unicorn belum terbukti secara ilmiah, 'kembarannya' yang bertanduk 2 baru-baru ini tertangkap kamera di Vietnam.
Kamera yang ditempatkan di wilayah hutan yang terpencil menangkap gambar salah satu mamalia terlangka di muka Bumi. Sebuah hal yang membuat para pecinta lingkungan girang bukan main.
Populasi saola paling-paling tinggal ratusan, atau mungkin hanya puluhan. Saking langkanya dan sulit ditangkap, hewan itu dijuluki 'unicorn Asia'. Apalagi kedua hewan itu sama-sama punya tanduk, meski jumlahnya tak sama.
"Itu adalah foto satwa liar terpenting yang diambil di Asia, bahkan mungkin di dunia, setidaknya dalam satu dekade terakhir," kata William Robichaud, koordinator aola Working Group of the International Union for Conservation of Nature's Species Survival Commission, dalam rilis yang dikeluarkan World Wildlife Fund.
"Ini adalah momentum bersejarah bagi usaha Vietnam untuk menjaga keragaman hayatinya," kata Dang Dinh Nguyen dari Quang Nam Forest Protection Department, seperti dikabarkan CNN, 13 November 2013.
Foto saola itu diambil September 2013 lalu. Direktur WWF Vietnam, Van Ngoc Thinh menyebut temuan tersebut sangatlah berharga.
"Saat kali pertama melihat foto tersebut, kami tak langsung percaya apa yang kami lihat," kata dia, menambahkan bahwa saola bak 'cawan suci' bagi konservasi di wilayah Asia Tenggara.
Saola adalah kerabat sapi, tapi bentuknya mirip kijang. Ia kali pertama dijumpai pada 1992 di hutan yang ada di perbatasan Vietnam dan Laos. Tim survei WWF menemukan kerangkanya di rumah seorang pemburu.
Di Vietnam, saola terakhir kali dijumpai di alam liar adalah pada tahun 1998. Sementara di Laos pada 1999.
Pemerhati lingkungan berpendapat, foto saola terbaru adalah bukti bahwa usaha menyelamatkan hewan unik tersebut berhasil.
"Sebelumnya saola terjerat perangkap kawat yang dipasang pemburu untuk menangkap hewan lain seperti kijang dan tupai," kata Van. "Sejak 2011, penjaga hutan berpatroli...kami menyingkirkan lebih dari 30 ribu perangkap di habitat saola yang terancam. Juga menghancurkan 600 kamp pemburu liar." (Ein/Riz)