Sukses

Jam Malam di `Kota Mati` Tacloban

Bak kota mati. Saat malam datang, suasana kota yang terletak di Provinsi Leyte Utara itu terasa mencekam.

Malam telah menjelang, ketika sepi mulai mencengkram Kota Tacloban di Filipina. Sapuan topan Haiyan beberapa waktu lalu melumpuhkan kota ini. Tak ada listrik di sana.

Aliran listrik putus sejak Haiyan menerjang seisi kota. Gelap kian bertambah karena pemberlakuan jam malam untuk mengantisipasi aksi kriminal.

Saat mengunjungi Tacloban, tim Liputan6.com bersama jurnalis Indonesia lainnya diajak serta mengikuti patroli yang digelar tentara Filipina, pasukan khusus berbaret hijau. Dengan menggunakan mobil patroli militer dan menggenggam senjata laras panjang, 4 tentara elite ini mengajak kami menyusuri setiap jengkal kota.





Bak kota mati. Saat malam datang, suasana kota yang terletak di Provinsi Leyte Utara itu terasa mencekam. Hampir tidak terlihat lalu lalang maupun aktivitas lainnya dari warga setempat. Jalanan kota lengang. Hanya terlihat beberapa warga yang membakar sampah di depan rumah mereka.

"Ini untuk menjaga penjarahan dan membantu ketertiban," kata salah satu anggota pasukan elit ini di Tacloban, Filipina, Rabu (20/11/2013).

Selama perjalanan, kami menemui 7 pos penjagaan yang diisi polisi dan militer Filipina. Masing-masing pos diisi 5 hingga 7 petugas bersenjata lengkap. Mereka akan memeriksa setiap kendaraan yang melintas. Setelah berpatroli selama 2 jam, kami pun kembali ke Bandara Kota Tacloban, tempat kami menginap.




Sejak topan haiyan 'menggempur' pada 8 November 2013 lalu, Pemerintah Filipina memberlakukan jam malam mulai pukul 20.00-05.00 waktu setempat. Menteri Dalam Negeri Filipina Mar Roxas menyatakan, pemberlakuan jam malam ini dilakukan untuk mencegah tindak kejahatan.

"Kendaraan lapis baja akan berkeliling di kota Tacloban untuk menunjukan kepada wargam terutama yang memiliki  niat jahat, kalau pemerintah kembali ada di kota Tacloban,” ucap Mar Roxas kepada radio lokal beberapa waktu lalu. (Ndy/Ali)