Hubungan Indonesia dengan Australia tengah panas setelah penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh intelijen negeri kanguru itu terbongkar. Kini, kondisi itu diperparah dengan komentar penasihat senior Partai Liberal Australia Mark Textor.
Dimuat laman Sydney Morning Herald, Rabu (20/11/2013), Textor berkomentar kasar melalui akun twitter-nya. Dia menyebut Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa seperti bintang porno asal Filipina era 1970-an.
"Australia dituntut minta maaf oleh seorang pria yang mirip dengan bintang porno Filipina tahun 1970-an dan punya etika sama," tulis Textor melalui twitter-nya yang diikuti hastag ''#Fairfax demands appeasement''.
Tak hanya itu, Textor juga mengolok-olok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beberapa waktu lalu menanggapi penyadapan tersebut melalui akun twitter. "Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan kepala pemerintahan tetangga dengan twitter FFS? SBY".
Dia menyebut penyadapan pada 2009 yang dibocorkan oleh Edward Snowden itu terjadi pada masa pemerintahan Patai Buruh. Olok-olok Textor untuk SBY pun berlanjut. "Mungkin SBY menggunakan semacam kalender kuno yang aneh," tulis dia.
Textor menyebut penyadapan terhadap SBY, Ani Yudhoyono, dan 8 pejabat lainnya itu dibenarkan. Dia mengakhiri twitt kontroversialnya dengan menulis masalah pengeboman. "Terakhir kali, saya tidak melihat orang Indonesia mengebom di Australia," tulis Textor. Dia juga mengunggah foto peristiwa bom Bali: "Jangan terlihat di sini."
Juru Bicara Partai Buruh yang saaat ini menjadi kelompok oposisi, Tanya Plibersek, mengutuk komentar Textor ini. Dia meminta Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk menjaga jarak dengan orang-orang seperti Textor. "Komentar itu tercela," kata Plibersek. (Eks)
Dimuat laman Sydney Morning Herald, Rabu (20/11/2013), Textor berkomentar kasar melalui akun twitter-nya. Dia menyebut Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa seperti bintang porno asal Filipina era 1970-an.
"Australia dituntut minta maaf oleh seorang pria yang mirip dengan bintang porno Filipina tahun 1970-an dan punya etika sama," tulis Textor melalui twitter-nya yang diikuti hastag ''#Fairfax demands appeasement''.
Tak hanya itu, Textor juga mengolok-olok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang beberapa waktu lalu menanggapi penyadapan tersebut melalui akun twitter. "Kepala negara macam apa yang berkomunikasi dengan kepala pemerintahan tetangga dengan twitter FFS? SBY".
Dia menyebut penyadapan pada 2009 yang dibocorkan oleh Edward Snowden itu terjadi pada masa pemerintahan Patai Buruh. Olok-olok Textor untuk SBY pun berlanjut. "Mungkin SBY menggunakan semacam kalender kuno yang aneh," tulis dia.
Textor menyebut penyadapan terhadap SBY, Ani Yudhoyono, dan 8 pejabat lainnya itu dibenarkan. Dia mengakhiri twitt kontroversialnya dengan menulis masalah pengeboman. "Terakhir kali, saya tidak melihat orang Indonesia mengebom di Australia," tulis Textor. Dia juga mengunggah foto peristiwa bom Bali: "Jangan terlihat di sini."
Juru Bicara Partai Buruh yang saaat ini menjadi kelompok oposisi, Tanya Plibersek, mengutuk komentar Textor ini. Dia meminta Perdana Menteri Australia Tony Abbott untuk menjaga jarak dengan orang-orang seperti Textor. "Komentar itu tercela," kata Plibersek. (Eks)