Pemerintah Indonesia dan Australia masih saling lempar argumen terkait skandal penyadapan terhadap Presiden SBY dan sejumlah pejabat RI lainnya pada 2009 lalu. Namun perang justru telah dimulai di jagat maya. Saling serang antar-website makin tak terkendali.
Sejumlah situs Australia diretas oleh hacker asal Indonesia, Anonymous Indonesia, sebagai bentuk aksi untuk mengecam penyadapan yang dilakukan intelijen Australia. Prajurit cyber terus bertempur mengobarkan perang. Tak hanya situs pemerintah, situs pribadi hingga situs nonprovit pun turut terkena imbas diretas.
"Berhenti memata-matai negara kami Indonesia!!" tulis salah satu hacker Indonesia, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (21/11/2013).
Genderang perang pun disambut Anonymous Australia. Mereka menyatakan kekecewaannya atas sejumlah situs Australia yang dilumpuhkan secara acak oleh peretas Indonesia.
Mereka bahkan menyampaikan pesan melalui YouTube untuk peretas Indonesia, agar meretas atau melumpuhkan website-website milik pemerintah saja dan bukan website milik publik. Menurut mereka, yang harus bertanggung jawab terhadap kasus penyadapan adalah pemerintah Australia, bukan rakyat Negeri Kanguru itu.
"Situs-situs yang kalian serang tak ada hubungannya dengan Pemerintah Australia, dan harus ditinggalkan. Kami telah bersabar, Anonymous Indonesia. Tidak akan ada lagi peringatan jika kalian memilih untuk menyerang kembali," sembur Anonymous Australia.
"ASIO, DSD, dan ASIS adalah badan-badan intelijen Australia yang seharusnya menjadi target kalian. Bukan masyarakat Australia," pungkasnya. (Ndy/Sss)
Sejumlah situs Australia diretas oleh hacker asal Indonesia, Anonymous Indonesia, sebagai bentuk aksi untuk mengecam penyadapan yang dilakukan intelijen Australia. Prajurit cyber terus bertempur mengobarkan perang. Tak hanya situs pemerintah, situs pribadi hingga situs nonprovit pun turut terkena imbas diretas.
"Berhenti memata-matai negara kami Indonesia!!" tulis salah satu hacker Indonesia, seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (21/11/2013).
Genderang perang pun disambut Anonymous Australia. Mereka menyatakan kekecewaannya atas sejumlah situs Australia yang dilumpuhkan secara acak oleh peretas Indonesia.
Mereka bahkan menyampaikan pesan melalui YouTube untuk peretas Indonesia, agar meretas atau melumpuhkan website-website milik pemerintah saja dan bukan website milik publik. Menurut mereka, yang harus bertanggung jawab terhadap kasus penyadapan adalah pemerintah Australia, bukan rakyat Negeri Kanguru itu.
"Situs-situs yang kalian serang tak ada hubungannya dengan Pemerintah Australia, dan harus ditinggalkan. Kami telah bersabar, Anonymous Indonesia. Tidak akan ada lagi peringatan jika kalian memilih untuk menyerang kembali," sembur Anonymous Australia.
"ASIO, DSD, dan ASIS adalah badan-badan intelijen Australia yang seharusnya menjadi target kalian. Bukan masyarakat Australia," pungkasnya. (Ndy/Sss)