Liputan6.com, Moskow: Igor Sutyagin, ilmuwan Rusia diancam hukuman 20 tahun penjara karena dituding melakukan mata-mata. Ia diduga telah memberikan informasi mengenai pesawat tempur dan kapal selam bertenaga nuklir kepada pihak Inggris. Dalam pengadilan yang menggunakan sistem 12 juri, baru-baru ini, Sutyagin yang pernah belajar di Amerika Serikat menyatakan tuduhan itu tidak adil.
Pengadilan dengan sistem juri diperkenalkan sekitar dua tahun silam di Rusia dan banyak pengamat hak asasi manusia serta pengamat hukum yang meragukan sistem peradilan tersebut diterapkan dengan benar. Mereka meragukan pengadilan tersebut bebas dari intervensi Presiden Vladimir Putin. Semua anggota juri memutuskan bahwa Sutyagin bersalah karena memberikan informasi mengenai pesawat tempur dan kapal selam bertenaga nuklir kepada sebuah perusahaan Inggris, Alternative Futures, yang diduga bekerja sama dengan Dinas Intelijen AS (CIA).
Sutyagin adalah salah satu dari sejumlah periset dan jurnalis Rusia yang didakwa melakukan praktik mata-mata. Desember silam, Valentin Danilov juga dituduh telah melakukan praktik spionase untuk Cina namun akhirnya ia dibebaskan dari semua dakwaan. Agen Intelijen Rusia (FSB) yang pernah dipimpin Putin menganggap intelijen asing memanfaatkan kesulitan ekonomi Rusia untuk mendapatkan informasi persenjataan Rusia.(YYT/Yoh)
Pengadilan dengan sistem juri diperkenalkan sekitar dua tahun silam di Rusia dan banyak pengamat hak asasi manusia serta pengamat hukum yang meragukan sistem peradilan tersebut diterapkan dengan benar. Mereka meragukan pengadilan tersebut bebas dari intervensi Presiden Vladimir Putin. Semua anggota juri memutuskan bahwa Sutyagin bersalah karena memberikan informasi mengenai pesawat tempur dan kapal selam bertenaga nuklir kepada sebuah perusahaan Inggris, Alternative Futures, yang diduga bekerja sama dengan Dinas Intelijen AS (CIA).
Sutyagin adalah salah satu dari sejumlah periset dan jurnalis Rusia yang didakwa melakukan praktik mata-mata. Desember silam, Valentin Danilov juga dituduh telah melakukan praktik spionase untuk Cina namun akhirnya ia dibebaskan dari semua dakwaan. Agen Intelijen Rusia (FSB) yang pernah dipimpin Putin menganggap intelijen asing memanfaatkan kesulitan ekonomi Rusia untuk mendapatkan informasi persenjataan Rusia.(YYT/Yoh)