Pasangan India dinyatakan terbukti bersalah membunuh putri mereka sendiri, Aarushi Talwar dan pembantu rumah tangga bernama Hemraj.
Awalnya, putri tunggal pasangan dokter gigi Rajesh dan Nupur Talwar ditemukan tewas di rumahnya pada Mei 2008. Jasad remaja 14 tahun itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan tenggorokan tersayat dan luka di bagian kepala.
Kecurigaan mengarah pada si pembantu, Hemraj. Namun, ditepis dengan penemuan jasadnya di atap rumah Talwar sehari setelahnya. Penyidik kemudian mengetengahkan teori bahwa luka yang diderita 2 korban disebabkan oleh pisau bedah. Karena itulah pasangan dokter tersebut ditahan.
Pasangan tersebut membantah telah melakukan pembunuhan, menghancurkan barang bukti, dan menyesatkan para penyelidik dalam kasus sensasional yang menghebohkan India.
Pasangan tersebut berlinang air mata saat hakim, Shyam Lal membacakan putusan dalam ruang sidang yang penuh sesak oleh pengunjung di Kota Ghaziabad, di luar ibukota New Delhi.
Rajesh dan Nupur Talwar mengeluarkan penyataan yang mengekspresikan kemarahan mereka terhadap putusan hakim. Sementara, vonis penjara baru akan dijatuhkan besok.
"Kami luar biasa kecewa, sakit, dan marah karena dinyatakan bersalah atas perbuatan kriminal yang tidak kami lakukan. Kami menolak mengalah dan terus berjuang demi mendapatkan keadilan," kata pasangan terdakwa, dalam pernyataannya seperti dikutip dari BBC, Senin (25/11/2013).
Kasus tersebut mendapat perhatian besar dari warga India, di mana setiap perkembangan dicermati dan dikabarkan secara detil dalam pemberitaan.
Salah satu yang jadi pengawasan adalah penyelidikan polisi -- di mana pasangan Talwar dan sejumlah ahli hukum mengatakan, para detektif lokal dan juga para penyelidik federal dari Central Bureau of Investigation (CBI) telah salah menangani kasus tersebut.
Jasad korban, Aarushi Talwar ditemukan di kamar tidurnya, yang berseberangan dengan kamar orangtuanya di pinggiran Delhi yang makmur, Noida.
Polisi di Noida -- yang berada dalam koordinasi negara bagian Uttar Pradesh -- yang awalnya menyelidiki kasus tersebut, dikritik habis-habisan karena investigasi mereka yang buruk.
Hanya beberapa jam setelah jasad ditemukan, puluhan orang, termasuk kru kamera televisi dan wartawan, keluar masuk TKP. Kelonggaran itu berpotensi merusak barang bukti.
Kecurigaan awalnya mengarah pada sejumlah tersangka, sebelum penyelidikan mengarah pada orangtua korban. Pengadilan atas mereka dimulai Juni lalu. (Ein/Sss)
Awalnya, putri tunggal pasangan dokter gigi Rajesh dan Nupur Talwar ditemukan tewas di rumahnya pada Mei 2008. Jasad remaja 14 tahun itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan tenggorokan tersayat dan luka di bagian kepala.
Kecurigaan mengarah pada si pembantu, Hemraj. Namun, ditepis dengan penemuan jasadnya di atap rumah Talwar sehari setelahnya. Penyidik kemudian mengetengahkan teori bahwa luka yang diderita 2 korban disebabkan oleh pisau bedah. Karena itulah pasangan dokter tersebut ditahan.
Pasangan tersebut membantah telah melakukan pembunuhan, menghancurkan barang bukti, dan menyesatkan para penyelidik dalam kasus sensasional yang menghebohkan India.
Pasangan tersebut berlinang air mata saat hakim, Shyam Lal membacakan putusan dalam ruang sidang yang penuh sesak oleh pengunjung di Kota Ghaziabad, di luar ibukota New Delhi.
Rajesh dan Nupur Talwar mengeluarkan penyataan yang mengekspresikan kemarahan mereka terhadap putusan hakim. Sementara, vonis penjara baru akan dijatuhkan besok.
"Kami luar biasa kecewa, sakit, dan marah karena dinyatakan bersalah atas perbuatan kriminal yang tidak kami lakukan. Kami menolak mengalah dan terus berjuang demi mendapatkan keadilan," kata pasangan terdakwa, dalam pernyataannya seperti dikutip dari BBC, Senin (25/11/2013).
Kasus tersebut mendapat perhatian besar dari warga India, di mana setiap perkembangan dicermati dan dikabarkan secara detil dalam pemberitaan.
Salah satu yang jadi pengawasan adalah penyelidikan polisi -- di mana pasangan Talwar dan sejumlah ahli hukum mengatakan, para detektif lokal dan juga para penyelidik federal dari Central Bureau of Investigation (CBI) telah salah menangani kasus tersebut.
Jasad korban, Aarushi Talwar ditemukan di kamar tidurnya, yang berseberangan dengan kamar orangtuanya di pinggiran Delhi yang makmur, Noida.
Polisi di Noida -- yang berada dalam koordinasi negara bagian Uttar Pradesh -- yang awalnya menyelidiki kasus tersebut, dikritik habis-habisan karena investigasi mereka yang buruk.
Hanya beberapa jam setelah jasad ditemukan, puluhan orang, termasuk kru kamera televisi dan wartawan, keluar masuk TKP. Kelonggaran itu berpotensi merusak barang bukti.
Kecurigaan awalnya mengarah pada sejumlah tersangka, sebelum penyelidikan mengarah pada orangtua korban. Pengadilan atas mereka dimulai Juni lalu. (Ein/Sss)