Pemuda yang menyerang sebuah sekolah Dasar di Sandy Hook, Newtown, Connecticut, dan menewaskan 20 anak dan 6 anggota staf ternyata memiliki obsesi dengan pembunuhan massal.
"Terutama serangan 1999 tentang Columbine High School di Colorado," demikian dijabarkan sebuah laporan investigasi yang dilansir USA Today seperti dimuatLiputan6.comSelasa (26/11/2013).
Tragedi Columbine merupakan peristiwa penembakan membabi-buta yang terjadi pada Selasa, 20 April 1999, di SMA Columbine di Distrik Jefferson, Colorado, dekat Denver, Amerika Serikat. 2 siswa remaja bernama Eric Harris dan Dylan Klebold, melakukan penembakan membabi-buta hingga menewaskan 12 rekan siswa dan seorang guru, serta melukai 24 orang lainnya dan kemudian melakukan bunuh diri.
Pasca-penembakan ini, peningkatan keamanan pun dilakukan di berbagai sekolah. Namun terjadi kepanikan moral yang ditujukan kepada budaya gotik, musik heavy metal, orang-orang yang tersingkir dari masyarakat luas, penggunaan obat-obat penenang oleh remaja, film-film dan permainan komputer yang menampilkan kekerasan.
Menurut laporan insiden penembakan tertanggal 14 Desember 2012 yang dirilis ke publik, penembak bernama lengkap Adam Lanza diduga terinspirasi tragedi Columbine dan melakukan aksinya di sekolah dasar Sandy Hook. Dia menembakkan senjatanya ke para murid tak berdosa serta beberapa gurunya. Insiden itu tentu mengguncang AS dan memicu pertarungan politik atas kekerasan dalam penggunaan senjata.
Menurut keterangan penyidik, pemuda berusia 20 tahun itu didiagnosis mengalami sindrom Asperger yang tidak suka disentuh dan tak suka diatur saat tumbuh dewasa. Namun sayang, para peneliti belum dapat menentukan motif penembakan tersebut.
Pertanyaan yang tersisa adalah mengapa pelaku membunuh 27 orang , termasuk 20 anak-anak? Begitu bunyi laporan yang disiapkan oleh Stephen Sedensky III, pengacara negara untuk Distrik Yudisial Danbury, Connecticut.
"Mereka juga menemukan sejumlah bahan yang berkaitan dengan penembakan Columbine serta video game berjudul 'Penembakan di sekolah', di mana pemain mengontrol karakter memasuki sekolah dan menembak para murid. Ada juga film komersial yang menggambarkan penembakan massal, " beber Stephen berdasarkan laporan tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa jendela kamar tidur Adam ditempeli dengan plastik sampah berwarna hitam. Yang kemungkinan digunakan untuk menutupi kondisi di luar rumah. Para penyelidik itu juga menemukan sejumlah senjata api serta pisau, pedang, tombak , dan beberapa senjata tajam lainnya. Semua senjata api yang digunakan Adam dalam insiden ini, secara hukum dibeli oleh ibunya.
Para peneliti menyimpulkan Adam bertindak sendirian, sebab tidak ada bukti yang mengarah adanya keterlibatan orang lain dalam perencanaan serangan itu. (Tnt/Ism)
[Baca Juga: Kontroversi Studi Gen 'Iblis' di DNA Adam Lanza]
"Terutama serangan 1999 tentang Columbine High School di Colorado," demikian dijabarkan sebuah laporan investigasi yang dilansir USA Today seperti dimuatLiputan6.comSelasa (26/11/2013).
Tragedi Columbine merupakan peristiwa penembakan membabi-buta yang terjadi pada Selasa, 20 April 1999, di SMA Columbine di Distrik Jefferson, Colorado, dekat Denver, Amerika Serikat. 2 siswa remaja bernama Eric Harris dan Dylan Klebold, melakukan penembakan membabi-buta hingga menewaskan 12 rekan siswa dan seorang guru, serta melukai 24 orang lainnya dan kemudian melakukan bunuh diri.
Pasca-penembakan ini, peningkatan keamanan pun dilakukan di berbagai sekolah. Namun terjadi kepanikan moral yang ditujukan kepada budaya gotik, musik heavy metal, orang-orang yang tersingkir dari masyarakat luas, penggunaan obat-obat penenang oleh remaja, film-film dan permainan komputer yang menampilkan kekerasan.
Menurut laporan insiden penembakan tertanggal 14 Desember 2012 yang dirilis ke publik, penembak bernama lengkap Adam Lanza diduga terinspirasi tragedi Columbine dan melakukan aksinya di sekolah dasar Sandy Hook. Dia menembakkan senjatanya ke para murid tak berdosa serta beberapa gurunya. Insiden itu tentu mengguncang AS dan memicu pertarungan politik atas kekerasan dalam penggunaan senjata.
Menurut keterangan penyidik, pemuda berusia 20 tahun itu didiagnosis mengalami sindrom Asperger yang tidak suka disentuh dan tak suka diatur saat tumbuh dewasa. Namun sayang, para peneliti belum dapat menentukan motif penembakan tersebut.
Pertanyaan yang tersisa adalah mengapa pelaku membunuh 27 orang , termasuk 20 anak-anak? Begitu bunyi laporan yang disiapkan oleh Stephen Sedensky III, pengacara negara untuk Distrik Yudisial Danbury, Connecticut.
"Mereka juga menemukan sejumlah bahan yang berkaitan dengan penembakan Columbine serta video game berjudul 'Penembakan di sekolah', di mana pemain mengontrol karakter memasuki sekolah dan menembak para murid. Ada juga film komersial yang menggambarkan penembakan massal, " beber Stephen berdasarkan laporan tersebut.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa jendela kamar tidur Adam ditempeli dengan plastik sampah berwarna hitam. Yang kemungkinan digunakan untuk menutupi kondisi di luar rumah. Para penyelidik itu juga menemukan sejumlah senjata api serta pisau, pedang, tombak , dan beberapa senjata tajam lainnya. Semua senjata api yang digunakan Adam dalam insiden ini, secara hukum dibeli oleh ibunya.
Para peneliti menyimpulkan Adam bertindak sendirian, sebab tidak ada bukti yang mengarah adanya keterlibatan orang lain dalam perencanaan serangan itu. (Tnt/Ism)
[Baca Juga: Kontroversi Studi Gen 'Iblis' di DNA Adam Lanza]