Liputan6.com, Aljir: Pemilihan umum Aljazair yang digelar, Kamis (8/4), dinilai sebagai pemilu paling demokratis sejak merdeka dari Prancis pada 1962. Pemilu kemarin juga dianggap kunci penting demokrasi setelah negeri muslim di Afrika Barat ini terjerumus pada pertikaian politik Islam garis keras dan kelompok sekuler.
Presiden Abdelaziz Bouteflika menjadi kandidat terfavorit untuk menduduki lagi kursi kepresidenan hingga 2009 [baca: Rakyat Aljazair Memilih Presiden]. Artinya dia harus siap bersaing dengan enam kandidat yang mengincar posisi nomor satu di negara tersebut. Saingan terkuatnya adalah Ali Benflis, manajer kampanye Bouteflika pada 1999 yang kemudian dipecat tahun silam.
Pada Pemilu 1999, Bouteflika meraih hampir 74 persen suara setelah kandidat lainnya mengundurkan diri dan menudingnya curang. Tahun ini, Bouteflika juga dituduh merencanakan kecurangan. Namun, para penuduhnya tetap tak dapat memberikan bukti-bukti.
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat memantau pemilu di Aljazair cukup serius. Sebab negara muslim ini cukup strategis dalam memerangi terorisme internasional.(YYT/Yoh)
Presiden Abdelaziz Bouteflika menjadi kandidat terfavorit untuk menduduki lagi kursi kepresidenan hingga 2009 [baca: Rakyat Aljazair Memilih Presiden]. Artinya dia harus siap bersaing dengan enam kandidat yang mengincar posisi nomor satu di negara tersebut. Saingan terkuatnya adalah Ali Benflis, manajer kampanye Bouteflika pada 1999 yang kemudian dipecat tahun silam.
Pada Pemilu 1999, Bouteflika meraih hampir 74 persen suara setelah kandidat lainnya mengundurkan diri dan menudingnya curang. Tahun ini, Bouteflika juga dituduh merencanakan kecurangan. Namun, para penuduhnya tetap tak dapat memberikan bukti-bukti.
Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat memantau pemilu di Aljazair cukup serius. Sebab negara muslim ini cukup strategis dalam memerangi terorisme internasional.(YYT/Yoh)