Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott belum mengakui negaranya melakukan penyadapan terhadap Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Akan tetapi 'pembantu' Abbott yakni Menteri Perdagangan Australia Andrew Robb memilih sikap berbeda. Dia mengungkapkan, penyadapan itu memang benar terjadi.
"Sangat disayangkan, penyadapan ini telah terungkap di publik. Tapi hal itu memang benar adanya. Ini fakta," ungkap Andrew dalam wawancara dengan televisi ABC, seperti dimuat The Age dan Guardian, Rabu (27/11/2013).
Andrew memang tidak mengungkap secara detail seperti apa penyadapan itu dilakukan. Ia mengaku tidak tahu soal aksi spionase secara rinci.
Beberapa jam setelah mengungkapkan hal itu, Andrew menegaskan, pernyataan yang ia maksud adalah suatu hal umum dan sama sebagaimana yang tersebar di publik.Â
"Saya tidak akan berkomentar lebih jauh soal intelijen ini. Yang pasti, PM Abbott tengah menyelesaikan masalah ini secara efektif dan hati-hati," ujar dia, mengklarifikasi pernyataan sebelumnya.
Andrew menambahkan, Pemerintah Australia saat ini benar menyesal dari lubuk hati yang terdalam atas tindakan (penyadapan) yang telah terjadi.
"Kami telah mengungkapkan penyesalan ini kepada Presiden (SBY) dan istrinya," tandas Robb.
Sejauh ini, SBY telah menerima balasan surat dari Abbott. Namun berdasarkan penjelasan yang diungkap SBY ke publik, tidak ada indikasi adanya permintaan maaf dari Abbott. [baca: SBY Beberkan Isi Surat PM Tony Abbott] (Riz/Ism)
`Pembantu` Abbott Akui Australia Sadap SBY
Ketika PM Abbott belum mengakui, ada menteri Negeri Kanguru yang mengakuinya.
Advertisement