Sukses

Modus `Nyentrik` Pengemis di Arab, Pemuda Nyamar Jadi Emak-emak!

Modus tampang lusuh, cerita menyedihkan, atau pura-pura cacat sudah ketinggalan.

Gara-gara Walang bin Kilon (54) dan Sa`aran (60), pengemis kini jadi sorotan. Bagaimana tidak, saat terjaring razia di bawah jalan layang Pancoran, Jakarta Selatan, Petugas Dinas Sosial Jakarta Selatan menemukan uang Rp 25.448.600 di dalam gerobak mereka. Dibungkus plastik kumal. Tajir benar!

Walang mengaku, sebagian uang itu hasil mengemis. Untuk biaya naik haji. Pria paro baya itu juga masih memendam cita-cita: pengin punya mobil. "Ya, habis naik haji mau punya mobil. Gengsi, masa sudah haji nggak punya mobil," kata pria asal Subang itu. [Baca juga: Pengemis Tajir Walang: Setelah Haji, Saya Ingin Punya Mobil]

Tak berniat mengeneralisasi, tapi kasus duo Walang-Sa`aran membuktikan tak semua pengemis menengadahkan tangan karena terdesak kebutuhan. Sebagian menganggap menjadi peminta-minta adalah profesi. Dan ternyata, ini fenomena internasional. [Baca juga: Para Pengemis `Tajir`: Flat Mewah, Duit Berlimpah, Ganteng!]

Masalah pengemis juga bikin mumet pemerintah Arab Saudi. Tahun lalu, misalnya, Pemerintah Jeddah menangkap hampir 11 ribu pengemis. Penangkapan juga dilakukan di sejumlah kota lain di Negara Bagian Petrodollar itu. "Sangat disesalkan jumlah pengemis di Jeddah terus meningkat dari hari ke hari. Kami menangkap 5 sampai 10 pengemis sehari di satu lokasi. Kami tahu mengemis adalah fenomena internasional yang tak bisa dihapus, namun setidaknya itu bisa diminimalisasi," demikian Liputan6.com kutip dari Arab News.

Hal unik terjadi di Kota Kharj,  yang berjarak 80 kilometer sebelah selatan ibukota Riyadh. Modus pengemis ternyata tak hanya tampang lusuh, cerita menyedihkan, atau pura-pura cacat. Aparat menahan seorang pemuda yang menyaru sebagai perempuan, mengemis di dekat lampu merah.

Petugas yang curiga dengan gerak-gerik pengemis itu lalu memeriksa identitasnya. Maka, terbongkarlah kedoknya. Rupanya pemuda itu menyamar sebagai perempuan tua lusuh agar para pengemudi kasihan dan memberinya uang.

Kasus serupa terjadi di Arab Saudi, seorang pria mengemis selama 5 bulan, menyamar sebagai perempuan dan memakai abaya -- jubah panjang lengkap dengan cadar. Menyaru sebagai ibu-ibu.

Seperti dikutip dari Gulf News, kepada polisi, ia mengaku mendapatkan uang sebesar 200 riyal atau Rp 636 ribu per hari. Hasil mengemis akan melonjak tajam pada hari Jumat, saat para jemaah pria melaksanakan Salat Jumat.

Tak hanya di Saudi, kejadian mirip juga ada di Kuwait City. Pada tahun 2012 aparat menangkap ekspatriat yang menyaru sebagai perempuan. Untuk mengais recehan.

Pelaku menipu orang-orang yang berada di kawasan makmur Salmiya. Penyamarannya terbongkar saat seorang perempuan yang memberinya uang merasa 'ada yang tak beres' dengan pengemis itu. Suami si perempuan langsung melapor ke polisi dan menahan pengemis itu. Pelaku mengaku mendapatkan uang 25 dinar Kuwait atau lebih dari Rp 1 juta.

Aktor Terkenal Dikira Pengemis



Salah sangka terhadap pengemis juga terjadi di Melbourne, Australia. Bedanya, yang dikira pengemis ternyata aktor terkenal. Seorang pengguna jalan memberi uang 1 dolar ke pria bertampang awut-awutan berjongkok di depan Comedy Theatre pada tahun 2010.

Padahal pria bertampang memelas itu adalah Sir Ian McKellen, aktor Inggris yang punya reputasi internasional. McKellen ada di Melbourne berlatih pementasan karya klasik Samuel Beckett, "Waiting For Godot".

"Saat gladi resik "Godot" aku berjongkok di depan Comedy Theatre, mencari udara segar, topiku dalam kondisi terbuka di pangkuanku," kicau McKellen di Twitter, seperti dimuat Huffington Post, 13 November 2013.

"Melihat pria tua tak beruntung, seorang pejalan kaki berkata, 'butuh bantuan, Saudara? Ia meletakkan uang 1 dolar di topiku."

Penasaran, McKellen kembali mengulang apa yang ia lakukan. Menjelma menjadi karakternya yang kasihan di "Waiting for Godot", duduk di bangku di depan gedung teater. Wow! Hanya dalam sekejap, uang 2 dolar ada di tangan.

Bagikan Uang Dikira Mengemis



Apa yang dilakukan bapak 3 anak asal Aylesbury, Inggris juga disalahartikan. Dickon Johnstone namanya, duduk di depan Cafe Nero, dekat pintu masuk pusat perbelanjaan Friars Square. Sambil bawa papan kardus.

Orang-orang mengiranya sebagai pengemis dan memberinya uang. Padahal ini yang tertulis di papan kardusnya: "Aku punya pekerjaan, rumah, mobil, dan kesehatan yang baik. Maukah Anda menerima beberapa poundsterling dari saya untuk membeli kopi?"

Hari itu, ia membagikan 36 poundsterling pada orang-orang yang melintas. "Setelah melakukan ini aku memutuskan untuk memberikan uang dengan jumlah yang sama pada yayasan Children in Need," kata dia seperti dikutip dari The Bucks Herald. (Ein)
Video Terkini