Ibukota Venezuela kembali gelap gulita. Pemadaman listrik besar-besaran terjadi di Caracas dan kota-kota lainnya pada Senin 2 Desember 2013 malam.
Seperti dilansir dari CNN yang dimuat Liputan6.com, Selasa (3/12/2013), layanan kereta terhenti dan orang-orang harus diungsikan dari toko-toko dan kantor yang gelap gulita.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pun menduga, hal itu adalah sabotase seperti yang terjadi pada September lalu. [Baca Juga: Venezuela Mati Listrik 70%, Presiden: Ini Sabotase!]
Melalui Twitter, Maduro pun mengungkapkan bahwa pemadaman listrik umumnya terjadi di pedalaman Venezuela sehingga tak terlalu berpengaruh di Ibukota. Pemadaman itu juga tidak mempengaruhi kilang minyak Venezuela, karena didukung oleh pembangkit terpisah.
Pemadaman itu terjadi tak lama setelah pukul 20.00 waktu setempat pada Senin 2 Desember, saat Presiden Maduro sedang berpidato di televisi. Lalu Maduro mem-posting tanggapannya ke twitter, mengatakan bahwa pemerintah sedang memantau pemadaman aneh yang terjadi di tempat yang sama sebagai tindakan terakhir sabotase.
"Saya meminta orang-orang untuk tetap waspada," tulis Maduro melalui akun twitter miliknya.
Kondisi tanpa penerangan itu membuat salah satu penduduk Caracas panik. Adalah Olinda Reyes yang harus dievakuasi dari sebuah pusat perbelanjaan di Caracas Timur, tak lama setelah listrik padam.
"Kami takut. Tidak ada bus, kereta bawah tanah tidak bekerja dan kami berada dalam gelap gulita bergantung pada belas kasihan dari Allah," ucap Olinda.
Beberapa saat setelah pemadaman, Menteri Listrik Jesse Chacon mengatakan listrik telah dipulihkan untuk sebagian besar dari Caracas tapi masih belum bisa menjangkau beberapa daerah. Ia mengatakan pemadaman itu berasal dari pusat Venezuela.
"Itu adalah kesalahan langsung dalam sistem di pusat. Masih terlalu dini untuk berspekulasi, tapi kita menyelidiki masalah ini," ungkap Jesse.
Sebelumnya, para pejabat telah mengatakan bahwa konsumsi energi yang tinggi dan pemeliharaan yang buruk bisa menjadi salah satu penyebab pemadaman tersebut. (Tnt/Mut)
Seperti dilansir dari CNN yang dimuat Liputan6.com, Selasa (3/12/2013), layanan kereta terhenti dan orang-orang harus diungsikan dari toko-toko dan kantor yang gelap gulita.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro pun menduga, hal itu adalah sabotase seperti yang terjadi pada September lalu. [Baca Juga: Venezuela Mati Listrik 70%, Presiden: Ini Sabotase!]
Melalui Twitter, Maduro pun mengungkapkan bahwa pemadaman listrik umumnya terjadi di pedalaman Venezuela sehingga tak terlalu berpengaruh di Ibukota. Pemadaman itu juga tidak mempengaruhi kilang minyak Venezuela, karena didukung oleh pembangkit terpisah.
Pemadaman itu terjadi tak lama setelah pukul 20.00 waktu setempat pada Senin 2 Desember, saat Presiden Maduro sedang berpidato di televisi. Lalu Maduro mem-posting tanggapannya ke twitter, mengatakan bahwa pemerintah sedang memantau pemadaman aneh yang terjadi di tempat yang sama sebagai tindakan terakhir sabotase.
"Saya meminta orang-orang untuk tetap waspada," tulis Maduro melalui akun twitter miliknya.
Kondisi tanpa penerangan itu membuat salah satu penduduk Caracas panik. Adalah Olinda Reyes yang harus dievakuasi dari sebuah pusat perbelanjaan di Caracas Timur, tak lama setelah listrik padam.
"Kami takut. Tidak ada bus, kereta bawah tanah tidak bekerja dan kami berada dalam gelap gulita bergantung pada belas kasihan dari Allah," ucap Olinda.
Beberapa saat setelah pemadaman, Menteri Listrik Jesse Chacon mengatakan listrik telah dipulihkan untuk sebagian besar dari Caracas tapi masih belum bisa menjangkau beberapa daerah. Ia mengatakan pemadaman itu berasal dari pusat Venezuela.
"Itu adalah kesalahan langsung dalam sistem di pusat. Masih terlalu dini untuk berspekulasi, tapi kita menyelidiki masalah ini," ungkap Jesse.
Sebelumnya, para pejabat telah mengatakan bahwa konsumsi energi yang tinggi dan pemeliharaan yang buruk bisa menjadi salah satu penyebab pemadaman tersebut. (Tnt/Mut)