Senin, 2 Desember 2013 pukul 01.30 waktu setempat, China membuat sejarah baru dalam bidang antariksa. Tiongkok meluncurkan satelit bulan pertamanya, Chang'e-3, dari Xichang Satellite Launch Center.
Jika misi ini berhasil, China akan menjadi negara ketiga -- setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet -- yang melakukan pendaratan di permukaan Bulan. Namun, di balik optimisme itu, sebuah insiden terjadi.
Puing yang ambrol dari roket yang menggendong satelit itu jatuh menghujam bumi, di sebuah desa yang jaraknya ribuan kilometer dari lokasi peluncuran. Menimpa dua rumah.
Insiden tersebut terjadi 9 menit setelah peluncuran, tepatnya di Suining, Provinsi Hunan.
"Tiga tiang atap rumah sampai ambrol. Lubang besar juga muncul di gudang kami," kata salah satu warga seperti dikutip dari News.com.au, 3 Desember 2013.
"Suara keras yang ditimbulkan bikin aku takut setengah mati," kata warga lain.
Foto-foto yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan, warga yang terlihat bingung dipotret di samping benda dari logam berbentuk kerucut yang diduga puing penutup hidung roket -- di bawah atap rumahnya yang bolong.
Pemerintah dikabarkan memberi penduduk 10.800 yuan atau Rp 21 juta, yang lain menerima 5.200 yuan atau Rp 10 juta sebagai kompensasi. Untuk tak ada yang terluka dari kejadian tak disangka itu. Â
Malangnya, sudah 20 kali desa itu ketiban puing-puing pesawat luar angkasa sejak tahun 1990-an. Demikian dikabarkan Xiaoxiang Morning Post.
Sebelumnya, Mei lalu, puing roket yang dikirim dari Pusat Peluncuran Xichang menjatuhi rumah dan menabrak kabel listrik bertegangan tinggi di area itu. Demikian Liputan6.com kutip dari Shanghai Daily News.
Sementara, pada Oktober 2011, kerangka baja dengan berat lebih dari 250 kilogram jatuh berdebam di sebuah lapangan. Dalam peluncuran satelit lain, puing yang copot membuat atap rumah hancur berkeping.
'Kelinci Bulan'
Roket Long March-3B yang membawa Chang'e-3 adalah yang terkuat yang dimiliki China. Saat pendaratan, pesawat luar angkasa juga akan melepaskan Jade Rabbit -- atau dalam Bahasa China disebut Yutu. Itu adalah rover alias robot penjelajah beroda 6 yang dilengkapi dengan 4 kamera, 2 kaki mekanik yang bisa menggali sampel tanah.
Misi rover tersebut adalah bagian dari ambisi China membangun stasiun ruang angkasa permanen pada tahun 2020 dan kemudian mengirim manusia ke Bulan.
Sejauh ini China belum mengumumkan lokasi pendaratan probe, yang diperkirakan pada pertengahan Desember mendatang.
Namun, para peneliti menduga lokasinya berada di kawah bekas ledakan bernama Sinus Iridum atau Bay of Rainbows. Sebab, pada 2010 misi China memotret gambar kawah tersebut saat mencari lokasi pendaratan potensial bagi misi tahun 2013. [Baca juga: China Segera Lepaskan `Kelinci` di Bulan] (Ein/Riz)
Jika misi ini berhasil, China akan menjadi negara ketiga -- setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet -- yang melakukan pendaratan di permukaan Bulan. Namun, di balik optimisme itu, sebuah insiden terjadi.
Puing yang ambrol dari roket yang menggendong satelit itu jatuh menghujam bumi, di sebuah desa yang jaraknya ribuan kilometer dari lokasi peluncuran. Menimpa dua rumah.
Insiden tersebut terjadi 9 menit setelah peluncuran, tepatnya di Suining, Provinsi Hunan.
"Tiga tiang atap rumah sampai ambrol. Lubang besar juga muncul di gudang kami," kata salah satu warga seperti dikutip dari News.com.au, 3 Desember 2013.
"Suara keras yang ditimbulkan bikin aku takut setengah mati," kata warga lain.
Foto-foto yang diambil di lokasi kejadian menunjukkan, warga yang terlihat bingung dipotret di samping benda dari logam berbentuk kerucut yang diduga puing penutup hidung roket -- di bawah atap rumahnya yang bolong.
Pemerintah dikabarkan memberi penduduk 10.800 yuan atau Rp 21 juta, yang lain menerima 5.200 yuan atau Rp 10 juta sebagai kompensasi. Untuk tak ada yang terluka dari kejadian tak disangka itu. Â
Malangnya, sudah 20 kali desa itu ketiban puing-puing pesawat luar angkasa sejak tahun 1990-an. Demikian dikabarkan Xiaoxiang Morning Post.
Sebelumnya, Mei lalu, puing roket yang dikirim dari Pusat Peluncuran Xichang menjatuhi rumah dan menabrak kabel listrik bertegangan tinggi di area itu. Demikian Liputan6.com kutip dari Shanghai Daily News.
Sementara, pada Oktober 2011, kerangka baja dengan berat lebih dari 250 kilogram jatuh berdebam di sebuah lapangan. Dalam peluncuran satelit lain, puing yang copot membuat atap rumah hancur berkeping.
'Kelinci Bulan'
Roket Long March-3B yang membawa Chang'e-3 adalah yang terkuat yang dimiliki China. Saat pendaratan, pesawat luar angkasa juga akan melepaskan Jade Rabbit -- atau dalam Bahasa China disebut Yutu. Itu adalah rover alias robot penjelajah beroda 6 yang dilengkapi dengan 4 kamera, 2 kaki mekanik yang bisa menggali sampel tanah.
Misi rover tersebut adalah bagian dari ambisi China membangun stasiun ruang angkasa permanen pada tahun 2020 dan kemudian mengirim manusia ke Bulan.
Sejauh ini China belum mengumumkan lokasi pendaratan probe, yang diperkirakan pada pertengahan Desember mendatang.
Namun, para peneliti menduga lokasinya berada di kawah bekas ledakan bernama Sinus Iridum atau Bay of Rainbows. Sebab, pada 2010 misi China memotret gambar kawah tersebut saat mencari lokasi pendaratan potensial bagi misi tahun 2013. [Baca juga: China Segera Lepaskan `Kelinci` di Bulan] (Ein/Riz)