Hari ini rakyat Thailand merayakan ulah tahun ke-86 Sang Raja, Bhumibol Adulyadej. Orang-orang membersihkan jalanan ibukota jelang perayaan. Ratusan lainnya berbaris di jalan-jalan dekat salah satu istana.
Untuk sementara, aksi demonstasi besar-besaran menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, yang telah merenggut 4 nyawa, dihentikan. Polisi anti-huru hara pun istirahat.
Rabu kemarin, sejumlah pendemo bahkan terlihat rukun dengan pasukan keamanan. Mereka membersihkan area dekat Monumen Demokrasi di Bangkok, di mana perayaan ulah tahun raja akan digelar.
Ribuan orang dilaporkan datang jauh-jauh ke kota Hua Hin, dekat Istana Klai Kangwon, berharap melihat Sang Raja yang tinggal di sana. Bus dan kereta khusus disiapkan Kementerian Transporasi untuk membawa orang-orang ke kota itu.
Biasanya, para raja akan menyampaikan pidato kenegaraan di hari ulang tahunnya. Masih dinanti apakah ia akan menyinggung soal krisis politik yang belakangan terjadi di Negeri Gajah Putih.
Demo Berlanjut
Gelombang protes di Bangkok diawali 24 November lalu. Para demonstran mencoba menyingkirkan barikade polisi dan menyerbu kantor perdana menteri, Government House. Bentrok pun pecah, di sisi lain polisi menghalau dengan gas dan meriam air.
Situasi mereka Selasa lalu saat aparat keamanan memutuskan mundur. Polisi bahkan menyingkirkan barikade beton dan kawat berduri di depan markas polisi dan kantor perdana menteri. Rabu lalu, ratusan pengunjuk rasa bahkan dibolehkan masih ke markas polisi.
Namun, itu bukan berarti protes berakhir. "Setelah ulang tahun raja, kami akan kembali melakukan perlawanan sampai tujuan kami terpenuhi," kata pemimpin demo Suthep Thaugsuban.
Tujuan mereka adalah menyingkirkan pemerintahan Yingluck Shinawatra dan menggantikan mereka dengan 'Dewan Rakyat' yang belum terbentuk.
Mereka menuding pemerintahan PM Yingluck dikontrol oleh saudaranya, Thaksin Shinawatra -- mantan perdana menteri yang dijatuhkan kudeta militer pada 2006 dan diputus bersalah dalam kasus korupsi. [Baca juga: PM Cantik Thailand Menolak Mundur]
Di sisi lain, pejabat militer senior optimistis. "Setiap orang setuju bahwa pasukan militer tidak akan ambil bagian dalam situasi ini. Tidak akan ada kudeta. Kami yakin, ketegangan akan mereda dan semua akan kembali normal," kata Komandan Angkatan Laut, Laksamana Narong Pipathanasai. (Ein/Sss)
Untuk sementara, aksi demonstasi besar-besaran menuntut Perdana Menteri Yingluck Shinawatra, yang telah merenggut 4 nyawa, dihentikan. Polisi anti-huru hara pun istirahat.
Rabu kemarin, sejumlah pendemo bahkan terlihat rukun dengan pasukan keamanan. Mereka membersihkan area dekat Monumen Demokrasi di Bangkok, di mana perayaan ulah tahun raja akan digelar.
Ribuan orang dilaporkan datang jauh-jauh ke kota Hua Hin, dekat Istana Klai Kangwon, berharap melihat Sang Raja yang tinggal di sana. Bus dan kereta khusus disiapkan Kementerian Transporasi untuk membawa orang-orang ke kota itu.
Biasanya, para raja akan menyampaikan pidato kenegaraan di hari ulang tahunnya. Masih dinanti apakah ia akan menyinggung soal krisis politik yang belakangan terjadi di Negeri Gajah Putih.
Demo Berlanjut
Gelombang protes di Bangkok diawali 24 November lalu. Para demonstran mencoba menyingkirkan barikade polisi dan menyerbu kantor perdana menteri, Government House. Bentrok pun pecah, di sisi lain polisi menghalau dengan gas dan meriam air.
Situasi mereka Selasa lalu saat aparat keamanan memutuskan mundur. Polisi bahkan menyingkirkan barikade beton dan kawat berduri di depan markas polisi dan kantor perdana menteri. Rabu lalu, ratusan pengunjuk rasa bahkan dibolehkan masih ke markas polisi.
Namun, itu bukan berarti protes berakhir. "Setelah ulang tahun raja, kami akan kembali melakukan perlawanan sampai tujuan kami terpenuhi," kata pemimpin demo Suthep Thaugsuban.
Tujuan mereka adalah menyingkirkan pemerintahan Yingluck Shinawatra dan menggantikan mereka dengan 'Dewan Rakyat' yang belum terbentuk.
Mereka menuding pemerintahan PM Yingluck dikontrol oleh saudaranya, Thaksin Shinawatra -- mantan perdana menteri yang dijatuhkan kudeta militer pada 2006 dan diputus bersalah dalam kasus korupsi. [Baca juga: PM Cantik Thailand Menolak Mundur]
Di sisi lain, pejabat militer senior optimistis. "Setiap orang setuju bahwa pasukan militer tidak akan ambil bagian dalam situasi ini. Tidak akan ada kudeta. Kami yakin, ketegangan akan mereda dan semua akan kembali normal," kata Komandan Angkatan Laut, Laksamana Narong Pipathanasai. (Ein/Sss)