Dikira rombongan militan Al Qaeda, 15 orang dalam perjalanan ke pesta pernikahan di Yaman meregang nyawa. Mereka tewas karena diberondong tembakan dari udara.
"Sebuah serangan udara salah sasaran menghantam konvoi mobil pernikahan. 10 Orang tewas seketika dan 5 yang terluka meninggal setelah dirawat di rumah sakit," kata seorang pejabat keamanan dikutip dari Sydney Morning Herald yang dilansir Liputan6.com, Jumat (13/12/2013).
Sejauh ini, para pejabat belum melakukan identifikasi pesawat dalam serangan yang terjadi di Provinsi Al-Bayda. Tetapi sumber media lokal mengatakan pelakunya adalah sebuah pesawat tak berawak.
Kemungkinan pesawat itu adalah milik Amerika Serikat. Karena memang belakangan ini sedang meningkatkan serangan pesawat tak berawak, sebagai bagian dari kampanye melawan Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), yang dianggap oleh Washington sebagai sayap paling aktif dari jaringan militan.
Yaman --kubu utama AQAP-- adalah di antara beberapa negara-negara di mana Amerika Serikat mengakui menggunakan drone --pesawat tanpa awak--, meskipun tidak mengomentari praktiknya.
Pengamat HAM di sana mengatakan dalam sebuah laporan rinci pada bulan Agustus, bahwa serangan rudal AS termasuk serangan drone bersenjata telah menewaskan puluhan warga sipil di Yaman.
Pada Senin 9 Desember, rudal ditembakkan dari sebuah pesawat tak berawak AS yang menewaskan sedikitnya 3 orang di dalam mobil di Yaman timur. (Tnt/Sss)
"Sebuah serangan udara salah sasaran menghantam konvoi mobil pernikahan. 10 Orang tewas seketika dan 5 yang terluka meninggal setelah dirawat di rumah sakit," kata seorang pejabat keamanan dikutip dari Sydney Morning Herald yang dilansir Liputan6.com, Jumat (13/12/2013).
Sejauh ini, para pejabat belum melakukan identifikasi pesawat dalam serangan yang terjadi di Provinsi Al-Bayda. Tetapi sumber media lokal mengatakan pelakunya adalah sebuah pesawat tak berawak.
Kemungkinan pesawat itu adalah milik Amerika Serikat. Karena memang belakangan ini sedang meningkatkan serangan pesawat tak berawak, sebagai bagian dari kampanye melawan Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), yang dianggap oleh Washington sebagai sayap paling aktif dari jaringan militan.
Yaman --kubu utama AQAP-- adalah di antara beberapa negara-negara di mana Amerika Serikat mengakui menggunakan drone --pesawat tanpa awak--, meskipun tidak mengomentari praktiknya.
Pengamat HAM di sana mengatakan dalam sebuah laporan rinci pada bulan Agustus, bahwa serangan rudal AS termasuk serangan drone bersenjata telah menewaskan puluhan warga sipil di Yaman.
Pada Senin 9 Desember, rudal ditembakkan dari sebuah pesawat tak berawak AS yang menewaskan sedikitnya 3 orang di dalam mobil di Yaman timur. (Tnt/Sss)