Sukses

Besarnya Jasa TKI untuk Negara, Tapi Nasibnya Kurang Diperhatikan

Masalah perlindungan bagi para TKI masih menjadi persoalan serius, mulai dari proses pemberangkatan, status pekerjaan dan keberadaannya.

Kontribusi TKI sangat besar untuk Indonesia. Berdasarkan data Migrant Care hingga Oktober 2013 lalu, kontribusi TKI melalui remitansi atau pengiriman uang ke dalam negeri bernilai tidak kurang dari Rp 7,3 triliun. Hal tersebut merupakan pencapaian nilai yang fantastis.

Namun nasib TKI masih banyak yang kurang diperhatikan. TKI diharap mendapat perlindungan ekstra dan jaminan keselamatan ke depan.

Aktivis Gita Indonesia, Intan Selni mengatakan, masalah perlindungan bagi para TKI masih menjadi persoalan serius, mulai dari proses pemberangkatan, status pekerjaan dan keberadaan mereka di luar negeri hingga saat kepulangan dan menjadi purna-TKI.

"Situasi ini menjadi keprihatinan Gita Indonesia sebagai organ strategis yang disokong Gita Wirjawan. Sebagai tokoh nasional yang concern pada upaya perbaikan kehidupan masyarakat banyak," ujar Intan dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Sabtu (21/12/2013)

Oleh karena itu, jelas Intan, pihaknya akan fokus mengangkat persoalan TKI ke level nasional. Seperti halnya di Desa Balearjo yang merupakan salah satu wilayah penyumbang TKI terbesar dari Kabupaten Malang.

"Karena itu warga Balearjo merupakan pemangku kepentingan perlindungan dan perlu mendapat perhatian pemerintah pada TKI," ujar Intan.

Selain itu, lanjut dia, persoalan legalitas status sebagai pekerja migran menjadi persoalan lain. Hal itu lantaran permainan Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) hingga memicu korban perdagangan manusia (human trafficking), hingga masuk negara lain secara ilegal.

Sementara itu, akademisi Universitas Brawijaya (Unibraw), Haris El-Mahdi dalam keterangan itu mengatakan, hal yang paling penting, yakni masalah pendampingan atau advokasi bagi TKI. "Sekian puluh tahun tidak ada infrastuktur disiapkan untuk mendampingi TKI," ungkap Haris.

Gita Indonesia dideklarasikan media pada November 2013 di Yogyakarta merupakan wadah pengejawantahan visi Gita Wirjawan yang menghendaki perubahan pada level kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat. GI menggagas berbagai kegiatan komunitarian.

Tujuannya, merangkul komunitas-komunitas lokal dalam membahas problem dan tantangan aktual yang dihadapi masyarakat. Salah satu hal yang menjadi sorotan Gita Indonesia adalah persoalan pekerja migran atau TKI. (Riz)

Baca juga:
Jumhur Hidayat: Alasan Investasi, Pengusaha 'Nakal' Tak Dipublish
BNP2TKI Klaim Kasus TKI Bermasalah Menurun pada 2013
Dubes RI di Malaysia: TKI Ilegal Rentan dan Gampang Di-bully