Liputan6.com, Washington D.C.: Amerika Serikat menggelar lomba mengeja nasional yang berlangsung di ibu kota Washington D.C. Sekitar 265 murid sekolah dari seluruh AS berlomba mengeja kata-kata sulit untuk memenangkan uang senilai US$ 17 ribu atau lebih dari Rp 160 juta. Sedianya babak final lomba mengeja nasional 2004 ini akan disiarkan secara langsung di televisi AS, Jumat (4/6).
Sebagian besar peserta berusia antara 12 hingga 15 tahun ini harus mengikuti beberapa babak dengan sistem gugur. Di setiap babak, para juri menilai kemampuan peserta mengeja kata-kata sulit dan mengatasi demam panggung.
Uniknya, para peserta yang mengikuti lomba mengeja ini biasanya memiliki kerabat yang pernah menjuarai lomba. Abhiram Gunturi misalnya, memiliki dua saudara yang menjadi peserta lomba sebelumnya. Salah satu kerabatnya adalah juara lomba tahun silam. Kendati senang banyak yang mengenali dirinya, Gunturi mengakui ada beban tersendiri bila dia tidak memenangkan lomba kali ini.
Sementara itu, di luar hotel tempat lomba berlangsung, aktivis The Simplified Spelling Society berunjuk rasa. Dalam demonstrasi, para pengunjuk rasa mengecam pelaksanaan lomba mengeja. Pemrotes bernama Elizabeth Kuizenga mengatakan, organisasi mereka menentang lomba ini karena mengeja sangat sulit dilakukan oleh sebagian besar warga AS.(TNA/Yes)
Sebagian besar peserta berusia antara 12 hingga 15 tahun ini harus mengikuti beberapa babak dengan sistem gugur. Di setiap babak, para juri menilai kemampuan peserta mengeja kata-kata sulit dan mengatasi demam panggung.
Uniknya, para peserta yang mengikuti lomba mengeja ini biasanya memiliki kerabat yang pernah menjuarai lomba. Abhiram Gunturi misalnya, memiliki dua saudara yang menjadi peserta lomba sebelumnya. Salah satu kerabatnya adalah juara lomba tahun silam. Kendati senang banyak yang mengenali dirinya, Gunturi mengakui ada beban tersendiri bila dia tidak memenangkan lomba kali ini.
Sementara itu, di luar hotel tempat lomba berlangsung, aktivis The Simplified Spelling Society berunjuk rasa. Dalam demonstrasi, para pengunjuk rasa mengecam pelaksanaan lomba mengeja. Pemrotes bernama Elizabeth Kuizenga mengatakan, organisasi mereka menentang lomba ini karena mengeja sangat sulit dilakukan oleh sebagian besar warga AS.(TNA/Yes)