Bermain bersama teman sebaya bagi anak-anak merupakan kegiatan yang menyenangkan. Namun siapa sangka, 5 bocah laki-laki asal Provinsi Laghman, Afganistan harus meregang nyawa saat bermain, hanya karena hal sepele. Mereka tewas ditembak 5 pria kelompok Taliban karena bermain bola voli.
"Mereka sedang bermain bola voli di sebuah desa di Distrik Alingar pukul 12.30, lalu sekelompok pria bersenjata datang menghampiri dan langsung menembak mereka," ujar Sarhdai Zwak, juru bicara Gubernur Provinsi Laghman seperti dimuat di News.com.au, Jumat (24/1/2014).
Zwak mengatakan, para penembak langsung kabur meninggalkan lokasi kejadian.
Sampai saat ini, alasan para pelaku menembak mati kelima anak tersebut belum diketahui. Namun, Zwak meyakini hal tersebut dilakukan lantaran para pelaku tidak senang dengan prestasi olahraga yang dimiliki Afganistan.
"Sudah jelas kalau mereka tidak suka melihat prestasi-prestasi Afganistan dalam bidang olahraga. Jadi mereka melakukan tindakan pengecut seperti itu," kata Zwak.
Pada pekan lalu, 4 pesepakbola muda Afganistan juga tewas etelah lapangan tempat mereka bermain dihantam sebuah roket yang diduga ditembakkan oleh kelompok militan Taliban di bagian selatan Provinsi Kandahar, Afganistan.
Bukan kali ini saja anak-anak menjadi korban atas tindakan 'tak berbahaya' yang mereka lakukan.
Pada 2013 lalu, dua kakak-beradik asal Pakistan, Noon Basra dan Noor Sheza, juga tewas ditembak 5 pria bersenjata setelah tersebarnya rekaman video yang menunjukkan gerakan menari mereka di bawah guyuran hujan sambil tersenyum ke arah kamera. (Tnt/Yus)
"Mereka sedang bermain bola voli di sebuah desa di Distrik Alingar pukul 12.30, lalu sekelompok pria bersenjata datang menghampiri dan langsung menembak mereka," ujar Sarhdai Zwak, juru bicara Gubernur Provinsi Laghman seperti dimuat di News.com.au, Jumat (24/1/2014).
Zwak mengatakan, para penembak langsung kabur meninggalkan lokasi kejadian.
Sampai saat ini, alasan para pelaku menembak mati kelima anak tersebut belum diketahui. Namun, Zwak meyakini hal tersebut dilakukan lantaran para pelaku tidak senang dengan prestasi olahraga yang dimiliki Afganistan.
"Sudah jelas kalau mereka tidak suka melihat prestasi-prestasi Afganistan dalam bidang olahraga. Jadi mereka melakukan tindakan pengecut seperti itu," kata Zwak.
Pada pekan lalu, 4 pesepakbola muda Afganistan juga tewas etelah lapangan tempat mereka bermain dihantam sebuah roket yang diduga ditembakkan oleh kelompok militan Taliban di bagian selatan Provinsi Kandahar, Afganistan.
Bukan kali ini saja anak-anak menjadi korban atas tindakan 'tak berbahaya' yang mereka lakukan.
Pada 2013 lalu, dua kakak-beradik asal Pakistan, Noon Basra dan Noor Sheza, juga tewas ditembak 5 pria bersenjata setelah tersebarnya rekaman video yang menunjukkan gerakan menari mereka di bawah guyuran hujan sambil tersenyum ke arah kamera. (Tnt/Yus)